bab 3

338 29 0
                                    

"bintang mana ya kok gak masuk ke kelas" ucapku lirih sambil melihat ke arah jendela.

Neta yang berada duduk di sebelahnya merasa aneh dengan Reta ia nampak gelisah.

"kenapa Ret?" tanya Neta.

"bintang kok gak masuk ke kelas ya Net?"

"cie nyariin bintang"

"eee... aaa... bukan itu maksudtku" jawabku dengan bingung

"mungkin abis ini masuk"

Selang beberapa menit Neta mengucapkan kata itu, tiba-tiba Reta melihat wajah Bintang sedang jalan menuju ke kelas.

"itu Ret dia udah dateng lo" ucap Neta iseng

"udah-udah lanjutin ngerjain tugasnya"

***

Bel berbunyi pertanda pelajaran telah selesai dan waktunya pulang.

Reta yang tengah merapikan bukunya tiba tiba di panggil oleh bintang

"Reta"

Aku pun menoleh ke arah bintang "apa?"

"Rumahmu di mana?" Tanya bintang dengan to the point

Reta seketika menatap mata bintang

"Emm kenapa ret?, gak boleh ya?"

"Untuk apa kamu nanya hal itu" ucap reta sambil meninggalkan bintang

Lo lo kok aku di tinggal

Bintang pun tetap mengejar Reta
"Gimana? Mau gak aku anter?"

Reta pun berhenti dari langkahnya

"Hem... enggak deh bin, aku bisa pulang sendiri, lagian aku juga bawa sepeda kok"

Bintang pun tersenyum.
"Ya sudah gpp mungkin enggak sekarang, hati hati ya"

Bintang pun meninggalkan reta dan mengambil mobil yang ada di parkirannya

Reta yang melihat kepergian Bintang merasa ada yang aneh dengan ucapannya mungkin gak sekarang
"Apa sih aneh banget"

Tanpa pikir panjang reta mengambil sepeda yang ia parkirkan dan segera pulang ke rumah.

***

"Akhirnya Reta sampai juga di rumah" ucap reta dengan kesedihan.

Sesampai di ruang keluarga Reta melihat dan memeluk fotonya dengan sang ibu
"Aku kangen ibu" ucap reta lirih

Flasbck on
Reta di tinggalakan oleh ibunya semenjak perpisahan itu. Ibunya mengalami sakit sehingga sang ayah tega mencari perempuan lain, karena ayah tidak mau mengurus ibu yang sedang sakit keras dan waktu itu reta masih ber umur 9 tahun. Reta masih ingat kejadian memilukan itu.
Flashback off

"Ibu yang tenang ya di sana, Reta sayang ibu" ucap reta sambil mengecup foto itu

Rumah kecil yang di huni Reta sepi tidak ada kehidupan di dalamnya
Ya Reta tinggal sendirian ayahnya lebih memilih keinginan istri barunya dia tidak ingin tinggal dengan aku wanita tidak di untung

Reta masuk ke dalam kamar, dan membersihkan diri setelah itu ia menyiapkan makan untuk dirinya sendiri

"Ya uang tinggal segini pemberian dari ayah" ucap lirih reta yang melihat isi dompetnya

Walaupun ayah sekejam itu tapi dia masih memikirkan anak kandungnya itu, setiap bulan reta di kirimkan uang bulanan untuk keperluan reta.

"Aku harus hemat"

***

Saat Reta sedang bersih bersih tiba tiba ada yg mengetuk pintu rumah

Reta pun mengintip dari jendela kamar
Bintang batin Reta

Retapun membukakan pintu.
"Kamu kok di sini?"


Kaget ya" ucap Bintang sambil tersenyum

"Duduk dulu"

"Oh iya ini buat kamu Ret" Bintang menyodorkan bingkisan ke Reta

"Apa ini?"

"Aku beliin nasi goreng, mie ayam, sama ayam geprek, di makan ya"

"Makasih ya" reta pun tersenyum

Keheningan pun datang saat kedua mata dua insan saling menatap.

"Bintang" ucap Reta

"Kenapa reta?"

"Kalau boleh tau, kamu tau alamat rumahku dari mana?"

"Em... rahasia dong" ucap bintang dengan sok cool

"Apaan sih" Reta pun tertawa dengan
Jawaban aneh bintang.

***

Jam dinding menunjukkan pukul 6 sore itu tandanya Reta bersiap siap untuk bekerja, reta bekerja di sebuah toko bunga florer

Selamat datang di toko kami, pelanggan puas kita berkah

Ucap salah satu karyawan

"Ada yang bisa saya bantu"

"Lo Reta..." ucap seorang paruh baya

Reta pun terdiam saat melihat siapa yang memanggilnya, dia adalah Ayah reta.

"

Ngapain kamu di sini" ucap sang ayah

"Mau pesan bunga apa?" Ucap Reta dengan malas

"Ngapain kamu ada di sini!!"

Reta pun memanggil temannya untuk mengganti posisi sementara.

"Reta tunggu" sang ayah pun mengejar reta yang keluar dari ruangan

Reta pun mengepalkan kedua tangannya dan mencoba mengatur emosi supaya dia tidak menjadi pusat perhatian orang orang.

"Kamu kerja di sini?"

"Apa urusan bapak bertanya seperti itu!"

"Apa uang yang selama ini saya kirim kurang!, kamu jangan memalukan saya ya!"

"Memalukan apa yang anda maksud!"

"Saya tidak mau semua orang tau, bahwa reta anak dari pemilik usaha ternama bekerja di sebuah toko bunga sebagai pelayan!"

"Anda masih menganggap saya anak?, coba pikirkan ucapan anda, apakah ada seorang ayah meninggalkan keluarganya dan mencari wanita lain di saat istrinya sedang mengalami sakit keras!!"

Plakkk

Sebuah tamparan melayang tepat di pipi Reta.

Air mata reta semakin keluar deras saat ayahnya menampar pipi Reta. Aku membenci ayah selamanya

"Jaga ucapan kamu, saya ini orang tua kamu, harus sopan!"

"Apakah pantas seorang bapak untuk di beri sopan!!" Ucap reta sambil meninggalkan ayahnya.

Mengikhlaskan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang