Reta merasa hari ini dia tidak merasa baik-baik saja, yang ia pikirkan hanya Bintang Bintang dan Bintang
"Heh bengong terus" Neta menjawil tangan Reta
"Aku gpp Net"
"Jangan bengong ini masih pagi nanti kesambet lo" ucap Neta
Jarum jam sudah menujukkan bel akan berbunyi, tetapi sosok yang ia cari belum menunjukkan batang hidungnya, tatapan mata Reta selalu mengarah ke pintu berharap Bintang masuk ke dalam kelas
Kayanya Bintang gak masuk deh, ini udah bel. Batin Reta sambil melihat jam
***
Dua sahabatnya bingung saat melihat Reta banyak melamun
"Reta halo" ucap Hana
"Kenapa lagi?"
"Bintang gak masuk Han"
"Oh dari tadi diem, ngelamunin Bintang"
"Hemm.." ucap Reta sambil menganggukkan kepala
"Bentar ya" ucap Neta
"Mau kemana?" Tanya Hana dan Reta
Neta menghampiri sinta dia adalah sekretaris kelas.
"Nih" Neta memberikan buku absen ke Reta
"Buat apa?"
"Kamu gak pengen liat Bintang udah gak masuk beberapa hari gara gara apa?"
"Iya juga sih" Reta langsung membuka buku absennya, di dalam kolom terdapat huruf S yang berarti sakit
"Oo sakit.. kita jenguk yuk" ucap Neta
Bentar... kalau di buku absen sakit kenapa kemaren aku jenguk bilangnya lagi pergi, kok aneh ya. Batin Reta
"Kenapa kok diem Ret" tanya Hana
"Aneh aja"
"Aneh kenapa lagi?"
"Gpp Han"
Pikiran Reta sangat bingung, pesan singkat yang ia kirim ke Bintang gaka ada jawabab apapun. Dan membuat semua yang ia kerjakan menjadi tidak konsen, ingin ia menjenguk Bintang ingin sekali bertemu Bintang
Pulang sekolah Reta berencana ingin mampir ke rumah Bintang, Reta ingin mengetahui kondisi Bintang, hatinya berbisik bahwa bintang sedang tidak baik baik saja
Reta memencet Bel rumah Bintang, tidak ada hasil sama sekali sudah ada lima menit Reta berdiri di depan rumah Bintang, tapi tidak ada orang yang keluar sama sekali
***
Toko bunga florer
"Kusut amat itu muka" Sapa Devan
Reta tak menggubris ucapan Devan
"Astaga, mas ganteng kok di cuekin.."
"Kenapa lagi?"
"Reta cantik kenapa? Kok lesu gitu jadi jelek lo... eitsss tapi tenang aku masih sayang kok" ucap Devan dengan genit
"Apaan sih!" Reta pergi jauh jauh dari Devan, ingin sekali ia marah ke Devan tapi dialah yang bantu Reta memperbolehkan kerja di tokonya, yaa walaupun Reta sering izin tapi Devan tetap memberikan utuh uang gajinya
Gagal maning buat ngegombalin kamu Batin Devan. Cintaku ke kamu tak kan luntur oh pujaan hati, biarpun hati sekeras batu jika di siram air lama lama akan melunak. Eh aku mbatin apaan sih
Tingg..
Selamat datang, anda puas kami berkah
"Mau pesan apa bu?" Lo ini kan ibu yang bekerja di rumahnya Bintang. Batin Reta
"Ini mbak pesen 1 bucket ya isinya mawar putih, lavender, cedar sama aster ya mbak"
"Sudah itu saja bu?"
"Iya mbak"
"Oke jadi semuanya 220 ribu bu"
Silahkan ibu duduk di sana dulu untuk menunggu pesanannya
Setelah selesai bertransaksi dengan sang ibu, Reta menghampirinya
"Maaf bu mau tanya"
"Iya kenapa mbak?"
"Ibu yang bekerja di rumah Bintang kan, boleh tanya?"
"Iya boleh"
"Saya sebenernya temen satu kelasnya bintang bu, tapi akhir akhir ini bintang jarang masuk di absennya juga tertulis sakit, sebenarnya bintang sakit apa?"
"Maaf mbak saya gak tau"
Reta menatap mata ibu itu, sepertinya ada yang di sembunyikan
"Oh gitu ya bu?"
Ibu itu hanya menjawab dengan sebuah senyuman
"Permisi ini bu pesanannya" ucap karyawan lagi
"Makasih ya mbak, o iya mbak saya permisi dulu" ucap sang ibu
Reta begitu ingin tau keadaan bintang, sesulit inikah mencari tau