Aku tidak pernah mengerti akan kelakuan kucing yang kupelihara saat ini. Ketika bertemu kucing mana pun, pasti diajaknya berkelahi. Ketemu kucing betina pun bukannya digoda malah diusir dengan galak. Heran, baru kali ini aku merawat kucing seperti ini.
Jadi, sewaktu di kos, anak-anak kos pasti selalu memberi pesan kepadaku kalau kucingku ini jangan dikasih keluar. Soalnya, di tempat kos ini sudah ada penghuni kucing tetapnya, dan iya, pertemuan pertama mereka digelar dengan saling gelut.
Sebenarnya, aku sendiri juga heran. Ketika aku membersihkan hasil perkelahian mereka, yang kutemukan hanyalah bulu rontok dari kucingku saja. Itu artinya dia kalah, 'kan? Kemudian kali kedua dan ketiga, ketika aku memang tak ada di kos untuk mengawasi—yang pada akhirnya aku membiarkan ia keluar dari kamar karena kasihan juga nggak dapat udara segar—hasilnya sama saja. Aneh, padahal selalu kalah, tetapi selalu saja mengajak binatang lain gelut.
Tak hanya itu saja. Kucingku ini juga suka membuatku geram, menggagalkan hasil dan jerih payah yang sudah selesai kulakukan di hampir segala kegiatan. Berjalan di atas laptopku dan membuat laptopku mati, menjatuhkan makanan ketika aku hendak menyiapkan dan menuangkan untuknya, bahkan ia selalu memukul mataku ketika aku tidur. Aku memang tak pernah mengerti dalam rangka apa dia melakukannya, tetapi kalau dia sedang diam, aku yang naif ini hampir tak pernah berpikir akan rencana apa yang selanjutnya akan ia lancarkan padaku. Padahal, itu termasuk menjahatiku, 'kan ... maksudku, aku tak sekali dua kali merasa kesal hingga marah, tetapi kenapa dia tetap menjalankannya? Dia sengaja, bukan, kalau begitu? Lalu, terakhir, yang membuat diriku kesal ....
Berlarian ke sana kemari menjatuhkan barang-barang yang tersusun di atas lemari dan tumpukan benda lainnya.
AKU TAK MUNGKIN MELEMPARNYA DENGAN SENDAL, 'KAN?!
Aku selalu menggertaknya dengan suara, tetapi toh di saat aku benar-benar sadar itu percuma aku jadi naik pitam karena dia tetap saja berlarian di sekitar kardus-kardus dan barang yang tersusun di atasnya berjatuhan menciptakan suara bising di atas lantai.
“BUBU! BISA DIEM NGGAK?! KAMU MAU AKU BANTING?!”
Aku takkan pernah benar-benar melakukannya, sih. Toh, dia yang selalu tega mengacaukan tatanan sekeping dua keping dari hidupku.
Ga dapet ide wooooii wkwkwkwk
😭😭😭😭😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
DWC2020: Scarving for Sacrifice in 30 Days
De TodoIsinya nggak se-horror sampulnya, kok. DWC 2020 Copyright © July 2020 by compartisan on Wattpad