Bab 4. Kekalahan Khlor

928 150 0
                                    


"Apa?" teriak Mika sambil melototkan matanya, masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar dari teman-teman sekelasnya. Cepat-cepat ia membuka Instagram.

"Natrium, kemana dari tadi? Berita ini benaran? Kok kita gak tahu kamu pacaran sama Khlorofil itu?" Mayang merentet dengan beberapa pertanyaan, sambil menunjuk instagram sekolahnya yang sedang heboh dengan berbagai macam komentar.
Natrium mengerutkan kening kebingungan.

"Kok aku jelek banget di foto itu?!" Bukan menjawab, Natrium malah fokus menatap matanya yang hampir terpejam setengah dalam potret yang ditunjukkan Mayang.
Mayang mendesah berat, Natrium malah heboh sendiri memaki orang yang mengambil potret itu.

"Gila komentarnya pada bilang Natrium kita jelek, burik, dekil, tingginya kayak tuyul dan gak pantas sama Khlor!" Kali ini Mika berteriak heboh sambil memukul meja. Kesal jika sahabat baiknya dihina oleh parah fans Khlor.

"Nat, kamu benaran pacaran sama mayat hidup itu?!" Hadi teman masa kecil sekalian tetangga Natrium masuk dengan wajah penuh tanya.

"Enggaklah Di!" Jawab Natrium dengan wajah kebingungan, teman-teman sekelas menatapnya seakan menuntut jawaban. Setelah ia menjawab seperti itu, wajah-wajah teman sekelasnya kembali normal, seakan jawaban itu adalah jawaban yang sangat ditunggu-tunggu.

"Baguslah, dia dan antek-anteknya musuh kelas kita." Wajah Hadi kembali sumringan.

"Nat, pinjam dua puluh ribu dong!"

Natrium melirik sinis Hadi yang begitu tidak tahu malunya. Ternyata ada udang di balik terigu.

"Ogah, untuk apa?"
Hadi tersenyum malu-malu tapi bagi Natrium senyum itu adalah senyum menyebalkan. Besar sama-sama, keduanya bahkan sudah seperti adik-kakak. Hadi kadang bergantung padanya seperti anak monyet.

"Nanti pulang nebeng geratis deh, intinya bantuin dulu ya!?" Hadi merengek manja sambil merangkul pundak Natrium.

"Lepasin! Aku gak punya uang!"

Mayang dan Mika saling pandang dengan wajah jengah. Natrium dan Hadi seperti pasangan yang sedang bertengkar. Sedang satu kelas yang sudah paham tabiat Hadi lebih memilih sibuk dengan kegiatan masing-masing. Mereka sudah menebak, caption itu hanya sebagai gosip agar postingan IG sekolah mereka lebih ramai, dan pastinya ini dibuat oleh anak-anak klub Jurnalistik di sekolah mereka.

"Gila gak sih pertandingan basket kali ini? Pokoknya bentar sore harus dandan cantik. Mika kita jadi pergi barengkan?!" Cesya dengan gaya centil tersenyum lebar sambil menatap benner bertulis final basket SMA Satu Bulan vs SMA Kirana Sakti. Kedua sekolah ini memiliki ketua basket dan anggota yang tampan-tampan dan menjadi idola para gadis.

Bima menyenggol bahu Cesya agar tidak mengucapkan pertandingan basket, karena akan menyinggung Hadi. Wajah Hadi yang tadinya riang bercanda dengan Natrium mendadak muram, jika tidak kalah taruhan dengan Azka di lapangan basket waktu itu, mungkin ia juga terpilih bermain dalam tim basket sekolahnya.

"Cesar, ngapain bahas bola basket gak guna tahu gak?!" tegur Mayang kesal pada Cesya yang duduk di seberang mejanya.

"Nama aku tuh Cesya!" Cesya tidak terima jika namanya dirubah-rubah oleh Mayang.

Merasa bersalah telah membuat wajah Hadi muram dan tampak sedih, Cesya mengeluarkan uang dua puluh ribu dan disodorkan ke arah Hadi yang masih berdiri di sebelahnya.

"Nih, pakai beli susu kotak!"
Hadi mematap satu lembar uang berwarna hijau itu, lalu tersenyum lebar menatap Cesya.

"Emang si sultan, makasih ya Cesar!"

"Ihh, Cesya nama aku!" seru Cesya dengan kesal.

Wajah Cesya semakin memerah menahan kekesalan, Hadi pergi begitu saja. Bima cowok kemayu di sebelahnya mengelus punggung Cesya agar tidak meledak amarahnya.

NaCl(Natrium Khlorida)--END( REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang