Shena mengerjapkan matanya ia masih dipesta. Jam menunjukkan pukul 12 malam, lalu ia menuangkan sampanye ke gelasnya entah sudah keberapa kali. Dia melirik William dari kejauhan ia masih berbincang dengan teman temannya
Rasa pahit menjalar ketenggorokannya. Kenapa malam ini terasa sangat panas sekali. Shena kegerahan padahal ia mengenakan baju yang sangat minim. Tunggu dulu... badannya bergetar hebat Ia tak tenang kali ini, matanya menangkap sekelilingnya ini sungguh sungguh panas dan....
Arghhhhh.....
Shena sudah tidak bisa menahannya. Ia tahu sesuatu. Dia melirik nama yang tertera dibotol minumannya.
Bodoh.
Shena menyesalinya.
Ia salah mengambil minuman asal comot saja pantas tubuhnya bereaksi seperti ini
Dia berdiri beranjak menuju toilet dan menatap dirinya dicermin. Shena membasuh mukanya agar ia kembali segar. Sial, tapi nyatanya itu tak berdampak apapun. Dia menatap sekelilingnya panik dan mendengar kucuran air diseberangnya
Shena menautkan kedua alisnya menimang nimang keputusan yang akan ia buat.Ia menggigit bibir bawahnya
Baiklah. Ini memang gila dan aku harus menuntaskannya
Shena membuka pintu toilet disampingnya.
Seorang pria dengan pakaian formal seperti yang lainnya nampak mencuci tangan dan berbalik kala menyadari seseorang yang mengawasinya.
William.
Shena menutup pintunya dari dalam
Dia menatap Shena heran
"Aku membutuhkanmu sekarang." Ucap Shena dengan nafas terengah rengah mendekat dan mengalungkan tangannya keleher William. Dia sempat menahan tubuhnya tapi Shena terus memojokannya. Hasratnya sudah tidak terbendung lagi dia langsung mencumbu William penuh gairah dan membuka mulutnya untuk dijelajahi setiap sudutnya. Shena mengerang manja dan terus menatap lekat mata elang itu.
Shena membuka jas hitam yang dikenakannya. William nampak menurut kali ini, tapi ia masih dengan wajah datar dan tatapan mengintimidasi
Shena telah melucutinya hingga tak tersisa. William sudah setengah telanjang sekarang
Perut sixpack dengan dada bidang. Shena mendekatkan tubuhnya dan mencium aroma lavender itu dalam dalam. Menenangkan.
Ia meraba perut kota kotak itu dan
mendongak menatap iris mata hitam legam itu dan tersenyumWilliam menatap Shena intens menghirup aroma vanila dalam dan langsung menghisap lembut bibir Shena intens dan menelusupkan tangan kepunggung untuk melepas kaitan disana dan merengkuh Shena lebih dekat. Dia meremas aset didada Shena lembut dan membuatnya terus mendesah menginginkan lebih
Shena dibuat melayang diatas awan. Ini berbeda. Ciuman ini mengingatkannya pada momen dipesta teman Ayahnya. Lembut, penuh rasa, dan tidak menggebu gebu .
Aku menyingkap gaunnya dan mengusap pahanya lembut. Dia mengerang kenikmatan membuat bulu kudukku meremang, lalu aku memasukkan jari kesana dia sudah basah dan meremas rambutku menyalurkan energi nikmat. Aku memasukkan lagi jariku dan terus memaju mundurkannya lebih cepat
"Aku mau keluarrr." desahnya dengan mata sayu dan peluh yang membanjiri dahinya. Dia benar benar seksi sampai membuatku khilaf akan hal ini membuat otakku blank sampai lupa diri.
Aku mengangguk.
Shena meluncur dan meledak dibawah sana. Ini gila. Pengalamannya sangat banyak dengan pria diluaran sana tapi baru kali ini ia mendapat pelepasan luarbiasa dan jauh dari ekspetasinya
Malam indah. Malam yang panjang dan sempurna
Lidah kami masih bertautan. William mengangkat tubuhku dan menyandarkannya di meja wastafel. Aku tersenyum dan dia melucuti pakaiannya dan pakaianku. Kami sudah telanjang semua tanpa sehelai benang
Dia menatap nanar tubuhku dan menggelengkan kepalanya seringai muncul dibibirnya
Aku meraba bibir merah sensual itu dan mengulumnya lagi
Aku menungging dan dia langsung memasukkinya dari belakang membuatku menggoyangkan pinggul lebih cepat untuk mengimbangi ritmenya yang fantastis.
Ini gila. Miliknya penuh disana. Dia menyodokannya semakin cepat hingga membuatku orgasme kedua kalinya
"Aku mau keluar."
Dia bertanya padaku dan aku menyuruhnya didalam. Tapi dia enggan dan memuntahkan cairan itu di toilet lalu menyiramnya dan mengenakan seluruh pakaiannya lalu pergi. Ia sempat melirikku dengan tatapan nyalang dan tersenyum tipis penuh arti lalu melenggang pergi
Aku masih telanjang dan menatap diriku dicermin ada banyak bercak kebiruan di leher dan sekitar payudara dan perut. Ini sempurna. Dia membuatku terlena
Aku mengenakan pakaianku dan merapikannya lalu mengambil ponsel dan menelpon Jey untuk menjemputku
"Baiklah tunggu aku 10 menit. Aku sampai." Tutup Jey mengakhiri pembicaraan
Shena memasukkan ponselnya keatas dan. Tunggu...
Sejak kapan benda itu ada disana. Siapa yang meninggalkannya. Punya siapa?
Shena mengambilnya.
Jam tangan perak dengan simbol galaksi didalamnya. Dia merasa deja vu
***
Drttttt........
Shena mengambil ponsel dan membukanya. Nampak jelas kerutan didahinya
"Kenapa kau tak menungguku dulu."
Shena menguap melirik jam diatas nakas. Pukul 8 pagi untung saja ini hari libur ia bisa lebih leluasa dikasurnya tanpa takut diomeli ibunya
"Aku mengantuk, jadi aku pulang." Jawab Shena jujur ia memang putri tidur
"Oke bisa kita jalan nanti. Aku akan menjemputmu."
Shena langsung berdiri seketika
"Kau gila, nanti apa yang harus aku katakan pada ayah ibuku jika kau datang, Ayah juga sudah tau kalau kau anak dari Bosnya yang akan jalan denganku." Ujar Shena memijit kepala pelan. Huhhh..nyatanya efek dari obat perangsang itu cukup kuat. Kepalanya masih bedenyut denyut sampai sekarang
Ia tidak mau membahas kejadian malam itu. Dia juga sudah terbiasa dengan pebuatan tersebut, tak lazim baginya. Yang membedakan adalah biasanya ia melakukannya normal tanpa ada dorongan apapun, untuk ini dia menegak obat sialan itu. Yaaaa....tapi ia tidak akan pernah melupakan sentuhan dari William untuknya. Sempurna
Shena menyunggingkan senyum manisnya
"Baiklah aku kirim lokasi nanti. Kau bisa menemuiku, bye sayang I love you"
"Oke, i love you too"
Shena menutup ponsel pintarnya sebelum benda itu kembali berbunyi memekakan gendang telinganya
Fredly👦
Nanti malam bisa kita bicara?Boleh Tuan kukira
Anda telah
melupakanku haahaaAku hanya rindu.
kita bicara ditempat
biasanya
Baik Tuan
Aku meletakkan ponsel diatas meja kecil dan kembali merebahkan badan menuju alam mimpi
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Penggoda
RomanceLo tau betapa asiknya ngerebut apa yang bukan milik lo. Gue sadar ini hubungan terlarang. Disaat dia belum punya pasangan. Lo sama sekali gak respon, beda dengan ketika dia sudah punya calon. Ada sepercik api yang membuat hati gue ingin merebutnya d...