Sebelum memulai ceritanya author mau promosi cerita kedua author ke kalian semua para pembaca.
Kalau ada waktu silahkan mampir.
Bila suka cerita ini vote dan comment ya!
Terima kasih atas perhatiannya! 😊
Ying pov
Hari demi hari telah kujalani.
Tidak terasa sudah 1 bulan aku bersekolah di sekolah Saku Lumiere.
Dalam sebulan itu juga hubunganku dan Solar semakin dekat membuat diriku banyak akan kekurangan ini semakin menyukainya.
Dalam sebulan itu juga aku memiliki banyak teman yang menurutku memiliki sikap yang bisa dibilang cukup beragam.
Mulai dari yang dingin (halilintar, ice), yang kalem + ramah (gempa dan yaya), hingga yang super berisik (blaze dan taufan), ada yang tertinggal fang yang memiliki sikap yang narsis.
Kalau boleh jujur diantara teman-teman yang kumiliki sekarang, aku lebih dekat dengan yaya. Menurutku kepribadian yang kalem serta anggun itu membuatnya seakan seperti malaikat tanpa sayap. Namun, bukan berarti dia lemah, Yaya juga merupakan wanita yang kuat serta tegas, dia sudah kuanggap sebagai sahabat.Menurutku hidupku saat ini sangat menyenangkan, meskipun terkadang ada beberapa gangguan dari geng girls. Ya, si ketua Irene iyu cemburu padaku. Dia serta gengnya selalu mengerjaiku, tapi selalu saja dia yang terkena imbas dari perlakuannya sendiri.
Tetapi, ada suatu berita yang sangat membuatku tertekan, yaitu berita tentang kondisi kesehatan Throny. Semakin lama, satu persatu indra tubuh yang dimiliki Thorny kehilangan fungsinya. Hal itu membuatku terguncang karena pasalnya Thorny sudah kuanggap sebagai adik kandungku sendiri, aku tidak ingin kehilangannya. Akibat terlalu memikirkan kondisi kesehatan Thorny, nilaiku semakin lama, semakin menurun.
Dan disinilah aku bersama kepala sekolah di ruangan kelas bertuliskan XIIC
Ying, kulihat laporan nilaimu semakin lama semakin merosot. Apakah kau memiliki masalah ? Kau bisa ceritakan kepada Bapak, setidaknya Bapak akan berusaha semampu Bapak untuk menyelesaikan masalah yang kaualami ini. Bila, nilaimu terus menerus seperti ini, kau tidak akan lulus dari sekolah ini dan kau harus mengulang 1 tahun lagi." - Kepala Sekolah
"Saya mengerti, Pak!" - Ying
"Hm, jadi kau tidak ingin menceritakan masalahmu kepada Bapak." - Kepala Sekolah
"Tidak" - Ying
"Oh, singkat, padat, jelas. Bapak tidak akan memaksamu untuk bercerita. Tetapi, Bapak tidak ingin melihat nilaimu yang terus merosot. Bapak akan sangat bosan jika harus melihat wajahmu setahun lagi. Ya, sebaiknya kita akhiri ini. Sekarang kau boleh pulang." - Kepala Sekolah
"Baiklah, terima kasih atas perhatian anda." - Ying
Aku mengucapakannya seraya membungkuk.
"Sama-sama, untuk masalah nilai sebenarnya Bapak sedikit kecewa padamu. Ying, kau adalah murid berprestasi. Bapak harap kau dapat membanggakan sekolah kita ini. Karena di kelas ini hanya kau dan Solar yang dapat Bapak andalkan." - Kepala Sekolah
Dengan sedikit kasar Bapak kepala Sekolah menggeser pintu kelas mungkin ia masih kecewa akan nilaiku yang dari waktu ke waktu semakin merosot.
Byurr
Dapat kulihat pria tua yang digelarkan sebagai kepala sekolah di Sekolah Saku Lumeire berdiri dengan keadaan basah kuyup.
"Hahaha, bagaimana dengan kejutan yang telah kami siapkan ? Makanya jadi orang jangan kegenitan. Rasain!" - Irene
"Rene" - Emiliy
"Waduh, mampus kenapa harus kepala sekolah sih yang kena." - Irene
"IRENE, EMILIY, MILIANA KALIAN BAPAK HUKUM MEMBERSIHKAN SELURUH TOILET DI SEKOLAH INI!" - Kepala Sekolah
"Tapi pa-" - Miliana
"Sekarang!" - Kepala Sekolah
Dengan segera kupacu lariku agar tidak terkena lebih banyak masalah.
Kepala sekolah bila sudah marah, maka semua orang akan terkena imbasnya."Hosh... hosh... hosh...akhirnya sampai juga." - Ying
Ying pov end
Warna langit sudah berubah menjadi biru gelap dengan banyak bintang bertaburan yang menghiasi langit malam. Dengan cepat, seorang pemuda mengendarai mobilnya dengan telepon yang berada di genggamannya. Dengan tidak sengaja Solar melihat seorang anak perempuan seusianya dengan nafasnya yang terengah-engah sedang berdiri di depan gedung rumah sakit. Dengan seketika, Solar memberhentikan mobilnya dan keluar untuk menemui gadis tersebut.
Solar pov
"Lar, lu denger ga sih apa yang gw omongin." - Halilintar
"Li, gw tutup dulu teleponnya. Gw ada urusan yang lebih penting." - Solar
Setelah kututup teleponnya, kulangkahkan kedua kakiku menuju gadis yang mulai melangkahkan kakinya menuju gedung di hadapannya.
"Hei, untuk apa kau disini ?" - Solar
Tiba-tiba, langkah kakinya berhenti dan dengan cepat mengalihkan pandangannya kepadaku dengan ekspresi wajah terkejut.
"Solar, kau sedang apa disini ?" - Ying
"Nih cewe bukannya jawab, malah balik nanya." - Solar
"Tadinya gw udah mau langsung pulang, tapi ngeliat lu berdiri di depan gedung rumah sakit jadi ya gw samperin aja. Emang lu sakit apa ?" - Solar
"Bukan aku yang sakit sih, aku ke sini mau mengunjungi seseoramg yang sudah kuanggap sebagai adikku sendiri. Sekarang ini dia sedang sakit." - Ying
"Seseorang yang sudah dia anggap adiknya sendiri ya ?" - Solar
"Yaudah gw temenin, sekalian gw anterin lu pulang cewe ga baik pulang malem-malem, apalagi pulang sendirian." - Solar
"T tapi nanti malah ngerepotin lagi." - Ying
"Ngga, nih sekalian gw bawain nih parcel buah." - Solar
Tanpa membuang waktu lagi aku serta gadis yang bernama ying ini mulai berjalan menelusuri rumah sakit tersebut. Dan sekarang aku dan Ying sudah berdiri di depan pintu kamar pasien yang ingin dikunjungi Ying.
DEG...
DEG...
DEG...
Kenapa tiba-tiba aku merasa gugup ? Penasaran akan seseorang di balik pintu berwarna putih di hadapanku ini. Dengan perlahan kulihat Ying yang berada di sebelahku mulai membuka pintu tersebut.
Dan pemandangan pertama yang kulihat adalah seorang gadis berambut coklat dengan iris mata hijaunya yang sewarna dengan batu emerald. Sosok yang selama ini kurindukan, sosok yang tidak dapat hilang dalam pikiranku. Sosok itu pun mulai menolehkan kepalanya menghadap kepadaku dan Ying disertai senyuman yang selama ini kurindukan."Selamat datang, kak ying dan-" - Thorny
Thorny mengalihkan pandangannya kepadaku kulihat wajahnya yang menampilkan ekspresi terkejut. Dengan segera, aku berlari dan memeluknya. Setelah itu, kurasakan tangan yang balas memeluk, hangat sama seperti dulu.
"Thorny, aku merindukanmu." - Solar
Pelukan mu masih terasa hangat sampai sekarang. Sosok mu tak akan pernah kulepaskan lagi. Because-
"Aku juga merindukan kakak." - Thorny
You are my life.
Solar pov end
Vote dan commant ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny (Discontinued)
Ficción Generalorang tua ku selalu sibuk bekerja sehingga tidak pernah pulang. Tetapi suatu hari mereka pulang secara tiba tiba dan memberikan kabar yang mengejutkan. Solar x Fem Thorn (siblings) Boboiboy milik Monsta