19 - Hamil

391 22 5
                                    

Tak terasa sudah tiga bulan dia tinggal di rumah ini, rumah menjadi neraka bagi nya Tempat dimana sang gadis di kurung dengan siksaan dan pelecehan yang selalu dua pria itu lakukan.

Jeritan, memekik, desah, dan air mata, entah sudah berapa kali nya dia lakukan, dua orang pria itu seakan tak pernah puas akan dari tubuh nya, mereka selalu melakukan nya tanpa rasa kasih sedikit pun di hati mereka, demi kepuasan. mereka rela melakukan nya tidak peduli bagaimana rasa sakit nya yang Eunha derita kan.

Dan saat ini, gadis itu sedang berdiam diri memandangi hujan yang turun membasahi kota Seoul, dia rindu, rindu pada sang Eomma yang entah  bagaimana kabar nya saat ini, kalau bisa, dia ingin pergi menemui sang Eomma melepas kan rindu yang selama ini menghantui diri nya.

Menyesal, tentu saja? menyesal akan dari perbuatan nya dulu, jika saja dia tidak melarikan diri di saat itu, mungkin diri nya masih berada di sisi sang Eomma dan berkuliah bertemu yuju sang kawan.

Benar kata orang, nasi sudah menjadi bubur, ingin menyesal atas perbuatan mu pun sudah tak ada gunanya lagi, hanya menerima dan pasrah menunggu takdir apa lagi yang sang tuhan beri kan.

"Eomma, bagaimana kabar mu di sana, apa baik-baik saja," setetes liquid bening menetes ke pipi nya ketika mata cantik itu terpejam.

Namun Detik kemudian, tangisan nya pecah, suara-suara yang ia keluar kan dari mulut nya, membuat siapa saja yang mendengar nya akan merasa tersayat.

Cobaan yang selama ini ia hadapi, selalu membuat nya sabar tanpa sedikitpun mengeluh pada sang Tuhan atas kehidupan nya yang seperti ini, tiga bulan dia hidup hanya untuk menjalani hari-hari nya yang menjadi pemuas, dia sudah menerima diri nya menjadi budak seks dua manusia iblis yang tak mempunyai hati itu, setiap malam, atau pun sore, mereka selalu datang hanya untuk minta di puas kan, Eunha. mau tidak mau harus melayani dengan air mata yang selalu menetes membasahi pipi. Namun nama nya memberontak, Eunha sudah tidak melakukan nya lagi, gadis itu hanya pasrah jika di perlakukan seperti itu, dia berdoa kepada Tuhan agar Tuhan memaaf kan segala dosa keji nya, Dosa yang mungkin membuat sang Tuhan murka, dan mungkin tak akan pernah memaaf kan diri nya.

Eunha menghapus air mata nya, dia menoleh pada jam di atas dinding, angka lima dan angka tiga puluh dua tertampil pada layar jam tersebut, itu berarti. setengah jam lagi pria park itu akan datang.

Pelan-pelan dia beranjak dari sofa hendak menuju kamar mandi, namun langkah nya ia hentikan ketika merasa kan pusing.

Dia mencoba memaksa kan diri untuk melangkah maju, namun. baru tiga langkah, pusing di kepala nya bertambah parah hingga membuat nya terjatuh tak berdaya di bawah lantai.

"Akhh!" Pekik nya kesakitan  merasakan kepalanya bagaikan tersusuk jarum.

Pandangan Eunha mulai mengabur.

"To..to..tolong," hanya kata itu yang bisa Eunha keluar kan, Dan setelah nya, gadis itu pingsan dengan keadaan yang menyedihkan.

                               -oOoOo-

Langkah kaki nya berjalan dengan cepat, jantung nya berdegup kencang, keringat dingin mulai meluncur ke wajah, kabar yang di beritahukan oleh sang pelayan pada nya sungguh membuat nya takut, takut kehilangan sang gadis yang telah mengisi hari-hari nya.

tiga bulan, bukan jarak waktu yang sebentar, Jimin sadar jika dia menyukai Eunha, dia sadar bahwa selama ini yang ia lakukan terhadap Eunha sangat lah salah, ingin berubah dan minta maaf atas kesalahannya, namun sisi kelam nya selalu datang menghasut diri nya bahwa apa yang ia lakukan pada Eunha adalah suatu hal yang sudah benar, karena itu lah, dia selalu melakukan hal-hal bejat terhadap Eunha, tidak peduli bagaimana rasa sakit nya yang Eunha derita kan.

"Dokter!" Panggil nya membuat sang dokter menoleh.

"Bagaimana keadaan nya dok?" Tanya Jimin, dokter itu tersenyum.

"Dia baik-baik saja, tapi keadaan kandungan nya masih melemah," beritahu dokter itu, reflek membuat Jimin terkejut mendengar nya.

"A..apa, k..kandungan dok,"

"Iya pak,"

"Di..dia hamil,"

"Iya pak sudah dua bulan, saya harap, di saat kandungan istri bapak memasuki bulan ketiga nanti, rajin-rajin lah beristirahat, jangan banyak gerak dulu, konsisi buah-buahan agar kandungan istri bapak sehat di dalam, jangan melakukan fisik badan yang nantinya bisa-bisa menjadi fatal bagi kesehatan dan kandungan istri bapak, hanya itu yang bisa saya sampaikan, kalau begitu saya permisi pak,"

Jimin tak memberi respon, pria itu hanya diam, hati nya bergejolak ketika mendengar kata kandungan,  namun detik kemudian, sisi kelam nya datang dan menghasut dirinya agar melenyapkan janin yang tidak berdosa itu di dalam perut Eunha bagaimana pun cara nya.

Dia mengambil handphone nya di saku celana, menelpon orang yang bisa membantu nya agar melakukan hal keji yang mungkin bisa merenggut nyawa Eunha serta sang janin di dalam kandungan nya.

                               -oOoOo-

Nafas nya memburu, wajah nya basah karena keringat dan air mata, jeritan dan pekikan entah sudah berapa kali nya ia lakukan, memohon pada mereka agar menyudahi permainan yang saat ini masih mereka lakukan, namun seakan tidak peduli, dua pria itu malah semakin gencar melakukan nya, bahkan mereka tak segan-segan menyiksanya dengan menampar atau menjambak rambut nya ketika dia memohon agar menyudahi permainan ini.

Eunha tidak mau janin yang sudah dua bulan berada di dalam perut nya lenyap karena mereka.

"He..hentikan Akhh! Ku mo..mohon hikss...."

"Jangan dengar kan dia Jim, siksaan dia dan lenyap janin nya!"

"Ja..jangan, a..aku mo..mohon ja..jangan hikss.... Ji..Jimin-sih hikss.... Apa ku tega hikss.... melenyapkan janin yang tak berdosa ini hikss...."

'Plak'

Jimin menampar Eunha begitu keras hingga membuat darah segar mengalir ke bibir nya.

"Aku tidak peduli!"

'Bugh'

"Akhh!"

Jerit Eunha kesakitan akibat tendangan yang Jimin lakukan pada perut nya, darah segar mengalir dari selangkangan nya, rasa sakit seketika Eunha rasakan, rasa yang amat membuat nya ingin mati.

'Bugh'

"Akhh!"

"Dia harus mati Eunha, dia harus mati!"

'Bugh'

Darah sudah semakin banyak mengalir, tubuh nya tak bisa bergerak, satu kata pun tak bisa lagi Eunha keluar kan, pandangan nya mulai mengabur, sebelum kesadaran nya hilang, gadis itu berujar dalam hati.

"Aku akan membalas kalian,"

Dan setelah nya, kesadaran gadis itu hilang yang entah selama atau tidak.

                                 TBC

SEX SLAVE - [EUNKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang