Chapter 10

239 52 57
                                    

Kepala berita di koran itu ditulis tebal dan besar-besar; Aktris Baek Jinhye Bunuh Diri.

Seminggu setelah kematian Baek Jinhye (26), penyelidik mengumumkan penemuan surat terakhir yang ditulis sang aktris sebelum menemui ajal.

Salah, surat itu tidak ditemukan, melainkan dikirim ke kantor polisi entah kapan dan dari mana. Tapi, mungkin mereka memutuskan untuk mengubah keterangan itu di detik terakhir.

Danbi membaca sekilas sebagian isi berita sampai nama Chanyeol disebutkan, lagi-lagi, di bagian akhir. Sejauh ini Danbi tidak pernah menemukan artikel, berita, maupun ulasan kematian Jinhye yang tidak menyebut-nyebut Chanyeol.

Aktris Baek Jinhye ditemukan tewas di kediaman lama keluarganya minggu lalu bersama aktor Park Chanyeol (29), yang dikonfirmasi menjalin hubungan pribadi dengannya tidak lama sebelum kematiannya.

GT Entertainment selaku agensi yang menaungi Park Chanyeol menghentikan sementara seluruh aktivitasnya di dunia hiburan. Sumber terakhir menyebutkan Park Chanyeol menjalani terapi setelah menunjukkan tanda-tanda gangguan ingatan dan stres pascatrauma. (Park Chanyeol: Drama Di Belakang Layar, lih. halaman 5)

Danbi membaca artikel di halaman lima, yang lebih-kurang intinya sama seperti lusinan artikel lainnya yang ia baca dari berbagai media cetak. Artikel itu membahas kehidupan Chanyeol dan peristiwa kehilangannya yang dimulai bahkan sebelum namanya dikenal oleh publik. Semakin banyak yang Danbi baca, semakin marah rasanya. Kesannya seolah-olah kematian Baek Jinhye hanyalah satu lagi tragedi dalam hidup Chanyeol yang malang.

***

Meskipun kepolisian sudah mengumumkan tentang surat bunuh diri Jinhye, kenyataannya mereka belum mengakhiri penyelidikan. Di depan kamar rumah sakit tempat Chanyoung dirawat, selalu ada seorang petugas berseragam yang berjaga di depan. Mereka bilang itu bermaksud untuk berjaga agar orang luar tidak sembarang masuk, tapi Danbi merasa petugas itu ditempatkan lebih untuk menjaga agar orang di dalam tidak keluar.

Chanyoung sedang berkutat dengan ponsel ketika Danbi masuk. Dokter sudah melepas perbannya dan ia tampak seperti pertama kali Danbi melihatnya—seperti Park Chanyeol. Televisi di dalam ruangan itu menyala, tapi suaranya disunyikan. Walaupun Chanyoung tidak berkata terang-terangan, Danbi tahu laki-laki itu merasa sesak dikurung di sana.

"Mereka sudah mengirim surat panggilan," Danbi memberitahunya.

Chanyoung bergeming, nyaris seperti ia bahkan tidak menyadari Danbi di sana.

"Kita harus menghadiri interogasi lusa."

Ketiadaan jawaban ini sudah sangat biasa.

"Kurasa sebaiknya kita menyiapkan diri," usulnya. "Menyamakan cerita..."

"Kalau mereka sudah memutuskan bahwa aku pembunuh," Chanyoung menyela tanpa mengangkat wajah, "maka aku adalah pembunuh. Untuk apa kau bersusah payah?"

"Benarkah itu?" tanya Danbi. "Benarkah kau membunuhnya?"

"Ya."

Danbi meneguk ludah. Pertanyaan selanjutnya yang sesuai dengan prosedur adalah "bagaimana", tapi Danbi tidak ingin tahu soal itu. "Kenapa?"

Chanyoung menurunkan ponsel, tapi pandangannya tetap terarah lurus pada televisi yang bisu alih-alih menatap Danbi. "Kenapa kita menyakiti orang lain?" Suaranya datar dan tenang. "Sebaliknya, kenapa juga kita tidak bisa?"

***

Setelah berminggu-minggu tinggal bersama orang lain, kembali ke rumahnya sendiri terasa dingin dan sepi. Danbi akhirnya mengeluarkan surat Jinhye dan buku harian merah itu dari lacinya. Ia terus menunda membacanya, tapi rasa penasarannya menang.

Dead Ringer [on hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang