Bab 1 | Shensi

23.6K 108 0
                                        

Jakarta, 2031

Di bawah temaram lampu di sebuah cafe remang-remang di pinggir jalan

Dengan tulisan coffe shop sebagai topeng andalan

Banyak aneka jajanan pasar yang dijual dipinggiran cafe tersebut

Situasi yang tidak pernah sepi. Tempat belalalu lalang para pedagang dan pembeli yang singgah di sekitar pasar. Dari penjual asongan hingga pengemis jalanan

Tapi siapa sangka dibalik sebuah kedai kopi yang menyimpan banyak misteri

Terdapat sebuah ruang yang berisikan para petinggi negeri

Dari pengusaha muda hingga para menteri semua berjejer rapi

Muslihat negeri yang tiada henti
Kala politik sudah merajai duniawi

Para pejabat negeri tokoh-tokoh yang selalu dielu-elukan oleh penduduk itu sendiri

Semua hanyalah sandiwara. Bumi tempat panggungnya

Ketika dalang sudah tiba sesuka hatinya memainkan tokoh-tokoh wayang yang mempunyai andil di ceritanya.

Dialah Shena
.
.
.
.

"Kamu itu kerjaannya rebahannn mulu gak capek apa." Bentak wanita cantik berumur 40 an

Seorang gadis menggeliat dari tidurnya dan menaikkan selimut hingga ujung kepala

Wanita tersebut makin geram dengan tingkah anaknya, hingga ditarik selimut itu dengan kasar

"Ibu apaan sih. Shena masih ngantuk."ucap gadis itu terus berontak kala ibunya menyuruhnya bangkit dari kasur

"Kamu lupa kemarin malam ibu bilang apa."

Shena mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan intens cahaya ke iris matanya berwarna hitam legam itu sambil menguap dan sesekali mengucek matanya dan melirik jam beker diatas nakas. Ia langsung duduk seketika

Gadis itu menatap mata sang Ibu dengan wajah yang sendu

Nadin hanya bisa geleng kepala melihat anak tunggalnya ini

"Kok gak dibangunin dari tadi sihh. Nyebelinn."

"Lahhh kan kamu sendiri. Salah siapa susah bangunnya kamu tuh cewe harus bangun pagi-pagi sampai kapan siang terus bangunnya, nanti kalau kamu udah punya suami malu lo bangunnya siang mulu, belum masak, belum beberes rumah, belum yang lainnya." Cerocos Nadin panjang lebar

Shena yang malas menanggapi ocehan ibunya ini segera beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri

Sebenarnya sih, kalau ia terlambat sekalipun tak masalah baginya. Ia hanya berpura-pura didepan ibunya agar dia tidak curiga bagaimana kelakuannya diluar sana

"Lepas itu sarapan kedepan ibu udah masak." Ucap Nadin berlalu pergi

15 menit ia sudah dibalut kemeja berwarna abu-abu dengan rok hitam diatas lutut

Rambut coklat sepinggang tergerai sempurna membingkai wajahnya yang ayu mirip ratu keraton.

Dengan polesan make up tipis dan ukiran alis serta maskara lentik dan eyeliner memperindah matanya. Daya tarik tersendiri baginya adalah mata. Alat itulah yang ia andalkan untuk menarik lawan jenisnya

Konon katanya ketika seorang pria menatap matanya akan jatuh terpesona. Seakan terhipnotis oleh kerlingan indah mata rusa nya

Terakhir sapuan blush on dan lipstik berwarna peach menyatu sempurna di bibir sexy nya

Ia bahkan masih tidak percaya bahwa ia mempunyai dagu yang terbelah meski tidak terlalu kentara. Itu menjadi daya pikat tersendiri baginya

Ia mengambil tas selempangnya dan memasukkan handphone dan kartu namanya

Sang PenggodaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang