Ini benar-benar hal yang tidak direncanakan, sih. Yah, tadinya–sebenarnya jauh saat di masa-masa kelulusan, kami berjanji bahwa suatu saat kami akan mengadakan reuni kecil-kecilan.Tetapi karena ada wabah begini ....
Mungkin ada hikmahnya. Salah satunya karena kalau keadaan ini tidak datang menghampiri, kami semua mungkin tidak ada yang tahu mengenai aplikasi per-meeting-an yang bisa menampung banyak orang untuk bertatap muka. Well, lumayan, ‘kan? Aplikasi obrolan biasanya hanya bisa menampilkan wajah empat orang.
Tampilan layar laptopku yang sebelumnya dipenuhi oleh wajahku dan latar belakang dinding kamar berubah. Nama-nama lain mulai bermunculan. Tampilan wajahku masih ada hanya saja membentuk kotak-kotak kecil sejajar dengan nama-nama yang muncul. Aku menunggu mereka menampakkan wajah mereka sembari menyisir dan merapikan rambut.
“Hei.” Aku mendengar suara Karina. Nama ‘Karina Ambarsari’ yang tertampil dengan latar hitam kini berganti seorang gadis berambut kecokelatan dengan pakaian santai. Ia baru saja mengklik sesuatu pada komputernya. Ah, dan rambutnya juga terlihat lebih panjang dari terakhir kali aku melihatnya, melewati bahu.
“Hai, Kar,” sapaku. Teman-teman yang lain tampaknya masih struggle dengan jaringan atau ... apa mungkin ini pertama kali mereka memakainya?
“Halo.” Suara bas laki-laki akhirnya kudengar. Kemudian, yang lain juga ikut menyapa sembari menyahut sapaan mereka.
Aku melihat Karina merenggangkan kedua tangannya ke atas.
“Hah, padahal kita berada di satu kota sekarang, tetapi malah tidak bisa bertemu begini.” Ia mengeluh dengan wajah cemberut. “Kalian sudah pada libur?”
“Aku sudah,” jawabku. “Yah, aku udah di Tanjungpinang sebelum kabar mengenai wabah ini meruak, sih. Aku nggak nyangka, kalau bisa-bisanya ada orang kita yang terkena virus dari luar.”
“Aku juga ... bingung dengan penyebarannya.” Ryan menyahutku sambil berkorek telinga. “Katanya dari pria yang tinggal di daerah perbatasan Tanjung Uban. Waktu itu ia baru dari luar kota, mengunjungi anak perempuannya. Ah, cerita yang buruk. Anak perempuannya meninggal, mengidap virus itu juga, cuma bukan itu penyebab utamanya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
DWC2020: Scarving for Sacrifice in 30 Days
DiversosIsinya nggak se-horror sampulnya, kok. DWC 2020 Copyright © July 2020 by compartisan on Wattpad