Prolog

74 9 0
                                    

Assalamualaikum^

Ini cerita aku tulis saat Ramadhan kemarin. Semoga suka^ Insya Allah bermanfaat:)

***

"Wah istri Ustadz Faiz ya?" Wanita berbalut mukena itu mengangguk singkat dengan tatapan datar.

"Kalo begitu Ustadzah saja yang jadi imam terawih," celetuk salah satu ibu-ibu yang ada di dalam mushala.

Ramadhan kali ini mesjid yang biasanya menjadi tempat percakapan dengan Tuhan mereka, kini, masih berada dalam tahap renovasi. Akan lebih diperluas mengingat penduduk komplek makin bertambah. Maka dari itu, ibu-ibu komplek harus memakai mushala kecil sampai mesjid itu selesai direnovasi. Kali ini bukan laki-laki yang akan menjadi imam melainkan seorang wanita yang baru pertama kali menginjakkan kakinya di mushala ini.

Anna namanya. Istri Faiz Ramdani, seorang Ustadz tersohor. Mereka baru menikah, menikah akibat perjodohan dari keluarganya. Berat untuk Anna namun ikhlas bagi Faiz, menurutnya pilihan orang tua yang terbaik.

Anna meneguk salivanya perlahan. Ia memandang ke sisi kanan dan kirinya. Banyak sekali yang menatapnya penuh harap untuk ia berdiri seorang diri di depan untuk menjadi imam.

"Ah, saya merasa tidak enak. Bacaan saya belum fasih. Haha." Anna memutar bola mata malas ke arah lain.

Tentu Anna langsung menolaknya. Kalo ia sengaja menyetujuinya bisa-bisa dia ditertawakan semua orang di sini. Jujur saja Anna belum bisa baca qur'an. Apalagi menghafal beberapa surah pendek.

Sesaat kemudian munculah wanita yang sepantaran dengan Anna. Ia mengajukan diri sebagai imam terawih. Semua merapikan saf-nya dan memulai berturut kata dengan Tuhan diawali dengan takbir.

Satu jam lebih telah berlalu. Anna segera pulang dengan wajah yang membeludak kesal. Ia sedikit membanting pintu sampai Faiz tersentak.

"Kenapa?" Heran Faiz. Ia berdiri menghampiri istrinya yang menyilangkan kedua tangannya.

"Ini gara-gara kamu! Kenapa kamu nerima perjodohan ini?"

Faiz semakin penasaran apa yang membuat Anna bisa semarah ini. Walau pernikahannya baru berjalan tiga hari, namun baru kali ini Anna berani membentaknya.

"Ada apa? Pelan-pelan ... gak enak sama tetangga Na," kata Faiz dengan lembut.

"Tadi di mushala, aku disuruh jadi imam terawih! Gara-gara kamu Ustadz aku harus jadi pura-pura Ustadzah! Nyesel aku gak kabur aja pas kita nikah!" Anna berjalan gusar melewati suaminya begitu saja. Anna mengurung diri di kamar memendam kekesalannya. Ia tidak mengerti hidupnya akan serunyam ini saat menikah dengan Faiz. Seorang ustadz yang membuat dirinya selalu harus pura-pura menjadi ustadzah.

Faiz membuka pintu kamarnya mendapati Anna tengah selunjuran. Mukena masih melekat pada tubuhnya. Faiz berjalan dan mengambil sajadah dari lemari. Ia menggelar di pinggir ranjangnya.

"Ayo, aku ajarin kamu ngaji." Faiz terduduk sambil meletakan Al-qur'an pada tempatnya.

"Gak! Buat apa?!" Anna memalingkan wajah kesalnya ke arah lain.

"Biar kamu gak perlu pura-pura jadi Ustadzah."

***

Aku tau apa yang harus dilakukan pembaca untuk sekedar menghargai penulis di cerita ini.

Votenya jangan ditinggalkan ya^

Romansa Cinta AnnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang