Seungmin daritadi mondar-mandir bingung, ia ingin pergi menyusul teman-temannya untuk menjenguk Jaemin ke Rumah sakit tapi apa dayanya yang lupa tidak bawa uang. Ia berdoa semoga saja hujan uang atau seseorang yang dikenalnya lewat untuk memberinya tumpangan.
Ia teramat menyesal sudah menolak Minho yang menawarinya tumpangan.
Sebuah motor berwarna hitam mendadak berhenti dihadapannya sehingga membuatnya memekik mundur.
Pengemudi itu membuka helm full face nya dan menunjukkan mata sipitnya disaat tersenyum."Mau ke RS? Ayo naik!" Ajak nya ke Seungmin.
Seungmin bernafas lega dan mengangguk semangat.
"Gue kira berangkat awal bareng Felix."
"Awalnya gitu, tapi ada yang ketinggalan." Jawab Bangchan sembari memakai helmnya kembali, ya orang itu adalah Bangchan. "Lo sendiri kok pulang agak telat gini?"
"Ah gue dipanggil pak Seungyoun." Chan ber oh ria menanggapi Seungmin, ah tapi ada yang aneh.
"Tadi gue papasan sama pak Seungyoun, jadi guru kimia itu udah pulang duluan. Lah ini pak Seungyoun yang mana?" Batin Chan sembari menyalakan mesin motornya.
Ia menggeleng, bukan waktunya buat mikir hal nggak penting, pikirnya.
Sampai di rumah sakit, Seungmin masuk duluan dan Chan memarkir kendaraan nya. Niat Seungmin ingin ke kantin rumah sakit untuk membeli sesuatu buat Jaemin. Namun, perhatian nya fokus ke Hyunjin yang duduk di bangku kantin berhadapan dengan Jisung yang sedang makan.
Senyumnya mengembang dan menghampiri mereka. Seungmin mendapat perlakuan berbeda, Jisung menyapanya sedangkan Hyunjin membuang muka, tentu ia merasa jengkel. Seingatnya ia tidak pernah mencari masalah dengan Hyunjin, bicara empat mata saja jarang.
"Baru datang Min?" Tanya Jisung mengawali pembicaraan. Seungmin mengangguk namun kemudian netranya memandang Hyunjin didepannya yang tangah memperhatikan hal lain.
Seungmin berdeham kecil sambil melirik Hyunjin, "Kak Minho.."
"Kak Minho? Kenapa dengan kak Minho?" Tanya Jisung lagi sambil meneguk minumannya dan Hyunjin masih tampak tidak peduli.
"Ah gak jadi." Jisung mendesah kecewa dengan Seungmin yang masih menatap Hyunjin.
Hening, hanya ada suara dentingan sendok dan garpu dari Jisung yang masih menikmati makanannya. Entah anak itu begitu mengawet-awet makanannya.
Sedangkan Seungmin masih setia menatap Hyunjin yang sama sekali tidak peduli dari tadi, tapi di mata Seungmin terlihat dengan jelas tatapan marah.
Sampai dirasa leher Hyunjin kram sebab menoleh terus, hingga akhirnya ia menoleh penuh ke arah depan melihat Seungmin. Kalian mengira Hyunjin akan bertanya? Tapi itu tidak terjadi. Hyunjin memilih acuh dan berdiri dari duduknya.
"Gue cabut dulu."
BRAKKKK
Gebrakan meja membuat Jisung refleks tersedak. Hyunjin pun kaget dengan apa yang dilakukan Seungmin.
Kedua tangan Seungmin mengepal erat setelah menggebrak meja, netranya menatap marah ke Hyunjin."Ada apa sih Mi- EH SEUNGMIN!!" Teriak Jisung karena kaget apa yang sudah dilakukan temannya itu.
Seungmin mendorong kasar tubuh Hyunjin, hingga ia jatuh terjengkang ke belakang.
"Min! Lo kenapa sih? Lepas hei!" Atensi Jisung ingin menarik Seungmin menjauh dari Hyunjin tergantikan dengan Jisung yang terdorong ke belakang sebab Seungmin mendorongnya, seperti tidak mau diganggu.
Hyunjin masih tidak peduli dengan apa yang dilakukan Seungmin padanya, ia cuma sedikit terkejut karena Seungmin dihadapan nya berani melakukan kekerasan seperti ini karena Seungmin yang dikenalnya selalu menjaga image nya didepan orang lain.
"Gue ada salah apa ke lo hah?!" Teriakan Seungmin mengundang perhatian beberapa orang yang ada di kantin. Ia sudah menahan ini sejak lama ketika bersama Hyunjin. Jisung dibelakangnya berusaha menenangkan nya, tapi ia tetap terdorong ke belakang.
Seungmin mengeratkan pegangannya pada kerah baju Hyunjin karena ia masih tidak menanggapinya. Seungmin perlahan melepaskan pegangannya dan tersenyum miring, ia beringsut maju untuk membisikkan sesuatu pada Hyunjin.
"Setelah kak Changbin, jangan harap lo bisa abaikan gue lagi.. anak indigo."
Hyunjin melotot marah dan langsung menonjok rahang Seungmin. Darah mengalir di sudut bibir Seungmin, sungguh kekuatan Hyunjin tidak main-main.
Seungmin berbalas menonjoknya, hingga Bangchan dan Minho yang baru datang harus ikut turun tangan memisahkan mereka. Jisung memilih mundur dan menghubungi seseorang, yaitu kakaknya.Tidak membutuhkan waktu lama, Serim datang juga diikuti dengan Felix dibelakangnya.
"Ada apa ini?" Mereka berdua ikut membantu.
Seungmin dan Hyunjin berhasil mereka pisahkan. Jisung akhirnya bisa bernafas lega dalam keadaan ini.
"Sorry, gue gak bisa nahan emosi." Seungmin berniat untuk menjabat tangan Hyunjin, tapi Hyunjin hanya melenggang pergi begitu saja meninggalkan mereka.
"Biar gue susul." Minho yang selaku dekat dengan Hyunjin pun turun tangan untuk menenangkan nya.
Bangchan menarik Jisung menjauh untuk menanyainya soal kejadian tadi, sedangkan Serim dan Felix memilih menenangkan Seungmin dan mengobati lukanya.
"Apa yang terjadi sih Min? Sampai baku hantam kek gitu." Seungmin menyengir kecil karena pertanyaan Felix.
"Shh.. abisnya gue dicuekin mulu sama Hyunjin. Kesel gue, tiap gue bicara dia selalu aja gitu ke gue." Ringisnya karena lukanya ditekan oleh Serim.
"Udah tau itu sifat Hyunjin."
"Gue kebawa emosi jadinya." Jawab Seungmin.
Disisi lain Minho mengajak Hyunjin untuk duduk di ruang tunggu. Hyunjin menurut saja ketika Minho memplester lukanya.
"Lo-"
"Jangan dekat-dekat sama Seungmin! Dan kalau bisa... Jauhi gue."
Hyunjin memotong ucapan Minho dengan raut wajah serius.
"Maksud lo apa?" Minho dibuat bingung dua kali, yang pertama karena Hyunjin bisa-bisanya bertengkar dengan Seungmin dan kedua ia disuruh untuk menjauhinya. "Jangan ngelantur deh."
Hyunjin bingung mau menjelaskan apa ke Minho yang pasti dia tidak mau Minho ikut terkena imbasnya.
"Karena Seungmin itu berbahaya kak."
KAMU SEDANG MEMBACA
"TRICKY" | Straykids
Fanfiction"Udah gue bilang jangan percaya sama mereka!" -Hj Ft nct dream