15 - Tertangkap

326 25 1
                                    

'Srak!'

Suara langkah kaki yang mendekat membuat Eunha terbangun dari tidurnya, nafas nya seketika terhenti ketika manik matanya bertemu dengan manik mata seseorang yang Eunha yakini dia penjahat.

"Kau!"

                                -oOoOo-

Eunha mundur ketika orang itu mendekati nya, tubuh nya gemetaran bukan karena kedinginan melainkan ketakutan yang melandai dirinya saat ini.

"Rupanya kau disini gadis manis, kami mencari mu dimana-mana dan ternyata kau disini bersembunyi layaknya seekor tikus yang baru saja kabur setelah dia mencuri keju, tuan Park pasti senang ketika mendengar kau telah di temukan,"

"Ku..kumohon, ja..jangan, ta..tangkap a..aku," Eunha begitu ketakutan, gadis itu menggeleng dengan air mata yang siapa membasahi kedua pipi chubby nya.

"aku tidak bisa, resiko nya sangat berat jika aku melepaskan mu, aku tidak mau mati meninggalkan istri dan anak ku, ayo keluar!"

Eunha mendongak menatap wajah sang pengawal itu, air mata sudah menetes di pipi chubby nya, dia menautkan kedua tangan nya menjadi satu sambil melantunkan sebuah permohonan yang sia-sia. "Tu..tuan, a..aku mo..mohon hikss.... Bi..biar kan, a..aku be..bebas hikss.... A..aku mo..mohon tu..tuan hikss...."

Pengawal itu mendecih.

"Percuma! Seribu kali pun kau bermohon pada ku minta di lepaskan, aku tetap tidak akan melepaskan mu, aku tidak mau mengambil resiko dan mati di tangan tuan Park,"

Eunha merasa dunia ini runtuh, tubuh nya melemah. dan air mata semakin deras membasahi pipi nya, dengan tak berperasaan, pengawal itu menyeret tubuh Eunha begitu kasar, membawa Eunha menuju mobil. hari sudah semakin larut dan sebentar lagi fajar akan segera tiba.

"Masuk!"

Eunha hanya pasrah, gadis itu menurut dan masuk ke dalam mobil, dia memejamkan mata berharap bahwa semua ini hanyalah mimpi.

"Iya, saya telah menemukan nya tuan,"

"................."

"Baiklah, saya akan segera membawanya,"

Setelah sambungan telepon itu berakhir, pengawal itu menyalakan mobil dan melaju membelah kota Seoul membawa Eunha kembali ke dalam pelukan pria park itu.

                               -oOoOo-

"Tuan?" Panggil pengawal itu membuat Jimin menoleh.

Pria itu menatap Eunha dengan tajam, menyunggingkan bibirnya keatas lalu mendecih dengan wajah yang terlihat jijik, dia beranjak, hal itu membuat Eunha ketakutan.

"Dari mana kau mendapatkan nya, dia terlihat sangat menjijikkan,"

Wajah Eunha terangkat keatas ketika Jimin meraih dagu nya, ibu jari Jimin membelai pipi chubby Eunha, menghapus air mata dan kering yang membasahi wajah sang gadis.

"Beritahu yang lain bahwa kau telah menemukan nya," ujar Jimin kepada sang pengawal nya.

"Baik tuna,"

Pengawal itu membungkuk memberi hormat kepada Jimin lalu beranjak meninggalkan Jimin dan Eunha di sana.

Tatapan tajam Jimin berubah, senyuman manis dia tunjukkan kepada Eunha.

"Kenapa kabur dari ku hmm?" tanya Jimin dengan lembut.

Telapak tangan nya beralih perlahan ke rambut pendek Eunha, membelai rambut itu dengan lembut dan penuh kasih sayang.

"Kenapa diam, jawab pertanyaan ku bodoh!"

"Akh"

Belaian lembut dan penuh kasih sayang dari Jimin kini berubah menjadi Jambakan yang menyakitkan, Jimin menjambak rambut Eunha hingga membuat gadis itu memekik karena kesakitan, air mata kembali lagi menetes dan membasahi pipi chubby nya.

"KAU PIKIR KAU BISA KABUR DARI KU HAA!"

Jambakan Jimin semakin menguat, hal itu membuat Eunha berteriak kesakitan.

"Ji..Jimin-sih hikss.... Sa____"

"DIAM!!"

'Plak'

"DIAM!!"

Bibir nya mengeluarkan darah akibat tamparan keras yang di lakukan Jimin pada nya, menangis sekeras mungkin saat Jimin kembali menjambak rambutnya hingga membuat nya mendongak menatap wajah pria itu.

"Apa kau tahu, rasanya aku ingin gila ketika tahu kau kabur dari ku," Jimin melepaskan Jambakan nya di rambut Eunha, tatapan tajam nya kini berubah sayu, telapak tangan kekar nya yang menjambak rambut sang gadis, kini di ahli kan nya ke leher jenjang Eunha. "aku marah sampai membunuh pengawal ku sendiri. " jantung Eunha seketika berdebar kencang, nafas nya memburu dan tubuh nya gemetar. "Kau berbohong pada ku bahwa kau sakit, kau menipu ku dan kabur dari ku itu kesalahan yang sangat kaprah," tatapan sayu Jimin berubah kembali menjadi tajam, hal itu membuat jantung Eunha semakin berdebar kencang. "Katakan pada ku kenapa kau melakukan itu!" tanya nya dengan tampang yang menyeramkan.

Eunha menggeleng dengan tangisan yang semakin menjadi membuat Jimin yang mendengar nya semakin emosi.

"Jawab pertanyaan ku bodoh!"

"Akh,"

Jimin mencekik leher Eunha hingga membuat kaki gadis itu melayang ke udara, nafas Eunha terasa tersengal akibat oksigen yang tidak masuk ke saluran pernafasan nya, dia memukul lengan Jimin agar pria itu melepaskan cengkraman kuat di leher nya, namun bukan nya di lepaskan. Cengkraman Jimin semakin menguat, hal itu membuat Eunha hampir kehilangan kesadaran sebelum suara menyadarkan Jimin akan dari perbuatan nya.

"Yak! Park Jimin!"

                                    TBC

SEX SLAVE - [EUNKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang