Bab 7 | Milikku

6.5K 29 1
                                    

Pukul 01:15 dini hari

Shena melangkah pelan tak lupa mengunci pagar dan lewat pintu belakang kebiasaannya setelah pulang malam, dan esoknya akan dilontarkan banyak pertanyaan yang ia jawab dengan berbagai macam alasan dari ketiduran dirumah teman sampai takut pulang malam.

Lampu kamarnya telah ia nyalakan tanpa ia sadari sepasang mata telah mengawasinya dari belakang
.
.
.

Ternyata. Itu kucingnya

Jantung Shena berdegup kencang ia ke wastafel membasuh mukanya agar kembali segar.

"Hei." Jantung Shena berpacu layaknya kuda

"Kenapa kau baru pulang. Ponselmu tidak bisa kuhubungi daritadi. Apa kau baik-baik saja Shen. Shen kau mendengarku. Halo Shen kau masih disana ."

"Iyaa-iya aku mendengarmu. Pelankan sedikit nada bicaramu Jey. Aku baik-baik saja dan sudah pulang." Bisik Shena mengecilkan suaranya

"Ohh syukurlah. Aku kira William akan membunuhmu."

"Kau gila. Besok aku ceritakan segalanya. Aku ingin tidur sekarang. Good night Jey. Ohh ya besok aku mungkin sedikit terlambat. Oke bye." Putus Shena sepihak dan segera membaringkan tubuhnya diranjang dengan kabut mimpi yang mulai menggerayanginya.

Aroma lavender menyeruak. Shena mengenali aroma ini. William. Pria bunglon sekaligus pacarnya ini
pasti mempunyai alter ego. Ini gila, Shena kira mempunyai kepribadian ganda hanyalah di buku novel saja, nyatanya ada juga didunia nyata.

Shena mendekatinya diatas kapal pesiar ditemani ombak malam dan para bintang--bintang yang bertebaran diangkasa ditengah lautan

Dia berbalik menatap Shena tajam. Aura hitam mulai menyelimutinya. Ada aura wibawa, berkharisma, sekaligus misterius bercampur satu. Ada rona masa lalu kelam yang ia tutupi dan tidak ada yang tau apa itu, kecuali dirinya sendiri dan Tuhan.

Jari jemari Shena memegang tuxedo hitam yang dikenakannya

"Aku menyukai aroma vanillamu saat kita bercumbu dan kau meneriakkan namaku."

"Aku mencintaimu Shen." Ucapnya mencengkram kedua bahu Shena lembut dengan tatapan mata elang

Byurrrr. .  .

Ombak menghempaskan tubuhnya.
Bajunya basah oleh air

Shena mengerjapkan matanya

Tunggu dulu. Ini bukan ombak

Tapi guyuran air. Dari ibunya

"Kau terlambat 2 jam nak." Ucap ibunya sambil berkacak pinggang

Oke. Ini cara membangunkan yang sangat tidak manusiawi

"Maaf bu. Tadi malam aku mengetuk pintu, tapi tidak ada yang menyahut. Setelah menunggu lama, terpaksa aku lewat pintu belakang. Ibu pasti lupa menguncinya."

"Ibu selalu menguncinya." Nadin mengernyit

Shena memutar bola matanya

"Lain kali jangan ceroboh bu. Nyatanya aku tidur didalam bukan diluar kan. Aku mandi dulu." Ujar Shena beranjak kekamar mandi

Ibunya masih diam mematung

"Huhh. Mungkin aku lupa." Gerutunya

Shena tersenyum

Dia kan punya kunci cadangan.

9:25

"Heii aku sudah minta maaf dan akan membuatkannya ulang."

Sang PenggodaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang