Pria berpakaian formal duduk di sebuah kursi kerja ruangan yang gelap, minim pencahayaan. Warna dindingnya mendekati hitam pula. Pria itu kemudian mendengar suara langkah seseorang. Tak lama, seorang gadis kecil muncul di dekatnya. Pria itu menoleh ke arah gadis itu.“Sudah selesai latihan?” tanyanya.
Gadis itu menjawab, “Sudah.”
Kulit yang putih, tetapi tampak lusuh karena luka dan pasir yang mengotori. Baju berwarna abu-abu beserta celana kain hitam yang dikenakannya terdapat banyak noda, bahkan sudah ada bagian-bagian robek kecil di sana.
“Anak-anak di mana?” tanya pria berambut lurus kaku itu lagi.
“Kembali ke ruangan masing-masing,” jawab si gadis kecil. Pria tersebut hanya menyusul dengan sebuah gumaman.
“Ini masih sore kan, ya,” ujarnya tak lama kemudian.
Tiba-tiba, ia bangkit. Pria itu berjalan mendekati si gadis. Ia memegang tangan perempuan itu dan mengangkatnya.
“Kalau untukmu masih belum cukup,” katanya. Ia menyeret perempuan itu, memaksanya berjalan mengikuti dari belakang. Gadis itu meringis sesaat. Genggaman tangan pria itu terlalu kuat.
Pria tersebut berjalan menuju sumber cahaya matahari, keluar ruangan. Di hadapan mereka terlihat sebuah lapangan dan pembatas kawat tinggi yang mengelilingi bangunan di mana mereka berada saat ini. Ia masih menyeretnya hingga ke tengah lapangan.
Pria itu melepaskan tangan si gadis saat berada di depannya.
“Tunjukan gerakanmu,” titahnya.
Perempuan yang terlihat sudah seperti kelelahan itu memasang tekad pada wajahnya. Ia mulai memasang kuda-kuda, lalu menggerakkan kedua tangan dan kakinya pada berbagai posisi menyerang dan bertahan. Pria di hadapannya hanya menunjukkan wajah masam dan kaku.
“Mana kekuatanmu? Ulangi.” Suara pria itu semakin tegas. “Sertakan juga gerakan yang kuajarkan padamu. Jangan cuma gerakan yang kau latih bersama anak-anak di sini.”
Gadis itu menggeram sedikit. Ia memulai gerakannya kembali, kali ini disertai gerakan melompat dan berbalik yang lebih lincah. Ia memutar kakinya menjuruskan tendangan. Pria di hadapannya mulai mendekat. Gadis itu mengerti isyarat pria tersebut. Ia pun mencoba menyerangnya dengan sebuah ...
KAMU SEDANG MEMBACA
DWC2020: Scarving for Sacrifice in 30 Days
De TodoIsinya nggak se-horror sampulnya, kok. DWC 2020 Copyright © July 2020 by compartisan on Wattpad