Suara Televisi mendominasi kamar Renjun, ia membiarkan lampu kamarnya mati agar kegelapan dapat menyelimutinya. Matanya fokus ke acara televisi yaitu drama, sungguh membosankan pikirnya tapi Renjun tetap memaksa fokus sambil memakan mie ramyeon nya.
Renjun sebenarnya berniat ingin menjenguk Jaemin bersama yang lain, tapi ia urungkan saat tahu salah satu temannya ikut, teman yang sangat ia hindari.
Ting!
Ada pesan masuk, ia pun buru-buru membuka ponselnya dan melihat siapa yang mengirim pesan. Ah tidak, ia menyesal telah membuka pesan itu.
Renjun mengenggam kuat ponsel nya hingga sela-sela jarinya memutih ketika membaca pesan itu.Ponsel milik Renjun jatuh begitu saja dan ia mengusak rambutnya gusar, tanpa membalas pesan itu.
Sungguh Renjun ingin berhenti berbuat hal itu lagi!
Ia ingin terbebas!
Namun apa dayanya? Nasib keluarganya ada ditangannya. Bayangkan saja ia punya keberanian untuk memberontak, dapat dipastikan teman yang mengirim pesan itu padanya akan langsung membunuhnya dan juga keluarga nya.
Teman adalah orang terdekat yang siap menemani kita dimana saja, tapi tidak bagi Renjun. Ia menyesal mengenalnya lebih jauh, dan Renjun juga menyesal karena terlalu mempercayainya hingga membuatnya membenci dirinya sendiri sampai sekarang.
"Ya Tuhan..." Renjun berucap pasrah sambil menutup wajahnya menggunakan kedua tangan.
"Gue g-gamau bunuh orang lagi."
Lalu, ia pun mulai menangis.
•|T R I C K Y|•
Hari Minggu adalah hari yang bebas, namun tidak bagi seorang Han Jisung, karena ia harus bekerja disaat hari libur saja. Han sekarang tinggal sendirian, dimana orang tuanya? Ia saja tidak tahu, maka dari itu Han sendiri bekerja untuk dirinya sendiri. Sebuah keuntungan baginya bisa bekerja di restoran ayam yang dikenal ramai, upahnya pun lumayan.
Usai mengantar pesanan ke pelanggan, ia buru-buru mencatat menu yang dipesan pelanggan lain, ya dia seorang pekerja paruh waktu.
Panas matahari makin terasa membuat pemuda itu berkali-kali mengusap keringat yang mengalir di pelipisnya. Han menggeram rendah disaat orang yang ditunggu nya sejak tadi pagi belum datang.
"Yo, Icung!!" Seseorang menyapanya dari ambang pintu masuk. Han langsung menghampiri mereka.
"Itu nama panggilan gue ya njing!" Pemilik nama yang sama dengan Han namun beda marga itu teriak tidak terima.
"Suka-suka gue." Jawab Jeongin tak kalah berteriak, Jeongin ikutan sensitive sama seperti Felix waktu itu.
Han menggeplak kepala mereka satu-satu.
"KENAPA GUE JUGA KENA BANGKE?" Kata Felix tidak terima atas perlakuan Han, padahal ia daritadi diam saja.
"Kalau kalian ribut jangan disini ye, noh lapangan luas. Ganggu ae."
Yang sebenarnya mengajak untuk kumpul disini Han sendiri, tapi dia juga yang marah, aneh.
"Han lo kan ganteng nih." Celetuk Jeongin, Han cuma menaikkan alisnya heran. "Jadi ini semua gratis ya?"
"Enak aja lo, nanti gue digaji pakai apa? Ya bayar lah!" Kesal Han, mereka niatnya mau mengerjakan tugas bersama dan Han sendiri yang mengajak mereka untuk berkumpul di restoran tempat ia bekerja. Kan enak tuh sambil nyemil, pikirnya.
"Halah sekali-sekali ye, gue gak pernah kok utang makanan." Bujuk jeongin lagi.
"Pala lo gak pernah?! Sering anjir!" Jisung ikut membela Han.
KAMU SEDANG MEMBACA
"TRICKY" | Straykids
Fanfiction"Udah gue bilang jangan percaya sama mereka!" -Hj Ft nct dream