Lift terbuka mengantarkan seorang pelayan. Wajah cantiknya tersembunyi dibalik masker berwarna navy senada dengan seragam berlogo kopi dan topi abu-abu
19:00
"Masuk."
Ia melihat keseluruh ruangan bernuansa abu-abu dengan ranjang berukuran besar layaknya apartemen lainnya dengan fasilitas VIP dengan dekorasi super mewah.
Seorang pria bertelanjang dada dan hanya memakai handuk yang melilit dipinggang
Shena hanya menatapnya intens
"Apa perlu yang lainnya." Tanya Shena setelah meletakkan bawaannya diatas meja
"Mungkin kita bisa mengobrol ditemani secangkir kopi." Ujarnya mengedipkan sebelah mata
"Boleh."
"Silahkan duduk." Ucap William
Shena duduk diatas sofa bermotif biru muda yang didepannya ada sebuah meja dan teko berisikan kopi yang ia bawa tadi serta 2 cangkir yang menyertainya.
"Sejak kapan kau bekerja sebagai waiters di kedai kopi." Ucapnya menuangkan kopi
"2 tahun, tapi aku sudah mengenal bosku sangat lama. Dia seniorku waktu SMA."
"Apa kau punya saudara."
"Aku anak tunggal." Jawab Shena was-was
"Apa kau sudah punya pacar."
Shena mengerjap beberapa saat
Oke stop ini sudah melewati batas antara pelayan dan pelanggan. Mengingat pria bunglon ini saksi tragedi rumah tangga Menteri Sosial itu
"Aku sendiri dan aku juga tidak punya rencana untuk berpacaran."
"Apa alasannya."
"Karena aku tidak setia. Aku hanya mempermainkan mereka setelah bosan aku akan membuangnya." Shena memutar bola matanya malas. Sungguh obrolan yang membosankan
William ini bersikap biasa saja padahal kejadian malam lalu saat ia menciumnya tiba-tiba masih melayang dipikirannya. Apa rencana selanjutnya, yang membuat Shena merasa bingung sendiri oleh jalan pikir pria menyebalkan ini.
William menyesap kopinya
"Apa kau menyukai bosmu. Emm maksudku ada rasa sesuatu, sepertinya dia sangat dekat denganmu."
Ini pertanyaan atau pernyataan. Shena tau ini menjebak. Apa William tau kalau Jey mengupingnya
"Itu mustahil dia tak lebih dari partner kerjaku. Aku menganggapnya sebagai kakakku sendiri."
"Apa kau menyukaiku."ujarnya mendekat sembari tersenyum manis
Whatt. Apa Shena tidak salah dengar. Bahkan ia tidak tau ia punya hati atau tidak. Cintanya hanya untuk Ayah dan Ibunya
"Aku hanya bercanda. Kenapa ekspresimu terlihat terkejut mendengarnya." Ujarnya terkekeh
Shena buru-buru menormalkan ekspresinya
"Aku hanya kaget saja.Oke sekarang giliranku bertanya."
William mendekat. Aroma mint langsung menyeruak keindra penciuman Shena
Dia sudah terbiasa melihat pria bertelanjang dada. Ia tidak terganggu sedikitpun
"Apa kau play boy."
"Tidak juga. Aku hanya bersenang-senang, sayang juga uangku kalau tidak digunakan secara maksimal."
Shena tersenyum miring

KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Penggoda
RomanceLo tau betapa asiknya ngerebut apa yang bukan milik lo. Gue sadar ini hubungan terlarang. Disaat dia belum punya pasangan. Lo sama sekali gak respon, beda dengan ketika dia sudah punya calon. Ada sepercik api yang membuat hati gue ingin merebutnya d...