bab 18

268 14 5
                                    

Baju rapi, parfum harum dan rambut klimis. Kini Devan telah siap siap untuk pergi ke rumah Reta

"Kak devan mau kemana?" Tanya seorang gadis

Devan menghampiri gadis itu

"Kakak mau ke rumahnya calon kakak iparmu dek"

"Sejak kapan kakak punya pacar?"

"Yee ngeledek!" Ucap devan sambil menarik hidung

"Jangan di tarik dong kak!! Sakit nih hidung vania!!"

"Hahaha kan enak biar mancung"

"Hishh!!!!!"

"Ya udah kakak berangkat sekarang ya, jangan keluar keluar oke"

"Iya iya, kapan kapan pacar kakak di bawa ke rumah kan"

"Pastiii"

***
Setelah sampai Devan melihat ada 1 mobil yang terparkir di depan pagar rumah Reta

Devan mengetuk pintu

Tok.. tok tok..

"Lo devan"

"Oh Neta, Retanya ada?" Tanya Devan

"Nyari Reta mau ngapain?"

"Kepo"

"Biasa aja dong jangan nyolot!"

"Yang nyolot juga siapa!, dasar aneh"

"Retaa......" Teriak Neta

"Itu mulut bisa diem gak sih!!" Devan menutup telinganya

"Kan aku panggil Reta gimana sih!"

"Ya kan masuk ke dalem kek terus manggil Retanya!"

"Kelamaan!, udah deh diem aja!"

Dalam 1 menit akhirnya Reta datang

"Kenapa Net?"

"Nihh ada setan nyariin kamu"

Mendengar kata itu wajah devan berubah menjadi kesetanan

"Eh soryy Devan maksudnya" jawab Neta dengan nyengir

"Kenapa van?" Tanya Reta

"Aku ingin ngajak kamu keluar"

"Sekarang?"

"Iyalah masak besok"

"Hemm... kayanya gak bisa deh, aku ada tugas"

"Sebentar aja, janji"

"Hemmm.."

"Pliss... mau ya"

"Aku gak bisa Devan"

"Kamu gak kasian aku, jauh jauh ke rumahmu?" Devan memasang raut wajah melas

Merasa kasihan akhirnya Reta meng iyakan ke Inginan Devan

"Bentar aja tapi ya"

"Iya tuan putri" ucap Devan dengan senyum

"Ya udah tunggu"

Hati devan merasa senang akhirnya Reta mau di ajak keluar dengannya

Aku akan merebutmu dari cowok menyebalkan itu Reta, kamu milikku tetap milikku, sampai kapanpun!!

***

"Kita mau kemana?" Tanya Reta

"Aku mau ngajak kamu ke rumah"

"Ngapain?"

"Aku mau ngenalin kamu sama seseorang"

Reta kaget mendengar ucapan Devan

"Siapa?"

"Adek, kamu bakal seneng deh kalau ketemu sama adekku"

"Buat apa?"

"Kan kamu calonku"

"Calon apaan!"

"Calon teman sehidup semati tak kan terganti" ucap devan dengan senyum

"Aku gak becanda devan!"

"Iya aku kalau sama kamu emang gk becanda Reta, bawaannya pengen nyeriusin kamu"

Reta hanya diam, dia merasa salah meng iyakan keinginan Devan

***

Rumah Devan

"Vania kakak pulang" teriak Devan

Gadis itu datang menghampiri Devan dan Reta

"Oh ini calon kakak iparku" ucap Vania dengan senyum

Reta hanya diam dan sesekali melihat devan dengan raut wajah ingin mencabiknya dengan ganas

Vania menggandeng Reta "Ayo kak masuk dulu, aku buatin minum ya tunggu sebentar"

Reta menjawab dengan senyuman

"Gimana adekku ramah kan?" Ucap Devan dengan lembut

Reta mengacuhkan ucapan Devan dengan memainkan hpnya, yang sedang cht dengan Bintang

"Ini kak minumnya" ucap Vania sambil menyodorkan minumnya

"Makasih cantik" Reta mengambil minuman itu

"Oh iya kak nama kakak siapa?"

"Namaku Reta, kamu siapa?"

"Aku Vania kak, gimana pacaran sama kakak aku? Kakak baik baik aja kan pacaran sama dia, kak Devan itu slalu jail sama aku, kalau sama kakak gimana?"

"Baik kok"

"Baguslah kalau gitu, kalau misal kak devan jail sama kakak bilang ya sama aku"

Reta diam dan tersenyum saat mendengar ocehan Vania. Adek dari Devan memang cantik, dan sedikit tinggi di banding Reta.

Devan yang melihat keakraban Vania dengan Reta memunculkan senyuman bahagia di wajahnya dan membuat semakin yakin bahwa Reta akan menyukainya suatu saat nanti

***

"Jangan sungkan sungkan ya kalau main ke rumah" ucap Devan

Reta hanya melihat Devan yang sedang fokus menyetir

"Vania kamu sering kamu tinggal sendiri?"

Devan melihat ke arah Reta

"Iya, kan aku juga sibuk nyari uang sama sibuk kuliah juga"

"Emang ibu sama ayah kamu kemana?"

"Ibu sama ayah cerai terus mereka menikah lagi. Ibu tinggal di malaysia sedangkan ayah tinggal Aceh"

"Maaf aku udah lancang nanya nanya gitu"

"Gpp santai aja" Devan tersenyum ke arah Reta

Devan mengantarkan Reta selamat sampai rumah, Reta memberi senyum kepada Devan dan Devan malah mengacak rambut Reta sehingga membuat Reta memukul bahu Devan.

Tapi di sisi lain Bintang melihat keakraban mereka, rasa sesak itu sangat menikam begitu dalam, berniat ingin mengajak Reta jalan tapi dengan kondisinya yang sedang berbahagia dengan Devan, Bintang pulang dengan rasa kecewa

Mengikhlaskan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang