Part 4|Park Jaehyung (Lost)

18 7 0
                                    

Keesokan harinya.

Seperti biasa, tidak ada hal yang berbeda di kehidupan seorang Jae, hanya bangun, kerja, kuliah dan istirahat. Mungkin bagi orang lain itu sebuah kebosanan yang sangat-sangat membosankan, tapi bagi Jae itu sebuah kesenangan karena dengan ini Jae merasa kalau dirinya tidak sendiri dan tidak merasa sepi karena setiap hari dia hanya mesibuk kan dirinya tanpa harus memikirkan sebuah wanita.

Seperti biasa, kali ini Jae datang lebih lambat dari hari-hari sebelumnya, karena kesibukan Jae dimalam hari yang mengerjakan tugas kuliah, yang mengharuskan dia untuk tidur larut malam dan berakibat pada pagi ini yang bangun kesiangan, tapi dengan itu Jae tetap harus berangkat kerja, bagaimana pun kondisinya, maupun dia terlambat dan akan dimarahi oleh bosnya.

***

Kali ini seperti biasa, Jae mulai membuat sebuah coffie capuccino hangat untuk dirinya sendiri, dan selang beberapa menit, cafe pun mulai rame didatangi oleh beberapa pengunjung yang ingin menikmati coffie sebelum mereka berangkat berkerja, dan tentunya Jae selalu menikmati hal itu, dan tidak lupa untuk memberi sedikit senyuman manisnya kepada setiap pengunjung.

Bahkan banyak yeoja-yeoja yang datang ke cafe tempat Jae bekerja hanya untuk melihat seorang barista yang mempunyai wajah yang begitu sempurna dan begitu ramah, terkadang banyak juga yeoja yang datang hanya untuk modus kepada Jae, tapi bagi Jae itu semua tidak masalah, asalkan cafe nya selalu ramai dan dia mendapatkan gaji tambahan.

Entah berapa lama Jae melayani pengunjung yang tidak henti-hentinya datang ke cafe ini, seakan Jae adalah sebuah pengikat keberuntungan yang selalu membawa banyak manusia menuju cafe itu.

Dan entah kenapa disaat Jae ingin mengantar salah satu pesanan dari pengunjung karena emang walaupun Jae seorang barista, tapi dia juga sering mengantar pesanan itu langsung karena pegawai yang lain sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.

Disaat Jae sedang asik jalan untuk mengantar pesanan ke salah satu pengunjung, tiba-tiba ada seorang yeoja yang menabrak Jae dari arah berlawanan yang mengakibatkan minuman yang ada ditangan Jae jatuh mengenai baju kerjanya.

"Maaf aku tidak sengaja," ucap yeoja itu pada Jae sambil sedikit membersihkan bagian baju yang terkena tumpahan minum.

"Tidak apa-apa nona saya yang kurang hati-hati," ucap Jae pada yeoja itu yang masih membersihkan bajunya.

"Kamu?" tanya Jae dan Yeoja itu secara bersamaan.

"Ya sudah kalau begitu aku permisi dulu, sekali lagi aku minta maaf," ucap yeoja itu pada Jae setelah itu dia melangkah maju untuk meninggalkan Jae seorang diri yang masih setia berdiri disana.

Tanpa berfikir panjang dengan apa yang barusan terjadi, Jae pun mulai kembali ketempat dia membuat Coffie untung membuat pesanan pelanggan lagi.

***

Irene pov

Disinilah aku sekarang didepan kaca yang begitu super besar, dan aku hanya bisa memperhatikan seluruh tubuhku, tanpa berfikir akan beranjak dari depan kaca itu.

Tiba-tiba disaat aku sedang memperhatikan tubuhku, entah kenapa hp ku terus berbunyi tanpa berhenti. Dan aku pun mulai melangkah maju untuk mengambil hp di nangkas meja dekat kasur dan mulai membuka aplikasi Line.

Kim Hana

P
P
P
P
Woy
Balas Napa?
Yuhuu ada orang?
Sumpah berasa bicara sendiri gw?
Read 07.30

Hmm, ada apa? Bisa diam sedikit tidak jangan spam jadi orang?
Read 07.31

Ya lu dari tadi gw chat tapi enggak dibalas? Kemana aja lu? Apa mati?
Read 07.32

Enak banget itu mulut, ada apa?
Read 07.33

Gw mau ajak lu nongkrong di tempat cafe biasa, gw tunggu 10 menit dari sekarang.
Read 07.34

Tanpa membalas chattan Hana, aku pun mulai bergegas untuk bersiap-siap ke cafe, tidak membutuhkan waktu lama aku pun sudah siap dengan penampilanku kali ini, sebuah celana jins pendek, dan sebuah Hoodie pink yang begitu sempurna yg melekat pada tubuhku.

Setelah selesai dengan semuanya aku pun mulai melangkah maju untuk keparkiran rumah, dan mulai bergegas menuju cafe. Sesampai nya di cafe aku pun mulai memasuki cafe itu, dan orang yang pertama aku lihat adalah dia, iya dia seorang namja yang akhir-akhir ini sering ketemu dengan ku, bahkan aku sendiri tidak mengetahui namanya.

"Irene."

Setelah mendengar namaku dipanggil aku pun mulai menoleh kesumber suara, dan mulai menuju meja nomor 14.

"Maaf terlambat," ucapku pada kedua sahabatku.

"Santai," ucap mereka secara bersamaan.

"Kalian sudah pesan sesuatu?" tanyaku pada mereka lagi.

"Sudah, bahkan gw sudah mesan in lu sebuah minuman Coffie capuccino hangat."

"Gamsahabnida Hana ya," ucapku sambil sedikit tersenyum, "ya sudah aku ke toilet sebentar." Ucapku pada mereka berdua, lalu meninggalkan mereka untuk menuju ke toile.

Tapi entah kenapa dipertengahan jalan, aku menabrak seorang namja, dan tanpa berfikir panjang aku pun mulai meminta maaf tanpa melihat siapa namja itu.

"Maaf aku tidak sengaja," ucap pada namja itu sambil membersihkan bajunya yang terkena minuman.

"Tidak apa-apa nona saya yang kurang hati-hati," ucap namja itu padaku.

Karena suaranya yang begitu tidak asing olehku, aku pun mulai menoleh kearahnya, dan benar saja aku menabrak dia lagi.

"Kamu?" tanyaku dan dia secara bersamaan.

"Ya sudah kalau begitu aku permisi dulu, sekali lagi aku minta maaf," ucapku pada namja itu lalu melangkahkan maju meninggalkannya.

Irene pov end

***

Love Me Or Leave MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang