Chapter 6

311 61 90
                                    

"Bangun, Chanyoung-ah."

Gundukan selimut itu bergeming seolah-olah manusia di bawahnya hanya manekin.

"Ya, cepat bangun."

Masih tidak ada tanda-tanda Chanyoung mendengarkan. Danbi berdecak. Ujung kakinya mengetuk-ngetuk lantai dengan tidak sabar.

"Kau tidak mau bangun?" tanya Danbi, nadanya tak acuh. "Baiklah, kalau begitu aku akan pergi dengan Chanyeol sa—"

Nyaris seketika, Chanyoung menegakkan punggungnya duduk seolah seseorang menekan tombol putar di ubun-ubunnya. Ia memutar badannya dan turun dari tempat tidur, lalu berderap ke kamar mandi dan membanting pintu.

Danbi menyengir.

Lima belas menit kemudian, Chanyoung yang sudah mencuci muka, menyikat gigi, dan berganti pakaian, tapi tidak repot-repot menyisir rambutnya, duduk di kursi penumpang belakang sambil memicing jengkel pada Danbi di balik kemudi lewat kaca spion dalam. Tapi, tatapan semacam itu entah sejak kapan sudah tidak mengancam lagi.

"Kau akan terus menggunakan senjata itu sekarang?" gerutu Chanyoung.

"Selama itu efektif," balas Danbi riang, "kenapa tidak?"

Menyebut-nyebut Chanyeol selalu membuatnya patuh. Kadang ia merasa tidak enak, terutama memikirkan kalau Kyungsoo pasti menentang cara manipulasi seperti ini, tapi ia meyakinkan diri sendiri; kan ia hanya melakukannya kalau terpaksa, tidak selalu....

Sabuk pengaman Chanyoung mengunci dengan suara klik yang lebih keras dari seharusnya. "Kuharap kau tersedak makan siangmu hari ini," kutuknya.

Danbi menolehkan kepalanya untuk melempar seulas senyum manis. "Sudah siap? Let's go."

Syukurlah besok Danbi bekerja dengan Chanyeol. Pemikiran itu membuat perasaannya seketika lebih baik.

***

Pekan Chanyeol dimulai dengan cukup santai—jadwal pertama mereka hari itu wawancara untuk acara Starnews. Beberapa hari yang lalu mereka sudah merekam sedikit kegiatan di balik layar, dan baru hari ini pemeran drama punya waktu untuk wawancara dan promosi. Drama itu sudah memasuki minggu keempat penayangan. Sejauh ini ulasannya tidak mengecewakan.

Sebagian popularitasnya tentu saja karena Chanyeol dan Jinhye bertemu lagi di layar kaca setelah debut gadis itu tiga tahun yang lalu. Pada masanya, drama keluarga itu mendapat perhatian yang cukup besar dan Jinhye banyak dibicarakan sebagai artis baru menjanjikan sekaligus artis baru yang menumpang nama besar Chanyeol. Danbi menebak, sekarang pun masih begitu.

"Bagaimana rasanya bertemu lagi dengan Jinhye-ssi?"

Tuh, kan, Danbi membatin pada diri sendiri. Pertanyaan itu sudah seperti pertanyaan wajib.

Sebenarnya Danbi sudah menerima salinan pertanyaan yang akan ditanyakan, jadi seharusnya ia tidak terkejut.

"Di satu sisi menyenangkan, karena aku sudah mengenalnya dan tahu bagaimana dia bekerja." Chanyeol menoleh ke arah Jinhye dan mereka sama-sama tersenyum. Lalu, Chanyeol kembali menatap pewawancaranya. "Di sisi lain, juga gugup, karena Jinhye-ssi juga mengenalku dan tahu kelemahanku."

"Omong kosong," sela Jinhye, mengibaskan satu tangannya. "Satu-satunya kelemahannya adalah terlalu keras dengan diri sendiri."

Mereka berdua sama-sama tertawa pelan sambil melirik satu sama lain. Danbi nyaris bisa melihat tatapan penuh cinta mereka untuk satu sama lain—tapi itu bisa jadi itu karena ia tahu mereka berdua berkencan.

"Ada yang ingin dikatakan pada penggemar?"

Jinhye menyampaikan pertanyaan singkatnya dan mengucapkan selamat tahun baru yang terlambat, lalu pewawancara beralih pada Chanyeol.

Dead Ringer [on hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang