CHAPTER 10

72 4 6
                                    

"MAKSUDNYA APAANSIH?!" meyra udah kesel banget sama sikap davano yang tibatiba narik paksa terus didiemin terus tautau diajak nikah.
dikira nikah segampang ngajak ngutang kaliyak.

"meyra! ikutin kata gue dulu!" jawab davano.

"ikutin apa?! maksud kakak apaan tibatiba ngajak nikah? kakak kenapasih?!"

setelah itu tak ada jawaban sama sekali dari davano, meyra ingin bertanya lagi tapi muka davano sudah sangat merah. meyra takut kena tampol jadi milih diem aja.

10 menit berlalu. sekarang mobil davano sudah berhenti didepan sebuah rumah minimalis berwarna biru gelap.

"ayo masuk ini rumah gue." ucap davano lalu keluar dari mobil.

"hah apaansih kok tibatiba ke rumah dia?" meyra bingung. sangat bingung. kenapa davano harus membawa dia kerumahnya? ada apasih ini?!.

meyra mengikuti langkah davano dibelakang. meyra gugup. gimana kalo ternyata pas masuk ada orang tua davano? gimana kalo ada sekeluarga duduk diruang tamu? gimana kalo...

eh.
meyra kaget. tibatiba pikiran resah meyra buyar saat merasa tangan davano menggenggam tangan meyra. tapi ini beda. ini ga kasar kaya tadi.

GUE MAU DIKEMANAIN SIH?
batin meyra.

"ayo masuk." ucap davano lalu menarik pelan meyra masuk kedalam rumahnya.

CEKLEK..

meyra kagum saat melihat interior ruang tamu rumah davano. dinding dengan cat putih biru, sofa biru gelap, dan beberapa hiasan rumah berwarna biru lainnya. sepertinya keluarga davano sangat menyukai warna biru. pikir meyra.

"davano kamu darimana? papa nyariin terus dari tadi loh, oiya itu si-" ucapan seorang perempuan paruh baya terpotong oleh davano.

"mah mana papa?" davano bertanya kepada mamanya, ya itu adalah mama nya davano yang baru saja ingin naik tangga.

"diruang kerja nya." jawab mama davano.

davano langsung pergi menuju ruang kerja papanya bersama meyra yang digenggam terus tangannya sedari tadi.  mama davano juga ikut menuju ruang kerja suaminya dengan rasa penasaran akan siapa perempuan yang dibawa davano.

tok tok tok..

setelah mengetuk pintu, davano langsung membuka pintu ruang kerja papanya dan terlihat papa davano sedang membaca sebuah buku disofa berwarna biru muda.

"ada apa davano? dia siapa? jangan membawa sembarangan wanita, kapan kamu akan membawa calon man-" ucapan papa davano terpotong.

"dia meyra, calon aku."

HAH?! KOK GUE DIJADIIN CALON? CALON APAAN?!
batin meyra.

"kamu yakin davano? rizia sudah baik mau menyetujui perjodohan ini. kenapa kamu tidak mau?" tanya papa davano.

RIZIA? SIAPA DIA? PERJODOHAN?
batin meyra.

"aku bakal minta restu dari orang tua meyra pah." jawab davano.

meyra sudah sangat jengah dengan sikap davano yang seperti ini. apa maksud dari meyra menjadi calon? rizia siapa? pejodohan apa? benar benar dia ingin langsung meminta penjelasan tentang apa yang terjadi sekarang tapi tidak mungkin didepan papa davano yang terlihat sedikit tegas...

"yaudah kalo kamu yakin begitu, papa harap kamu ga asal bawa wanita hanya karna tidak ingin dijodohkan dengan rizia." ucap papa davano

"ya, aku keluar pah." ucap davano lalu keluar dari ruangan itu dengan meyra yang masih digenggamnya disebelah tangan kiri.

meyra hanya bisa memberi senyuman dan sedikit menunduk ke arah orang tua meyra karna davano langsung menariknya dengan cepat.

davano membawa meyra kedalam mobil setelah kejadian itu. bahkan meyra saja tidak sempat bersalaman atau berkenalan dengan orang tua davano.

"kak gue gamau tau kakak jelasin sekarang apa yang terjadi tadi!!" ucap meyra dengan nada jengkelnya yang ia tahan daritadi.

"tolong terima ajakan gue." ucap davano.

"ajakan apa?"

"nikah sama gue."

"apasih kak?! kenapa kakak tibatiba ngajak nikah?! terus tadi rizia siapa?"

"rizia itu perempuan yang mau papa jodohin ke gue, tapi gue gamau. jadi gue bawa lo biar papa ga jodohin gue sama dia."

meyra bingung harus bereaksi seperti apa. jadi davano hanya bersandiwara mengajak nikah dirinya hanya agar davano tidak jadi dijodohkan oleh perempuan pilihan ayahnya?. meyra merasa dibohongi.
tidak.
meyra memang tidak mempunyai perasaan cinta atau sayang ke davano.
tapi siapa sih cewe yang gabaper digituin cowo yakan?
tapi davano malah hanya menjadikannya sebagai perempuan yang 'pura-pura' disukainya.

"jadi....
ini semua cuman akal akalan kakak biar ga dijodohin sama perempuan itu?"












lanjut ga woy...

break the iceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang