bab 9

216 25 0
                                    

Rumah Bintang

"Assalamualaikum" bintang mengetuk pintu

"Walaikumsalam" jawab Sarah (mama bintang)

Melihat putranya yang sudah pulang dengan kondisi berkeringat dan ngos ngosan membuat sarah menjadi khawatir

"Gpp ma, kan biar sehat" ucap bintang sambil tersenyum

"Tapi kamu gk boleh capek capek sayang"

"Kan Bintang udah sembuh ma, udah di oprasi kan"

"Walaupun udah di oprasi tapi kamu harus tetap cek nak biar nantinya bisa sembuh total" ucap sarah sambil mengusap rambut anak semata wayangnya itu

"Hemm.. iya deh ma"

"Ya udah siap siap dulu, soalnya udah ada janji cek sama dokter cahyo

Bintang merasa sedih memiliki penyakit seperti ini, penyakit yang ia derita sejak ber umur 10 tahun itu membuat ia sangat pasrah.

Bintang menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang kasur dan sambil memegang sebuah foto yang bergambar dua anak kecil sedang berpose bergandengan.

Flashback on

Gadis kecil yang berparas cantik dengan rambut yang di kuncrit dua dan memiliki poni itu berjalan dengan sangat cepat ke arah rumah kayu, sepertinya ia sangat tidak sabar untuk bertemu dengan seseorang.

"Bintang main yok" ucap gadis itu sambil mengetuk pintu rumahnya yang terbuat dari kayu

Seorang paruhbaya yang masih terlihat sangat cantik membuka membukakan pintu dan sambil tersenyum

"Eh kamu ayo masuk nak"

Dengan senangnya gadis itu langsung masuk dan duduk di kursi sofa sambil menunggu Bintang kecil

"Bentar ya tante panggilin Bintang dulu"

Beberapa menit anak kecil bertubuh gembul keluar dari kamar sambil membawa sebuah kamera kecil yang ia kalungkan di lehernya

"Reta aku punya kamera"

"Kamera itu apa?" Ucap Reta dengan
lugunya

"Kamera itu alat untuk foto, kamu mau kan foto sama aku"

Dengan cepat Reta menganggukkan kepala sambil tersenyum. "Iya"

Mereka berjalan sambil bergandeng ria

"Kita enaknya foto di mana ya?"

"Emm.. gimana ke taman itu aja" Jawab Reta sambil menunjuk

Dua anak kecil itu berjalan menuju taman, ya itu adalah taman yang mereka buat dengan sedemikian rupa

"Enaknya kita hadap mana ya fotonya" tanya bintang

"Gimana kalau menghadap ayunan aja, biar ayunanya juga ikutan foto" jawab Reta dengan polosnya

Bintang pun menyetujui saran gadis cantik itu

mereka asik berfoto dan berpose sampai tak sadar bahwa fotonya udah ada 50 lebih

"Kamu mau liat?"

Reta kecil mengangguk senang

"Kamu cantik Reta" ucap Bintang kecil

"Oh iya ini buat kamu" Bintang memberikan sebagian foto itu untuk Reta

"Buat aku?"

"Iya biar kamu inget terus sama aku"

"Aku bakal inget kamu terus" ucap Reta. "Karna kita sahabat sejati" sambil mengangkat jari kelingking

"Sahabat sejati" Bintang meraih kelingking kecil Reta

Flashback off

"Huft... cepat atau lambat kamu pasti akan mengenalku Reta" bintang bangkit dari tidurnya

Tak lupa bintang menaruh kembali foto itu di atas meja belajarnya

"Bintang mama tunggu di mobil ya!! Cepetan nakk" teriak sarah kepada anaknya

Kembali ke rutinitass menyedihkan Batin Bintang

***

Rumah sakit

"Gimana anak saya dok keadaannya?" Tanya sarah dengan raut wajah sedih

"Gini bu dari pemeriksaan tadi saya liat kangker nasofaring yang di alami bintang mengalami pertumbuhan

Sarah tidak percaya atas omongan dokter cahyo

"Kan sudah di oprasi dok" air mata sarah tak bisa di bendung lagi

"Kami para dokter sudah melakukan usaha terbaik, tetapi selalu ada kemungkinan tertinggalnya sel kanker yang kecil. Beberapa sel kanker terpisah atau rusak dari sel awal terbentuknya, hal ini bisa terjadi sebelum operasi dan menyebar pada bagian tubuh lainnya

Bintang hanya diam tak bisa berkata apa-apa lagi, hidupnya yang kini tinggal menghitung hari, atau bisa jadi menghitung bulan hanya bisa pasrah 

"Terus gimana dokter" tanya sarah lirih

"Bintang harus menjalani kemoterapi bu jalan satu satunya

Sarah melihat ke arah anaknya. "Kamu mau kan kemo nak?"

Bintang tak tega dengan mamanya yang begitu menginginkannya untuk segera sembuh, berbagai pengobatan sudah ia lakukan, bahkan pengobatan sampai ke luar negri sudah ia lakukan tapi nyatanya penyakitnya itu tidak hilang

"Iya ma aku mau" ucap bintang sambil menghapus air mata mamanya

"Oke kalau nak bintang bersedia mulai minggu depan kita mulai ya, hem.. nak bintang sudah tau kan jika menjalani kemo hal yang akan terjadi nak bintang akan mengalami kebotakan" ucap sang dokter

Dengan berat hati bintang menganggukan kepala bahwa ia setuju dengan semuanya.

Mengikhlaskan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang