Vote, comment, kritik dan sarannya yah...
Jika tidak berbuat ulah maka jangan sebut namanya Natrium. Gadis dengan tampilan urakan itu digiring ketua osis menuju barisan yang terlambat. Khlor menatap datar ke arah Natrium yang hanya cengengesan melambaikan tangan pada dua sahabatnya di barisan yang tidak terlambat, sedang menatapnya dengan kasihan. Entah sudah berapa kali gadis konyol ini berbuat ulah. Khlor masih menatap Natrium dengan wajah kesal, gadis urakkan itu memanjat pagar karena terlambat, sialnya tubuh Natrium tidak seimbang dan jatuh menindihnya.
Sebagai anak IPA, Khlor belajar tentang kimia. Natrium adalah unsur kimia bersifat logam yang lunak, harusnya sifat perempuan ini juga lunak seperti namanya.
"Baris yang benar!" Suara Khlor begitu datar, wajah pria itu terlihat sangat kesal.
Natrium hanya memutar bola mata malas. Bibirnya manyun ke depan, tidak suka dengan nada kasar Khlor. Keduanya jarang berinteraksi selain sang ketua osis yang hanya melihatnya dihukum oleh anggota osis.
"Natrium perbaiki dasi kamu. Dasi itu harusnya di leher bukan di kepala!" Pak Gian selaku guru yang dikenal sangat disiplin dan killer, selalu membawa mistar kayu ke manapun ia pergi selagi masih di sekolah ini.
"Sekali-kali gak apa-apa dong pak, biar kayak pendekar di film Wiro Sableng!" Natrium cengengesan ke arah pak Gian. Ia sangat menyukai para pendekar di film Wiro Sableng, menurutnya mereka hebat dan pemberani.
Khlor hanya menggeleng pelan tidak habis pikir dengan keberanian Natrium. Bahkan pak Gian yang dikenal galakpun tidak ditakuti."Perbaiki atau hukuman kamu bertambah dua kali lipat?" Ancaman Pak Gian kali ini tidak main-main.
Natrium menatap Khlor dan anggota osis lainnya yang sedang menatapnya sinis. Sekolah ini walaupun hukuman dari guru tetap saja osis yang mengawasi. Anggota osis berasal dari kelas IPA1-5 dan mereka adalah anak-anak pintar dan sangat disiplin, tentu saja menjadi musuh anak-anak IPA6 yang dikenal sebagai kelas buangan. Cepat-cepat Natrium memperbaiki dasi sesuai permintaan pak Gian, lalu pak Gian menegur murid lainnya yang tidak rapih."Khlo, kata Azka cewek norak itu jatuh nimpahin tubuh kamu? Siku kamu berdarah, kita UKS dulu, aku obatin luka kamu!" Bianca berdiri mendekati Khlor.
"Enggak usah Bi, aku baik-baik aja!" Khlor enggan pergi, pembina upacara masih memberikan amanat. Matahari semakin meninggi, beberapa siswi pingsan dan dibawa anggota osis menuju ruang UKS.
Khlor melirik Natrium yang sejak tadi tidak tenang, tangan kanan gadis pendek itu berada di kepala menahan panasnya matahari. Dia sama sekali tidak teratur. Padahal unsur Natrium sendiri merupakan logam alkali yang sifatnya teratur.
Bianca tampak cemberut, wajahnya menatap Natrium yang tampak santai setelah membuat Khlor terluka.
Upacara telah selesai, pemimpin upacara membubarkan upacara. Semua siswa-siswi bubar menuju kelas masing-masing, tersisa Natrium dan beberapa orang yang terlambat, menunggu hukuman.
"Kamu cewek yang membuat Khlor terluka? Emang pembawa sial!" cibir Bianca kesal di hadapan Natrium, ia tidak terima jika Natrium bertindak seenaknya.
"Kamu ngomong sama siapa? Aku?!" tanya Natrium dengan polosnya.
Bianca masih melipat tangannya di dada, bibirnya berdecih sinis. Ia semakin kesal dengan tingkah sok polos Natrium."Iya sama siapa lagi? Jangan jadiin diri sendiri lelucon deh."
"Ya gak apa-apa, kata bunda, buat orang lain tertawa itu pahala bisa masuk surga. Kamu siap-siap saja masuk neraka, soalnya marah-marah mulu!" jawab Natrium dengan polosnya.
"Lacang, kamu kurang ajar sama Osis?!"
Nada Bianca semakin meninggi. Wajah putih itu tampak memerah karena marah."Bianca Vembi Mahesa."
Natrium menyipit melihat name tag perempuan yang sejak tadi marah-marah padanya. Ia menatap tampilan anggota osis bernama Bianca itu.
"Rok kamu pendek banget, paha putih kamu terekspos!" Tampilannya dibilang aneh, tapi osis sendiri bermasalah.
Kalimat Natrium tampak membuat Bianca tidak bisa menahan emosi. Cepat-cepat Vera anggota osis lainnya menarik Bianca untuk pergi dari sana, sebelum Bianca menjambak Natrium di lapangan.
Natrium mengerutkan kening heran, melihat Bianca yang ditarik gadis berambut pendek itu.
"Dia kenapa?" tanya Natrium pada gadis di sebelahnya yang juga terlambat.
"Dia marah padamu!"
Natrium mengangguk-angguk kepala paham.
"Dia yang mulai, dia yang marah," ujar Natrium dengan polosnya.
Semua yang terlambat menggeleng-geleng kepala tidak percaya, Natrium mempermalukan Bianca, primadona sekolah ini.
"Baris yang rapi, siap lari sepuluh kali putaran. Tidak ada yang protes, ini perintah," ujar Khlor lantang, matanya menatap tajam Natrium yang ingin protes.
Natrium mendengus pelan, Khlor benar-benar sangat menyebalkan.
Khlor Santana ,,
SUKA CERITANYA?
KAMU SEDANG MEMBACA
NaCl(Natrium Khlorida)--END( REVISI)
Teen Fiction"Natrium kamu mau jadi pacar saya?" Mata Natrium membelak sempurnah saat Khlor menembaknya di kantin sekolah. Ia bahkan terbatuk kuah bakso yang sangat pedas. Khlor masih berdiri dengan gaya cool di samping meja tempat Natrium dan teman-temannya du...