part 10

41 3 0
                                    

"Takdir sudah di atur sedemikian rupa oleh sang maha takdir"

Haura berlari menyusuri lorong rumah sakit dengan keringat dan air mata yang bercucuran membasahi wajahnya.
Kini ia berdiri tepat di depan pintu ruang anggrek nomor 122.
Bimbang,itu yang ia rasakan saat ini hingga tak berani membuka knop pintu di depannya.dengan mengumpulkan keberanian ia mencoba perlahan2 membuka pintu dan benar,ia tak sedang bermimpi.
Disana,syurganya sedang terbaring lemah dengan selang oksigen di wajahnya.
Haura luruh ke lantai hingga tak berdaya menopang tubuh,tak mampu berkata sepatah katapun yang ia mampu saat ini hanya menangis menyaksikan uminya yang terbaring lemah.
Tiba-tiba dari arah belakang seseorang memeluknya,dia fahri
Fahri memeluk sang adik yang tak berhenti menangis dan berusaha menenangkan haura

"Dek,abang tau kamu sedih tapi dengan kamu menangis kayak gini bakal bikin umi tambah sedih.kamu gak mau kan umi sedih? "Bujuk fahri menenangkan sang adik

" gak bang, tapi kenapa umi bisa kayak gini? Umi selama ini baik-baik aja" isak haura

"Maafin abang ya dek,sebenarnya selama ini ada tumor di bagian perut umi tapi umi gak mau kamu tau" ucap fahri memberi penjelasan

"Harusnya abang bilang aja sama ara,kenapa harus sembunyiin dari ara, abang jahat" isak haura sambil memukul dada fahri

Fahri semakin mempererat pelukannya agar haura sedikit tenang
Namun sebuah ketukan pintu membuat haura melepas pelukan dengan sang kakak.
Disana berdiri seorang laki-laki yang sedikit tak asing di penglihatan haura.
Laki-laki itu perlahan melangkah ke arah fahri dan haura

"Fahri,lo yang sabar ya gua yakin umi lo bakal sembuh kok" ucapnya menenangkan

"Thanks lif,oh iya kenalin ni adek gua namanya haura"

Mereka saling menangkupkan tangannya di dada

"Haura" ucap haura singkat belum menyadari jika Alif adalah orang yang mengajak nya nikah saat pertama kali bertemu.

"Gue Alif" sahut alif memperkenalkan diri

Sebenarnya Alif ingin berbicara banyak hal dengan haura tapi keadaan yang tidak memungkinkan sehingga ia mengurungkan niatnya untuk mengajak haura berbicara. Satu hal yang sangat tidak di sangka oleh Alif yaitu orang yang ia bayangkan dan sebut di sepertiga malam adalah adik temannya sendiri.
Sungguh luar biasa skenario sang maha takdir.
Cukup lama Alif di sana menyaksikan sang pujaan hati tertunduk lesu di samping uminya,namun ia harus segera pamit.

"Ri,gue pamit ya soalnya gue ada keperluan mendadak" ucap alif memberi penjelasan

"Ok,thanks bro"

Pandangan alif sekarang tertuju ke arah haura untuk izin pamit namun haura tak  menanggapi sama sekali. Karna tak ada tanggapan Alif melangkah meninggalkan ruangan bercat putih itu.
Tak beberapa lama,haura juga izin pulang kepada abangnya untuk mengambil beberapa pakaian.
Sesampai di rumah,haura bergegas ke kamar uminya untuk menyiapkan pakaian dan keperluan lainnya
Namun sebuah pesan whatsApp menghentikan aktivitasnya.
Haura meraih hp dan melihat si pengirim pesan.

" Nadira mengirim foto" ucapnya nya dalam hati

Saat foto itu di buka,betapa hancurnya hati haura melihat foto itu.

~~~~******~~~~~~~~~~~******~~~~~~~~
Takdir sungguh luar biasa ya gaes
Kira2 foto apa ya gaes?

HauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang