Bel istirahat telah berbunyi Reta, Neta dan Hana langsung menuju ke Kantin terbuka, mereka langsung memesan semangkok bakso, untungnya mereka tidak perlu mengantri terlalu lama karena mereka sudah mengantri duluan
"duduk di mana nih" ucap Hana.
"di tempat biasa kita duduk"
Kami bertiga selalu memilih tempat duduk di pojok.
"oh iya Reta tadi kamu kenalan sama bintang kan" ucap Neta sambil menguyah bakso.
"iya, emang kenapa?"
"hati-hati lo"
"hati-hati kenapa?"
"hati-hati suka" ucap Hana sambil tersenyum.
"ya enggak lah"
"jangan bilang enggak, agaknya Bintang suka sama kamu lo Ret"
"mulai ngawur itu mulut kalau ngomong"
"eh ambilin sambel dong Ret" ucap Hana
"keliatan tau dia suka sama kamu" ucap Neta kembali.
"buktinya apa?"
"buktinya dia milih tempat duduk di belakangmu"
"Ya karna tempat duduk di belakang kita emang bangku kosong kan"
***
Selang beberapa menit Bintang datang
"boleh gabung gak?" Ucap bintang.
Aku dan teman teman sontak kaget saat Bintang datang dan memilih bergabung
"Tentu boleh ganteng" jawab Neta dengan kecentilan
"makasih ya"
Bintang langsung menarik kursi dan duduk dekat Reta. Seketika suasana menjadi hening setelah kedatangan Bintang
"kenapa pada diam? Apa aku ganggu" ucap bintang
"enggak kok Bin hanya saja kita kehabisan topik untuk ceritaa aja" ucap Reta
"gini aku punya cerita"
"apa itu ganteng?" Neta menjawab.
"sesosok pohon apel yang selalu ada untuk seorang perempuan. Entah mengapa aku menyukai cerita ini"
"cerita apaan tu? ngarang pasti. Denger judulnya aja aneh" ucap Hana
"dengerin dulu" jawab Bintang
"pohon apel ini sudah lama kenal dengan perempuan ini, pohon apel ini selalu ada, lambat taun pohon apel ini mulai suka dengan perempuan ini tapi ia lebih memilih diam karena apa, karena dia adalah seorang pohon. Dia berfikir lagi tidak mungkin sebatang pohon menyukai manusia. Perempuan itu setiap hari datang dan curhat kepada si pohon. Tapi ternyata pertemuan itu adalah pertemuan yang terakhir kalinya dengan si perempuan itu. Karena si perempuan itu mengidap penyakit sehingga ia tak bisa bermain lagi, pohon apel bersedih ia tak tau harus bagaimana. Lalu tiba tiba semesta mendengarkan risauan hatinya, dan pohon apel itu berubah menjadi seorang manusia yang ganteng dan keren.
Bintang sengaja berhenti sejenak sehingga membuat Reta, Neta dan Hana penasaran.
"kenapa berhenti?" ucap Reta.
"sengaja aja"
"kenapa?"
"karena aku pengen tau aja, kamu dengerin atau tidak"
"kamu? berarti kita gak di anggep dong..." ucap Hana dengan nada kesal.
"eh iya salah, maksudku kalian" ucap Bintang.
"ayo lanjutin" jawab Neta.
"setelah pohon apel berubah menjadi manusia, ia langsung menemui perempuan itu di rumahnya, tapi sayangnya setelah sampai di rumah. Si perempuan telah tiada"
"Lalu" ucap Reta
"udah selesai"
"kasian banget ya nasib si pohon, dia udah seneng bisa berubah jadi manusia demi si perempuan, eh abis itu si perempuannya meninggal" ucap Neta lagi.
"Itu cuma cerita kali, gk usah lebay" jawab Hana.
"sedih tau... coba kamu bayangkan kalau kamu yang jadi pohon pasti sedih"
"eh udah kenapa jadi mbahas pohon, mending bakso kalian itu habisin abis ini kita mau masuk nih kurang 10 menit lagi" ucap Reta.
"Han Hana" panggil Neta.
"kenapa Net?"
"kamar mandi yuk belet pipis nih"
"ganggu orang makan bakso aja nih!"
Saat Neta dan Hana pergi
Bintang tiba tiba mengambil tisu banyak."Bin kamu kenapa?"
"enggak ini aku sedang pilek"
"yakin?"
"iya"
"itu mukamu pucet lo" ucap Reta dengan nada cemas.
"udah gk usah cemas, aku cuma pilek" jawab Bintang dengan senyum.
Saat tangan bintang ingin menyentuh tangan Renta, tiba-tiba bel tanda masuk berbunyi. Secara cepat-cepat Renta langsung berdiri dari tempat duduk.
"ayo Bin udah bel nih"
"ayo masuk ke kelas"
"oo iya Ta" panggil Bintang.
"kenapa Bin?"
"aku ke kamar mandi dulu ya"
"oo iya"
Bintang buru-buru lari masuk ke dalam kamar mandi ia membersikan sisa-sisa darah yang keluar dari hidungnya dan meraup wajahnya dengan air.setelah semuanya telah benar-benar bersih Bintang segera keluar dari kamar mandi dan segera masuk ke dalam kelas.