Bab 3. Natrium Si Perusuh

984 172 11
                                    

Natrium tidak mengerti mengapa ia sangat dibenci oleh osis dan para anggotanya. Hanya karena ia sering terlambat dan ceroboh, mereka menganggapnya sebagai perusuh, seperti saat ini.

"Bi itu Natriumkan? Si perusuh yang katro itu, lihat aja gayanya, gue yang malu,"ujar salah satu teman Bianca, sesekali melirik ke arah Natrium.

Natrium masih terus melangkah melewati mereka, wajahnya masih terlihat masa bodoh.

"Iya cewek jelek yang bodoh," jawab Bianca tersenyum mengejek.

Mendengar kalimat itu Natrium menghentikan langkahnya. Ia mundur beberapa langkah, lalu berbalik tepat di hadapan Bianca dan teman Bianca berambut hitam sebahu itu.

"Kalian berdua membicarakan saya?" tanya Natrium sambil menoleh kekiri dan kanan, tidak ada orang yang lewat lorong ini selain dirinya.
Ada beberapa tapi agak jauh dari mereka.

"Kenapa? Merasa?" tanya Bianca balik sambil memainkan kuku-kuku cantiknya.

Mendengar nada sinis Bianca membuat siswa-siswa di situ menjadi penasaran. Bianca adalah primadona di sekolah mereka.
Natrium menatap Bianca dari ujung kaki sampai rambut. Perempuan ini sangat cantik, kenapa harus mencari masalah dengan gadis jelek sepertinya?

"Kamu tahu istilah malu bertanya sesat di jalan? karena aku gak mau sesat di jalan makanya."

Natrium melipat tangannya di dada. Ia masih menilai tampilan Bianca. Sangat berbeda jauh dengannya.

Bianca dan muri-murid yang menyaksikan cengo menatap jawaban ajaib seorang Natrium. Dasarnya memang aneh, memang tidak bisa diajak bicara.

"Maksud kamu?" tanya Bianca bingung. Dahinya mengerut. Kenapa Natrium begitu bodoh?

"Ampun deh Bi, ngapain kita ngomong sama cewek bego gini?" ujar temannya Bianca, ia menggeleng pelan sambil melihat Natrium yang tampak polos.

"Lain kali ingatin aku Mel," ujar Bianca tersenyum mengejek. Natrium bukan tandingannya. Mereka seperti langit dan bumi. Benar-benar jauh berbeda.

"Dasar cewek gak jelas!" seru Natrium sinis lalu ia berbalik pergi.

"Maksud kamu?" tanya Bianca kesal.
Natrium yang niatnya pergi kembali berbalik.

"Kenapa? Merasa?" tanya Natrium membalik perkataan Bianca tadi.

Ingin rasanya Bianca menarik rambut Natrium, tapi dia harus menjaga imagenya. Sedangkan Natrium yang dasarnya biang onar, masa bodoh. Ia bahkan bisa menumbangkan Bianca dengan satu pukulan saja.

"Ada apa ini ribut-ribut?" suara seorang pria terdengar. Khlor datang membela kerumunan bersama kedua sahabatnya. Azka dan Glen.

Khlor memicingkan mata saat melihat gadis mungil yang pagi tadi membuat keributan karena terlambat. Natrium menatap Khlor dengan kesal. Bianca masih memasang wajah cemberut.

"Cewek ini, gak pernah menghargai osis. Bisa-bisa anak yang lain menganggap remeh kita," ujar Bianca menunjuk Natrium dengan kesal.

Natrium tersenyum hambar. Ia merasa tidak bersalah sama sekali.

"Apaan sih? Bukannya kamu yang gak jelas?" tanya Natrium polos. Ia benar-benar hanya bertanya karena sekilas ia mendengar Bianca dan temannya menyebut namanya.

Khlor menatap Natrium heran, pertanyaan model apa yang membuat Bianca marah, pasti gadis ini berkata yang tidak-tidak. Bukan hanya cantik, Bianca salah satu gadis pintar di kelasnya.

"Nama kamu tidak pantas jadi Natrium, cocoknya Virus, sangat dan penuh masalah, harus cepat dibasmi. Kamu sepertinya butuh vaksin," ujar Khlor enteng.

Natrium menatap kesal Khlor yang begitu santai menyamakan dirinya dengan virus dan harus dibasmi.
Bisa-bisanya cowok ini mengambil kesimpulan dan menyalahkannya.

"Bisa bacakan? Nih, Natrium Skandi Puteri," ujar natrium kesal sambil menunjukkan name tag di dada.

Khlor mengangkat sebelah alis, lalu menatap name tag dan wajah Natrium bergantian.

"Aku gak nanya?!" Jawaban Khlor membuat Natrium cemberut.

"Udahlah khlo, ngapain ngomong sama dia, dia gak bakalan ngerti." Bianca tertawa mengejek.

"Setiap kali kamu buat rusuh, yang dibutuhkan adalah asetaminofen, oh aku tahu, kamu gak ngerti, parasetamol nama lainnya. Kenapa? Karena kamu itu hanya buat sakit kepala dan demam," ujar Khlor dengan wajah mengejek.

Natrium menatap Khlor kesal, sejak kapan Khlor sang ketua osis di sekolahnya ini mulai ikut campur dengan masalahnya.

"Seperti seekor anj*ng yang menggongong!" cibir Natrium pelan dengan bibir cemberut.

Khlor yang mulanya berwajah datar menarik sudut bibir tersenyum misterius, telinganya masih bisa menangkap cibiran yang begitu pelan itu. Natrium Skandi Putri, begitu berbeda, dan ia tertantang untuk menertibkan gadis nakal ini. Sejak ia menjabat jadi ketua osis, ia terlalu malas untuk menghadapi kenakalan para murid yang berbuat ulah. Apalagi jika para siswi, bagi Khlor hanya dengan kehadirannya saja ia akan disambut dengan jeritan heboh. Sedangkan Natrium sama sekali menganggapnya angin lalu.

"Jadilah anj*ing yang penurut pada tuannya," ujar Khlor sambil mengusap rambut Natrium dengan lembut, tapi wajah pria itu penuh ejekkan.

"Kamu!" Natrium meninggikan nada suaranya sambil menunjuk Khlor yang telah pergi begitu saja diikuti Azka dan Glen.

"Pria gila." Natrium ikut berbalik pergi ke arah yang berlawanan dengan Khlor, niat mencari dua sahabatnya pupus begitu saja.
Notifikasi handphonen para murid masuk bersamaan.

Momen usapan lembut tangan Khlor di kepala Natrium diabadikan seorang murid, lalu memasukkannya ke instagram sekolah. Berita yang kembali menggemparkan sekolah dengan caption.

"Ketua osis dari IPA1 berpacaran dengan   salah satu siswi dari kelas buangan IPA6!

"Ketua osis dari IPA1 berpacaran dengan   salah satu siswi dari kelas buangan IPA6!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                            Natrium tersenyum sepanjang jalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                            Natrium tersenyum sepanjang jalan.

                            Natrium tersenyum sepanjang jalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Khlor tercengang.

NaCl(Natrium Khlorida)--END( REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang