CHAPTER 9

64 2 3
                                    


selama dimobil davano sama sekali tidak berbicara maupun melihat ke arah meyra. meyra bingung kenapa davano bersikap seperti itu.

masa iya cuman garagara meyra merasa khawatir dan bingung sama ocehan penyuka davano dia jadi marah. gamasuk akal banget.

"turun." ucap davano tanpa menoleh ke arah meyra.

meyra langsung tersadar dari lamunannya saat davano berucap seperti itu.

"makas-"

"cepet turun."

meyra langsung turun dan menutup pintu mobil tanpa melanjutkan ucapan terimakasihnya yang dipotong oleh davano. davano pun juga langsung menjalankan mobilnya saat pintu mobil tertutup tanpa meninggalkan kalimat apapun.

TU ORANG KENAPA SIH? GUA SALAH APA?
batin meyra polos.

••••••••••••••••••••••••••••••

sudah 3 hari davano tidak masuk sekolah setelah kejadian 'aneh' itu, davano juga tidak ada kabar apapun. meyra tidak terlalu memikirkan sebenarnya karena ya buat apa dipikirin. males banget cowo jutek kasar gitu dipikirin.

tapi aneh kenapa davano tibatiba gamasuk sekolah dari kemaren bahkan gaada izin apapun ke sekolah. padahal dia ketua osis. sahabat davano pun tak tahu apa apa tentang hal itu.

"satu sekolah kenapa jadi galau massal sih." ucap meyra.

"garagara kakel kesayangan lo gamasuk lah" balas ebina.

sekarang meyra dan ebina sedang duduk dilantai perpustakaan sekolah karena sudah pulang sekolah. mereka sedang mengerjakan tugas analisis pelajaran bahasa indonesia.

"kesayangan apanya idih amit amit." ucap meyra sambil mengusap jidatnya.

"riweh banget ini tugas panjang kali tinggi kali banyak." ucap ebina mengoceh.

"namanya juga bahasa indonesia, pasti banyak." ucap meyra santai.

"ya lo nya mah pinter, uda gitu polos jadi ikut ikut aja." balas ebina.

"permisi dek, perpus nya udah mau ditutup, udah sore ini." ucap seorang penjaga perpustakaan yang datang ketempat meyra dan ebina.

"ayok bin." ajak meyra.

"iya, makasih pak kita pulang dulu." ucap ebina ke penjaga perpus lalu keluar menuju lobby.

setelah sampai dilobby ebina langsung izin pulang duluan. sekarang hanya meyra sendiri yang sedang duduk dilobby karna siswa lain sudah keluar sekolah.

saat meyra hendak duduk ditangga lobby untuk menunggu ojek yang ia pesan, tibatiba ada suara dari arah belakang yang sangat meyra kenal.

itu suara davano. iya meyra yakin.

"ikut gue." hanya itu kata yang diucapkan davano lalu menarik tangan meyra ke arah mobilnya dengan tergesa gesa.

"kak— aduh sakit kak apa apaansi kak." meyra hanya bisa pasrah saat davano mendorong badannya ke dalam kursi penumpang mobil davano.

diperjalanan meyra bingung bagaimana dia harus bertanya ke davano, muka davano tidak bisa dijelaskan, intinya seperti ada sesuatu yang menggangu pikirannya. tapi meyra harus bertanya, kan davano ga berhak apa apa buat ngelakuin ini.

"kak, kakak kenapa sih?!" tanya meyra kesal.

semenit dua menit bahkan sampai 10 menit davano tidak menjawab apa apa.

meyra belum menyerah, dia bertanya lagi. pokoknya davano harus menjawab pertanyaan meyra.

"kak tolong dijawab!"














"lo harus nikah sama gue."

break the iceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang