[09]

399 61 7
                                    

"Minho goblok!"

Serim daritadi mencak-mencak ke Minho, karena Minho tidak mengerjakan soal bagiannya dengan bercanda.

"Kalau ini gak siap besok, gue bakal bunuh lo." Ancam Serim.

Minho mendelik pura-pura takut terus tertawa.

"Hahahah dih gaya lo."

"Mau gue seriusin?" Serim senyum miring buat Minho didepannya kicep kaget.

"Pfffttt hahahaha takut lo?"

"Dih anjir senyum lo creepy mirip om-om pedofil."

Minho berlari terlebih dahulu sebelum Serim melemparkan bantal sofa ke arahnya.
Ia berlari dan bersembunyi dibalik tubuh kecil Jisung yang baru saja menghampiri mereka.

"Jisung tolongin kakak lo, dia kerasukan kingkong."

"Anjing!" Serim melemparkan bantal sofanya lagi tapi melesat dan mengenai Jisung.

"Minggir Sung! Biar gue basmi tuh serangga!"

Minho udah ejek Serim dari tadi karena lemparannya meleset.

"Kak, ayo kita siap-siap." Ucap Jisung tanpa ekspresi buat Serim dan Minho heran.

"Kemana?"

"Males keluar gue diluar mendung. Lo kenapa pakai baju item-item sih kek mau nglayat aja." Tegur Serim ke adiknya yang berpakaian rapi dominan hitam.

Jisung menghela nafas pelan dan menatap sendu ke arah Minho dibelakangnya.

"Kak Minho bersiaplah, gue udah siapin baju di kamar kak Serim."

"Gue juga?" Minho bingung.

"Kita pergi ke pemakaman...

..... kak Changbin."









•|T R I C K Y|•

Padahal baru kemarin mereka tertawa bersama, tapi sekarang mereka tidak akan pernah mendengar tawanya. Lagi-lagi mereka dirundung duka.

"Kenapa ini bisa terjadi? Kenapa harus Changbin?!" Teriak Minho dengan suara parau khas orang habis menangis.

"Hyunjin, apa yang udah terjadi pada Changbin hah?!" Hyunjin memilih diam saja tidak menjawab pertanyaan Minho.

Han yang didekatnya menepuk-nepuk bahu Minho, berusaha untuk menenangkan nya.

Hyunjin bangkit dari duduk nya dan berjalan cepat ke arah Jeongin, sampai dihadapannya ia menarik kasar kerah jas Jeongin hingga ia berdiri paksa. Dapat dilihat Hyunjin sedang emosi.

"Hyunjin?"

"Lo harus tanggung jawab Jeongin!! Gara-gara lo dia jadi meninggal!" Semua orang yang tengah berduka kaget mendengar nya terlebih lagi Minho. Jeongin membelalakkan matanya, ia hendak menjawab tapi Hyunjin memotongnya.

"Lo masukin apa ke minuman kak Changbin? Dia keracunan gara-gara lo!"

"Stop Hyunjin, lo jangan nuduh sembarangan!" Tegur Bangchan.

"Lo tau sendiri dia yang ngasih minuman ke kak Changbin waktu itu, minuman itu beracun! Bisa jadi dia kan yang udah meracuninya?!" Tunjuk Hyunjin ke Bangchan dan Han.

"Gue gak nglakuin itu!!" Jeongin menepis tangan Hyunjin tak kalah kasar. "Lo gak punya bukti, gausah nuduh gue sembarangan!"

"Dia bener Jin, jangan main tuduh teman sendiri."

"Cih teman macam apa yang berani bunuh sahabatnya sendiri?" Hyunjin menanggapi ucapan Han dengan datar.

"Maksud lo apa Jin?" Felix yang daritadi menangis kini bersuara.

"Kenyataannya seperti itu."

Hyunjin meninggalkan pemakaman dan berniat pulang ke rumah.

Arwah Haechan yang sejak tadi sembunyi, ikut melesat pergi bersama Hyunjin.

"Akting lo bagus banget anjay!" Haechan terkagum, bibir Hyunjin membentuk senyum miring menandakan orang yang misterius.

Sepeninggalan Hyunjin, suasana menjadi canggung. Mau berkata sesuatu rasanya tidak enak hati. Jadi sebagian memutuskan untuk pulang.

Hanya tinggal Bangchan, Minho, Han, Seungmin, dan Renjun yang tersisa.

"Ini gak bisa dibiarin, kita harus laporin kasus kak Changbin ke polisi."

"Kemarin polisi dan detektif udah nyelidikin Min. Semua pegawai caffe itu udah diperiksa dan hasilnya tidak ada bukti kalau salah satu dari mereka nyampurin racun. Artinya ada campur tangan dari orang luar yang sengaja buat ini." Jelas Bangchan panjang lebar.

"Tapi kenapa harus Changbin?" Minho berucap tak terima, kenapa harus sahabatnya? Siapa yang sebenci ini pada Changbin?

"Tidak ada yang tau Ho, yang bisa kita lakukan sekarang adalah berhati-hati kalau tidak kita bisa bernasib sama seperti Changbin."

"Maksud lo ada yang mau berusaha nyelakain kita gitu?"

"Nope, apapun hati-hati."

Renjun membisu daritadi, ia membatin ternyata temannya itu pintar ber-akting. Jadi ia pun merasa tidak perlu mengkhawatirkan perbuatan yang telah ia perbuat gara-gara temannya itu.

Ia berharap semoga cukup Haechan saja yang menjadi korban darinya dan temannya itu tidak menyakiti keluarga nya lagi.

Minho berucap pamit pulang terlebih dahulu. Ia memilih jalan kaki untuk pulang, padahal jarak rumahnya cukup jauh.

Cuaca mendung menggambarkan isi hatinya sekarang, ia masih terpuruk dalam kesedihan nya. Cukup menyedihkan pikirnya, hidupnya di isi dengan kehilangan. Minho jadi pasrah, kalaupun ia nanti akan pergi cepat tidak ada yang perlu ia khawatir kan.

Ah Hyunjin..

Minho menepis pikiran pikiran buruknya, belum waktunya untuk menyerah. Ia harus bangkit untuk melindungi apa yang seharusnya ia lindungi.

Lampu merah menyala waktu pejalan kaki untuk menyeberang. Tanpa Minho sadari, sebuah mobil sedang melaju dengan kecepatan tinggi dari jauh menuju ke arahnya dan para pejalan kaki.

Pengemudi mobil itu terlihat kesulitan untuk mengendalikan mobilnya sendiri. Beberapa kali ia menginjak rem tapi tidak ada reaksi apapun, ia baru sadar kalau remnya blong.

"MINGGIR! SIAPAPUN TOLONG MINGGIR!!" Teriak pengemudi itu panik menyuruh orang-orang untuk menjauhi mobilnya.

Para pejalan kaki sontak berlari cepat untuk menyeberang, Minho tersadar akan lamunannya karena teriakan panik disekitarnya.
Jantungnya berpacu cepat, ia ikut berlari ke pinggir jalan untuk menghindari mobil itu.

Kejadian itu berlangsung cepat dihadapannya, dimana mobil itu berbelok cepat dan menabrak lampu jalan.

Bagian depan mobil hancur, asap menyelimuti tempat sekitarnya. Lalu lintas jadi macet, orang-orang terdekat mendekati mobil yang hancur itu guna untuk mengecek keadaan sang pengemudi.

Satu hal yang pasti Minho merasa tak asing dengan mobil itu, ia ikut berkerumun.

Sampai orang yang tergeletak lemas di kursi kemudi menarik perhatiannya. Luka yang terlihat cukup parah.
Minho refleks menutup mulutnya tak percaya setelah mengenali orang itu.

Dia Na Jaemin.

"TRICKY" | StraykidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang