[29]

735 58 7
                                    

Minho gila!

Felix berkali-kali berteriak begitu tapi pemuda penyuka kucing itu tampak tak mendengarkannya. Bangchan yang tak tahan dengan teriakannya mengeratkan pegangannya ke kedua tangan Felix hingga ia meringis sakit.

Mereka bertiga tengah menaiki tangga, Minho didepan sedangkan Bangchan dan Felix mengekor dibelakangnya. Ini merupakan keputusan Minho 5 menit yang lalu.
Sampai dirooftop, Minho berbalik dan menatap Bangchan yang masih dalam posisi sama dengan Felix sebagai sandera setianya.

"Lo bilang gue harus mati kan? Kalau gitu, lo harus janji sama gue." Ucap Minho penuh keyakinan.

"Kak! Apa-apaan ini! Gue gak terima!" Felix tetap mengelak, ia tak menginginkan hal ini terjadi. Mengorbankan diri sendiri demi menyelamatkannya dari Bangchan, itu yang direncanakan Minho.

"Lix, ini keputusan pribadi gue." Minho menatap manik mata Bangchan yang menggambarkan sedikit ceria. "Kalau ini bisa buat Bangchan lega dan buat dia berhenti bunuh orang, bakal gue lakuin."

Sebenarnya Minho tidak yakin dengan tindakannya sendiri. Hatinya gelisah dan disisi lain ia ingin temannya itu selamat dari Bangchan. Bahkan sekarang tangannya gemetar ketika memegang pembatas rooftop.
Ia berdiri membelakangi Felix dan Bangchan, angin malam yang menerpa wajahnya buat Minho semakin takut. Tinggal satu dua langkah dari pijakannya, Minho bisa jatuh dari ketinggian ini.

Kepala Minho pusing luar biasa. Ia memejamkan matanya kuat-kuat untuk melawan rasa takutnya terhadap ketinggian. Entah kenapa sekarang ia tidak terlalu takut menghadapi ketinggian seperti ini.

"Chan, lo harus janji bakal lepasin Felix maupun teman kita yang lain. Dan lo gak akan pernah berbuat jahat lagi. Tolong hargai gue yang ajalnya udah dekat."

Minho menarik nafasnya pelan-pelan, tak disangka kematiannya sama seperti temannya Haechan dengan melompat dari rooftop ini.

"Dan satu lagi, kalau dimata lo gue salah, tolong maafin gue. Dimasa lalu dan juga sekarang. Jangan benci orangtua gue."

"Kak!! Kak Minho!! Jangan kak!" Felix teriak kuat-kuat untuk menyadarkan Minho akan perbuatannya. Ia meronta namun apa daya Bangchan masih tak membiarkannya pergi.

"Jaga diri lo lix, sampaikan maaf gue ke yang lain."

"Gak! Pergi dari sana kak Minho!!"

"Berisik bangsat." Bangchan murka dan menendang kaki Felix agar diam.

Sekelebat memori masa lalu Minho muncul dihadapannya, dirinya yang tertawa bersama Hyunjin dan Changbin ditempat ini, ia dan Bangchan yang saling membantu, dan juga kebersamaannya dengan yang lain. Apa ini yang dirasakan oleh orang yang putus asa?

Minho membuka matanya perlahan dan mencoba menulikan pendengarannya karena teriakan Felix.

Tiba-tiba suara sirine mobil polisi terdengar mendekat dan benar saja mobil polisi telah memasuki halaman sekolah.

Bangchan membelalak terkejut dan Felix yang tadinya hampir menangis berubah senang.
Minho jadi mengurungkan niatnya untuk melompat. Siapa yang memanggil polisi?

"Apa yang udah lo lakuin sialan?"

"Kak Minho!!"

Yunseong datang bersama Jeongin. Bangchan yang murka langsung melepaskan Felix dan berlari kearah Minho yang masih berdiri dipembatas rooftop.
Bangchan mendorong Minho dengan kuat, tapi Minho berusaha sekuat tenaga untuk bertahan. Tubuh Minho terhuyung ke belakang namun masih bertahan.

Bangchan mengangkat tinggi-tinggi pisaunya dan mengarahkan ke wajah Minho. Beruntung, Yunseong menendang Bangchan dari arah samping sampai Bangchan pun terpisah dari Minho.

Minho yang kehilangan keseimbangan dengan cepat ditarik Jeongin untuk menjauh dari sana.

"Lo harus mati Lee Minho!"

Yunseong geram dan menendang tepat didada Bangchan dengan tenaga tak main-main.

"Lo aja yang mati."

"Yunseong stop." Yunseong menoleh ke Minho dan kesempatan itu tak dilewatkan oleh Bangchan untuk menyerangnya.

"Awas!"

Bangchan gagal untuk menusuk jantungnya, justru bahu Yunseong yang kena.

"Turunkan senjatamu Christoper Bangchan!" Polisi sudah sampai dirooftop lengkap dengan pistol yang mengarah ke Bangchan tentunya.

Ditengah rasa sakitnya, Yunseong malah menyeringai ke arah Bangchan yang masih menempatkan pisau dibahunya. Hal kecil itu tentu buat Bangchan semakin marah dan hendak berbuat lebih jauh lagi. Namun sayang, ia telah kalah.

Dengan jumlah polisi yang lebih, Bangchan berhasil ditahan walaupun awalnya ada perlawanan.
Wajahnya merah karena marah tapi Bangchan tetap diam tak mengucapkan sesuatu seperti meminta untuk dilepaskan.

Polisi jalan membawa Bangchan yang tidak memutuskan kontak mata dengan Minho. Dari jauh Minho memandang temannya iba. Mau tak mau ia harus mengesampingkan rasa itu demi keadilan.

"Yunse, lo gapapa?"

"Goblok! Lo gak lihat luka gue?" Jawab Yunseong sambil menunjukkan bahunya yang berdarah ke Felix.

"Syukurlah semua udah selesai, gue takut banget huhu." Rengek Jeongin dan pemuda itu memeluk Minho dari belakang.

"Beruntung kalian datang tepat waktu, kalau gak ya begitulah.." Ganti Felix yang menatap Minho yang menunduk entah kenapa.

"Emm kak Minho.." Minho melirik Jeongin menunggunya untuk melanjutkan kalimatnya. "Kak Minho tenang aja, Seungmin juga udah ditangkap."

Minho hanya diam tak menjawab. Hatinya masih gelisah tanpa tahu apa penyebabnya. Harusnya ia merasa lega karena pelaku sudah ditangkap, sejak kedatangan Yunseong dan Jeongin firasat buruk telah memenuhi hatinya.

"Dan maaf.. kita gak bisa nyelamatin kak Changbin."

Demi Tuhan, Minho kembali kena tusukan batin. Bukan hanya dia, Felix juga merasakannya.

"A-Apa?" Jeongin mengangguk sedih. Sontak Minho melemas ditempat.

"Maksud lo apa? Kak Changbin kan udah-"

"Sebenarnya kak Changbin masih hidup Lix, tapi Seungmin membunuhnya."

Raut wajah Felix masih menggambarkan minta penjelasan sedangkan Minho menangis dalam diam. Dengan berat hati, Yunseong menceritakan semuanya soal Changbin yang keberadaannya dirahasiakan.
Rasanya seperti dua kali kehilangan.
Felix tak kuat menahan air matanya lagi begitu juga Jeongin.

"Alangkah baiknya kalau gue juga mati." Minho tersentak karena merasa perkataan dari Yunseong adalah untuknya. "Gue tahu lo sekarang berpikir gitu kak Minho."

Ah itu memang benar, kalau Minho jadi lompat mungkin sekarang dia sudah bertemu dengan Hyunjin, Changbin, maupun temannya yang lain disana.

"Tapi jangan lupa, lo gak sendiri disini kak. Jangan bikin kita kehilangan lagi. Kita merasakan hal yang sama."

"M-Maaf, gue bener-bener yang terburuk."  Minho menjawab disertai isakan kecil.

"Dah, ayo turun. Kita lihat keadaan dibawah." Ajak Yunseong kepada mereka.

Karena rasa kehilangan yang begitu besar membuat mereka tak bisa merasakan rasa senang karena pelaku berhasil ditangkap.

"TRICKY" | StraykidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang