11 - Kabur

336 23 3
                                    

Jam menunjukkan pukul dua belas malam, Eunha membukakan mata, melihat di sekeliling nya, dan bernafas lega ketika melihat Jimin tertidur dengan nyenyak di sana, dengan perlahan-lahan kaki mungil nya turun dari ranjang setelah dia membuka infus pada tangan nya, dia berusaha tidak menghasilkan bunyi dengan cara menjinjit kan kaki nya sambil berjalan menuju pintu.

Setelah sampai, gadis mungil itu membuka pintu dengan perlahan tanpa menghasilkan bunyi yang nantinya akan membuat pria Park itu terbangun dari tidurnya, Eunha tersenyum bahagia ketika pintu itu telah terbuka, dia melangkah keluar setelah melihat di sekitarnya cukup aman.

Gadis mungil itu benar-benar nekat kabur dari pria Park itu. tuhan memang baik pada nya, menolong dirinya dalam situasi yang selalu datang menghampiri nya, rumah sakit ini benar-benar sepi, semua penjaga nya tertidur dengan pulas hingga mereka tidak menyadari Eunha melarikan diri dari rumah sakit tersebut, dan sekarang ini, gadis mungil itu telah tiba di koridor rumah sakit, dia berlari. hingga sampai di sebuah pagar besar yang menjulang tinggi menghadap ke depan.

Menghela nafas terlebih dahulu, mengelap keringat yang ada pada dahi nya, dan berdoa kepada Tuhan meminta keselamatan pada nya lalu memanjat pagar dengan kedua tangan yang kuat mencengkram pagar itu.

"Tuhan tolong aku," ujar Eunha, ketika diri nya hendak melompati pagar itu.

"Akhh,"

Namun sayangnya, lompatan nya tidak tepat sasaran hingga membuat kaki kanan nya terkilir, ia meringis, dengan air mata yang sudah membasahi kedua pipi chubby nya, namun setidaknya dia bersyukur karena telah Berhasil melompati pagar itu meskipun dengan kecelakaan kecil yang menimpah diri nya hingga membuat nya menjadi seperti ini.

Eunha berjalan menjauh, dengan kondisi pincang, wajah nya pucat, nafas nya masih tersengal-sengal,
gadis mungil itu berhenti sejenak, mengatur nafas, lalu kembali melanjutkan perjalanan nya yang entah kemana asal kan di bisa terbebas dari pria park itu.

                                 -oOoOo-

Mata sipit berbentuk bulan sabit itu terbuka dengan perlahan saat matahari mengenai wajah tampan nya, Jimin menoleh kan kepalanya kearah ranjang tempat Eunha terbaring, kedua alis nya saling bertaut ketika melihat ranjang itu kosong. Pria itu mengubah posisi menjadi duduk, melihat di sekeliling ruangan ini namun nihil, Eunha tetap tidak ada.

Jantung nya tiba-tiba berdetak.

Tidak, ini tidak mungkin.

"Eunha?" Panggil nya namun tidak ada sahutan. Pria Park itu beranjak.

"Eunha?" Panggil nya lagi, masih sama, tidak ada sahutan membuat pria Prak itu menjadi kalut, pikir nya kemana-mana, hati nya bertanya-tanya. kemanakah gadis itu.

Jimin berjalan menuju kamar mandi.

"Eunha sayang, Apa kau di dalam,"

Tidak ada sahutan.

'Brak'

Dengan sekali tendangan pintu kamar mandi itu terbuka, Jimin masuk, mata sipitnya celingukan mencari keberadaan Eunha, namun tetap nihil, gadis mungil itu tidak ada.

"EUNHA!!!" panggil nya sekali lagi dengan suara keras, masih sama, tidak ada sahutan. pria itu hendak memanggil nama Eunha lagi namun di urungkan nya ketika dia mendengar Suara pintu yang terbuka.

Jimin menoleh.

"Ada apa tuan, kenapa anda berteriak," Tanya seorang suster  kepada Jimin.

"Kau melihat istri Ku?"

"Tidak tuan, saya tidak melihat nya,"

'Deg'

Jantung Jimin berdetak ketika dia mendengar perkataan suster itu, wajah nya seketika berubah membuat suster itu mengernyit heran.

"Emang ada apa tuan, apa terjadi sesuatu," tanya suster itu ketika melihat perubahan wajah Jimin.

"Istri aku tidak ada Sus, dia tidak ada di dalam ruangan ini," khawatir Jimin hingga membuat suara nya gemetar.

"Bagaimana bisa, istri tuan sedang sakit, mustahil bagi nya untuk bisa beranjak dari ranjang,"

"Aku pun tidak tahu,"

suster itu beranjak dari tempat nya, dia berjalan menuju ranjang tempat Eunha terbaring tadi, tangan nya bergerak mengambil sebuah infus yang di sengaja di buka lalu menunjukkan nya kepada Jimin.

"Tidak salah lagi tuan, istri anda melarikan diri dari rumah sakit ini,"

Rahang pria Park itu mengeras, wajah nya memerah karena menahan amarah.

"Brengsek!! Panggil kan aku dokter itu, hanya dia yang tahu semua ini,"

"Baik tuan,"

                                -oOoOo-

"Ada apa tuan memanggil saya,"

"Katakan yang sebenarnya, apa istri aku benar-benar sakit," tanya jimin membuat Dokter itu bungkam.

"Jawab dokter! jangan membuat aku marah yang nantinya akan membunuh Anda!!"

"I..istri, a..anda____" jeda dokter itu, dia menarik nafas agar bisa mengontrol suara."Sebenarnya istri anda tidak sakit,"

"Keparat!! Lanjutkan!"

Pria park itu mengepal kuat kedua tangannya. Dia benar-benar marah, rahang nya mengeras, wajah nya berubah layaknya seorang psikopat yang siap membunuh orang.

"Dia hanya bercanda karena ingin memberikan surprise kepada anda di hari Anniversary nanti, dia melarang saya untuk tidak memberitahu anda bahwa dia tidak sakit, dia menyuruh saya untuk memberitahu kepada anda jika dia terkena penyakit maag, saya sebagai dokter dan sesama manusia jelas membantu nya tuan, maaf, jika saya sudah berbohong kepada anda," dokter itu membungkuk, meminta maaf kepada Jimin atas segala kebohongan nya, Jimin tidak berkutik, bicara pun juga tidak, pria itu hanya diam dengan rahang yang masih mengeras serta hawa psikopat yang masih terpampang di wajah nya.

Jimin merogoh saku celananya, mengambil handphone, dan menelpon seseorang, menit berikutnya, senyuman sinis pun terukir di bibir tebal nya, pria itu beranjak dari tempatnya dan pergi entah kemana.

                                    TBC

SEX SLAVE - [EUNKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang