Chapter 5

342 31 0
                                    

Kriing... Kriing...

"Berisik" - Solar

Seorang pemuda yang memiliki iris mata berwarna silver tersebut mengeluh, lantas ia menutup telinganya dengan bantal.
Karena rasanya tidak tahan, dengan perasaan tidak bersalah ia membanting jam wekernya ke arah dinding.

PRANG

"Sigh, entah mengapa akhir-akhir ini aku tidak bisa mengendalikan emosiku sendiri.
Sebaiknya aku bersiap pergi sekolah." - Solar

Solar mulai bangun dari tempat tidurnya untuk menyiapkan diri tanpa sengaja matanya melihat satu bingkai foto, disana terdapat seorang gadis kecil dengan iris mata berwarna hijau yang sedang melambaikan tangannya lengkap dengan senyum lebarnya.
Dengan perlahan solar mengambil bingkat foto tersebut dan memberikan kecupan singkat.
Senyuman tipis kini menghiasi wajah tampannya ketika mengingat rasa hangat saat bersama keluarganya yang dulu, keluarganya yang masih sangat sederhana, orang tuanya yang dulu yang tidak terlalu mementingkan pekerjaan, yang selalu meluangkan waktu bersama mereka.
Setelah selesai bersiap, solar menuruni tangga menuju meja makan.
Disana terlihat seorang pria tua yang sedang membaca koran dengan ditemani oleh secangkir kopi.

"Selamat pagi solar, tadi sepertinya papa mendengar bunyi barang pecah." - Alberto

"Terus?" - Solar

Solar menjawab pertanyaan alberto dengan nada yang terkesan malas. Sebenarnya solar tidak ada niatan untuk menjawab pertanyaan dari pria di hadapannya, ia lebih memilih menikmati roti yang tengah ia makan.

"Sigh, solar kau masih marah dengan papa? Bukankah papa sudah minta maaf." - Alberto

Seketika itu juga, solar berhenti mengunyah rotinya. Dengan seketika moodnya memburuk terlihat dari wajahnya yang terkesan dingin dengan tatapan tajam yang mengarah pada alberto.

"Minta maaf ? Kau ingin membuatku tertawa ? Dengar ya! Pertama kau selalu sibuk dengan pekerjaan yang kau banggakan itu, kau tidak memikirkan bagaimana perasaan kami,
kedua kemarin  kau dengan entengnya bilang kami sudah bercerai apa kau tidak memikirkan kami butuh kalian berdua bukan cuma satu,
dan yang terakhir kau, tidak lebih tepatnya kau dengan mantan istrimu itu memisahkan aku dengan adik kesayanganku. Sekarang kau pikir sendiri apa permintaan maaf yang selalu kau katakan itu dapat menebus segala kesalahan yang kau buat.
Saya permisi dulu Tn. Alberto Light yang terhormat." - Solar

Dengan perasaan kesal solar mengambil tasnya dan menutup pintu rumah dengan cukup keras meninggalkan pria tua yang masih terdiam di tempat, perasaan bersalah kini menyelimutinya.
Dengan tatapan sendu ia melihat kearah pintu yang baru saja ditutup Solar.

"Solar" - Alberto

Di kelas XIIC

(pelajaran kosong karena sedang ada rapat guru)

"Eh, kok solar lemes gitu sih ?" - Miliana ( anggota dari grup Girls)

"Ga tau layaknya moodnya buruk banget deh. Tadi pagi aja pas gw nyapa dia,  dia bilang minggir terus gw dapet bonus tatapan tajamnya loh ga kayak biasanya." - Emiliy ( anggota dari grup Girls)

"Tapi coba kalian lihat solar gw jadi makin tampan deh dengan ekspresi datarnya." - Irene ( ketua dari anggota Girls)

(Informasi : Girls adalah grup paling terkenal di sekolah. Grup ini berisi perempuan-perempuan yang kecantikannya di atas rata-rata)

"Bucin lo." - Taka

"Lo kalo iri bilang aja gw tau kok kalo solar gw tampan. Ga kayak lo rakyat jelata." - Irene

"Buset, tajem banget dah tuh mulut." - Taka

Semasa mereka ngoceh ga jelas, solar diam-diam keluar kelas karena tidak tahan dengan suara yang mereka keluarkan. Gimana tahan coba yang satu suaranya mirip microphone yang satu lagi suaranya mirip terompet, jadi dibandingkan moodnya tambah buruk lebih baik ia keluar kelas mencari udara segar.
Solar dengan santainya berjalan dengan buku di tangannya yang sedang ia baca. Ia tidak melihat seseorang berlari menuju ke arahnya dengan membawa tumpukan buku tebal.

BRUK

"Aduh, lo kalo jalan pake mata." - Solar

"M ma maaf, saya tadi sedang terburu-buru jad-

"Sigh, lain kali hati-hati." - Solar

Segera solar berdiri dan melewati gadis tersebut tanpa ada niatan menolong. Sekarang moodnya benar-benar buruk.
Lantas ia melangkahkan kedua kakinya menuju atap sekolah.

Setelah sampai di atap sekolah, ia melepaskan kaca mata orangenya dan mulai memejamkan matanya menikmati angin yang mulai memainkan rambutnya.
Sampai ia tidak sadar bel istirahat sudah berbunyi.

"Ano permisi." - ???

Mendengar suara tersebut,  lantas ia membuka kedua matanya menampilkan iris silvernya yang indah membuat gadis di hadapannya terpesona dengan kecantikan irisnya.

Iris mata silvernya indah sekali, aku berpikir selama ini warna iris matanya orange. - ???

"Lo kan cewe yang gw tabrak, buat apa lo kesini ?" - Solar

"Maaf menganggu tapi tempat yang anda duduki itu adalah tempat dimana biasanya saya duduk." - ???

"Terus ? Gw ga mau pindah." - Solar

Setelah mengucapkan kalimat tersebut solar kembali memejamkan matanya dan menikmati angin sepoi-sepoi. Karena solar tidak beranjak dari tempat tersebut gadis itu memilih duduk disebelahnya.

"Nama saya ying, kalo anda ?" - Ying

"Solar" - Solar

Suasana menjadi canggung setelah solar menjawab pertanyaannya. Ying juga memilih untuk diam saja. Tanpa disadari ying memperhatikan wajah tampan solar secara diam-diam.

"Tampan sekali, mulai dari wajahnya yang terbentuk sempurna, rambut coklatnya yang terlihat halus, ditambah angin yang menerpa wajahnya." - Ying

Semakin ying memikirkannya semakin merah pula wajahnya.
Solar yang sedari tadi dipandangi terus seperti itu merasa aneh.

"Kau baik-baik saja? wajahmu merah." - Solar

"Eh, i i iya a aku b baik-baik saja." - Ying

"Oh" - Solar

Tanpa memberi salam solar pergi dari atap sekolah. Semasa perjalanan ke kelas solar melihat sepasang kakak adik yang sedang bercanda ria. Melihat hal tersebut solar menundukan kepalanya terlihat ekspresi sendu di wajahnya.

"Thorny, kakak rindu padamu padahal baru kemarin kita berpisah." - Solar

Setelah selesai dengan pikirannya, lantas solar kembali memasang ekspresi datarnya dan dalam hati ia berjanji akan menemukan adik kesayangannya itu serta menyatukan hubungan kedua orang tuanya kembali agar mereka dapat bahagia seperti keluarga lainnya.

TBC

Chapter baru telah update!

Chapter kali ini aku buat agak panjang
Moga moga kalian seneng

Makasih banyak buat kalian semua yang telah membaca dan vote cerita ini terutama buat yang minta cerita ini tetep berlanjut

Vote dan comment ya!

Sampai ketemu di chapter selanjutnya.

Destiny (Discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang