books: the prove of lost memories

13 2 0
                                    

Terduduk di sofa selagi dikelilingi beberapa buku harian, lama aku terdiam.

Isi tulisan dari buku ini nyaris tak mampu kupercaya. Heran aku melihat isi buku itu. Kubalik-balik perlahan dari halaman ke halaman lain. Benarkah semua ini aku yang telah mengukirnya?

Detail-detail ini, dari hal yang seharusnya tak penting sampai ... aku sekarang sudah tidak tahu lagi. Begitu banyak hal percuma yang aku torehkan tentangnya. Mengundang sentimen, penuh perasaan, kebodohan. Semua tentang dia, aku tak habis pikir aku adalah orang yang menuliskannya sebanyak ini.

Menemukan buku-buku berasal dari gudang yang terlupakan beberapa tahun silam akhirnya berhasil menghilangkan tanya dalam benakku. Selama ini aku selalu bertanya akan sosok manusia itu yang sebenarnya. Bagaimana pandanganku terhadap dia sebelum aku menanyakan namanya untuk yang kedua kalinya?

Terlintas sesuatu di benakku kemudian. Kala itu, ia pasti merasa canggung, menghadapi orang lain pada raga yang sama. Sebuah pertemuan pertama bagiku, tetapi baginya sudah pasti itu sudah ke sekian kali yang tak terhitung.

Ah, aku jadi memikirkannya.

Segini saja karena aku semakin tidak ingin mengacaukan fictogemino ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Segini saja karena aku semakin tidak ingin mengacaukan fictogemino ini.
😭😭😭😭😭😭😭

Sudah bangga aku pun. Susah woi.
😭😭👌

DWC2020: Scarving for Sacrifice in 30 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang