Chapter 8

255 19 6
                                    

Ying pov

"Kok dia bisa ada di sini sih! Tenang ying jangan panik, ayo ying kau paati bisa, pikirkan cara agar kau bisa kabur dari sini tanpa ketahuan si jenius berkacamata jingga." - Ying

"Hei, gw udah tau lu ada di sana." - Solar

"DIA TAU!" - Ying

Karena sudah ketahuan terpaksa aku harus keluar dari tempat persembunyianku.
Lalu, aku memutuskan untuk duduk di sebelahnya dengan suasana canggung seperti biasanya.

"Kenapa kita selalu saja bertemu? Jangan-jangan aku dan solar itu jodoh! Okay mari kita memulai percakapan. Semangat!" - Ying

"Hai Solar, masih ingat denganku namaku ying teman sekelas dan sebangku mu." - Ying

"..." - Solar

"Ah, sepertinya kau sedang banyak pikiran. Kau sedang memikirkan seseorang ya? " - Ying

"Bagaimana kau bisa tahu? " - Solar

"Insting, memangnya kalau boleh tahu siapa yang sedang kau pikirkan? " - Ying

"Adikku satu-satu nya, aku sangat merindukannya. Orang tua kami yang selama ini selalu meninggalkan kami memutuskan untuk bercerai. Aku terpisah dengan adikku karena mama memutuskan untuk merawatnya." - Solar

Jujur saja saat mendengar curhatannya hatiku ikut bersimpati. Solar dan adiknya harus terpisah karena keegoisan kedua orang tuanya. Tunggu dulu, adik?! Solar selama ini memiliki adik, aku baru mengetahuinya.

"I'll always love you
And make you happy
And nothing else could come between
But if you leave me to allow another
You'll have shettered all of my dream." - Solar

"Aku tidak menyangka cowo dingin sepertinya pandai dalam bernyanyi. Selain itu, lagu yang dinyanyikan begitu menyentuh." -  Ying

Tak terasa waktu pulang sekolah telah tiba, semua kejadian ini seakan cepat sekali berlalu bagaikan air yang mengalir. Semua murid sudah bubar menuju rumah masing-masing, kecuali gadis berkacamata yang memiliki mata berwarna biru.

"Hm, hari ini menyenangkan sekali banyak kejadian yang terjadi. Ingin cepat-cepat bertemu Thorny deh." - Ying

Dengan segera kubereskan buku-buku serta alat tulis kedalam tas, kulangkahkan kedua kaki ku keluar dari gedung sekolah Saku Lumiere menuju destinasiku rumah sakit.

Sekarang ini aku sedang berdiri di depan pintu kamar putih rumah sakit. Lalu, dengan segera kubuka pintu tersebut dan menampakkan seorang gadis yang sedang terduduk di ranjang rumah sakit dengan pandangannya yang mengarah ke jendela.

"Thorny" - Ying

"Selamat datang kak ying, aku sudah menunggu lama kenapa kak ying baru datang ? Lihat mataharinya sebentar lagi terbenam." - Thorny

"Maaf, tadi ada sedikit kegiatan di sekolah. Jadi, terlambat datang ke sini." - Ying

"Ah, begitu ya." - Thorny

"Oh iy thorny, aku ingin bertanya kenapa kau bisa berada di rumah sakit ini ? Memangnya kau sakit apa ? Dan dimana keluargamu aku tidak pernah melihat mereka mengunjungimu." - Ying

"Baiklah, akan kuceritakan kepada kak ying semua hal tentang diriku." - Thorny

Thorny story

Dulu keluarga ku terasa lengkap dengan hadirnya papa, mama, dan kakakku. Hidupku terasa spesial dengan hadirnya mereka dalam kehidupanku, tetapi suatu ketika usaha yang dilakukan oleh papaku terus maju membuat dia semakin sibuk dan jarang menyisihkan waktu bagi keluarganya, begitu pula dengan mama.
Seharusnya aku senang kan ? Harusnya ekspresi yang ditampilkan oleh wajah ini adalah ekspresi bahagia, tapi entah mengapa aku merasa sangat sedih dan kesepian.
Aku berharap dapat hidup bahagia dengan papa, mama, serta kakak. Tapi aku tidak terlalu sedih karena masih ada kakak yang selalu ada di sampjngku. Tapi suatu ketika, orang tua kami kembali ke rumah dan membawa berita yang membuat aku serta kakakku terkejut. Mereka mengatakan kalau mereka telah bercerai.
Lalu setelah itu, aku dipisahkan dengan kakakku. Mama menarikku secara paksa dia bilang kalau aku bersamanya hidupku akan lebih baik, sementara kakak dia dirawat oleh papa.
Sejak saat itu aku tidak pernah bertemu lagi dengan papa maupun kakak. Aku dan mama ku pergi menaiki mobil, tetapi kami mengalami kecelakaan yang entah mengapa seperti kecelakaan yang memang sudah direncanakan.
Setelah itu, aku tidak tidak sadarkan diri dan ketika bangun aku sudah berada di rumah sakit. Samar-samar aku mendengarkan pembicaraan dua orang muka yang tidak jelas di penglihatanku. Kalau soal penyakit apa yang aku derita, aku juga tidak mengetahuinya. Sekarang yang aku pikirkan kan adalah dapat bertemu dengan kakak kembali.

Thorny story end

DEG

"Kenapa peristiwa yang dialami thorny sama dengan peristiwa yang dialami solar ? Kenapa cerita mereka bisa sama  ?" - Ying

"Lalu bagaimana dengan keadaan mama mu thorny  ?" - Ying

"Mama? Kata para tim medis, saat itu hanya aku yang ditemukan di dalam mobil tersebut. Jadi, aku sama sekali tidak mengetahui keadaan mama." - Thorny

"Yoosh, baiklah mulai sekarang aku akan lebih sering mengunjungi thorny. Setiap hari? Mungkin bisa, tidak harus bisa. Aku berharap thorny dapat secepatnya menemukan keberadaan keluargamu sehingga thorny serta keluarga thorny dapat bersama kembali." - Ying

"Hm" - Thorny

Bisa kulihat senyum hangat yang ditunjukkan untukku. Aku merasa lega setidaknya aku dapat mengurangi kesedihan dalam diri thorny.

"Sebaiknya, aku segera pulang pasti keluargaku sudah menunggu. Ah, maksudku-" - Ying

"Hehehe, tidak apa-apa kok kak ying aku baik-baik saja tidak perlu menghawatirkanku. O-oh iy, bagaimana dengan ibu kakak. Apakah beliau sudah sehat ?" - Thorny

"Aku telah membuatnya sedih. Dia sengaja mengganti topiknya karena tidak ingin aku merasa bersalah, thorny kau-" - Ying

"Iy, sekarang keadaan mama sudah lebih membaik dan sudah diperbolehkan pulang ke rumah dari dua hari yang lalu." - Ying

"Anak baik yang pantas bahagia." - Ying

"Kalau begitu aku pulang dulu, istirahat yang nyenyak ya thorny." - Ying

"Iya, kak ying juga hati-hati di jalan. Semoga sampai di rumah dengan selamat!" - Thorny

Aku pun mengacungkan jari jempolku dan mulai menutup pintu kamar rumah sakit tersebut, aku mulai melangkahkan kakiku. Tetapi langkahku terhenti ketika mendengar alunan melodi yang terasa familiar bagiku.

"The other night, dear
As i lay sleeping
I dreamed i held you, in my arms
When i woke, dear
I was mistaken
So i hung head and i cried." - Thorny

"Nada lagu itu kan! Nada dari lagu yang solar nyanyikan saat kami berada di taman sekolah. Apa jangan-jangan solar dan thorny- sigh, sebaiknya aku pulang dan menenangkan pikiranku." - Ying

Ying pov end

"Sigh, kenapa ya semakin lama tubuhku semakin lemah ? Thinking positive thorny. Wah, aku tidak sabar deh ingin bertemu kakak. Semoga kami cepat bertemu." - Thorny













































"Heh" - ???

TBC

Halo, semuanya

Sehabis hiatus ini author udah publish dua chapter sesuai sama yang author katakan.

Terus ikutin ceritanya sampai tamat

Author ganti judul cerita ini jadi destiny

Vote dan comment ya!

Sampai ketemu di chapter selanjutnya.

Destiny (Discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang