Bab 11 | Buku

819 15 0
                                    

"Jangan mengelabuiku."

Shena ingin mencakar wajahnya sekarang. Ia sudah mengatakan TIDAK sebanyak 55 kali, atau mungkin lebih.

Dan itu masih membuatnya tak gentar menampik alasan itu

"Aku mengatakan yang sejujurnya. Ayahmu ada disana dia menyamar sebagai seorang pendeta." Ujar shena dengan nada menggebu gebu dan melirik kekasihnya itu tajam

William nampak berpikir keras. Apa alasan Ayahnya lari dari media

"Apa yang dia katakan." Tanya William

"Dia hanya bertanya kabarku."

"Whatttt" seru William kaget

"Hanya itu"

Aku mengangguk

"Baiklah aku ada urusan, kau boleh diapartemen ku dulu sampai aku pulang."

"Oke, tapi aku ingin kau menyerahkan kartu mu untuk berjaga jaga kalau aku butuh sesuatu." Ujarku mengedip

William tersenyum dan mendekat padaku mencium bibirku dan melambai lalu melenggang pergi setelah menyerahkan barang yg kuinginkan dimeja dekat pintu

21:31

"Maaf menunggu lama."

Aku berjalan menghampiri william dan menuangkan wine digelas kecilnya

"Oke, aku yang memulainya, tapi kulihat kau tak bersemangat lagi." Aku berbalik tapi dia mencegahnya dan dengan cepat aku sudah berada dipangkuannya

"Kau mabuk will. Aku rasa ini tidak akan nikmat kalau kau dalam pengaruh alkohol."

William hanya terkekeh sambil melucuti bra ku

"Kau tau Shen aku sangat membencinya. Dia yang membuatku gila, kuakui aku memang iri padanya tapi aku yang lebih berkuasa dalam segala bidang. Aku akan menghancurkannya pelan2." Gumam william tidak jelas

Aku hanya lirih mendengar ocehannya karena sibuk menikmati hembusan yg ditiup olehnya membuatku meremang tak bisa berkata kata

"Kau mendengarku Shen." Tanya nya

"Yeahhh.." jawabku sayu sembari menegak wine yg ke 4 kalinya

"Kau pancingannya Shen, tapi aku mencintaimu, kau hanya milik ku."

"Kau dan aku."

Shena tak menggubrisnya ia semakin terbuai dalam pesona asmara dan melanglang buana

...

Ia memejamkan mata dan kembali lagi melihat jam tangan setelah beberapa lalu ia mengeceknya berulang kali. Ia menoleh pintu

"Kau" teriak orang menggema keseluruh penjuru ruangan

Ia melihat seorang pria tampan duduk di seberang sambil menatap lurus kearahnya

"Kau harus pergi dari kota ini."

"Apa maksudmu?" Teriak seorang wanita sambil melotot kearah pacarannya itu

Pria itu melemparkan sebuah berkas amplop coklat dan mengeluarkan nya dan memberikan ke Shena

Shena mengangkat alis sebelah tanpa menerimanya

Karena tk kunjung ada jawaban sang pria lalu menaruh diatas meja lalu melenggang pergi, tapi sebelum ia beranjak pergi ia mengatakan sesuatu

"Kau harus membacanya, aku menemukan di bawah bantalnya. Kau akan menyesal jika terlambat." Ucap pria itu datar dan pergi

Shena memutar bola matanya malas ia menatap berkas coklat tebal itu sebuah buku dengan beberapa sobekan kertas didalamnya yang tak beraturan terlihat dari luar. Ia mendesis dan langsung memasukkan ke tas.

Sang PenggodaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang