24. A.R.L.A.

59 7 0
                                    

Peringatan Dibutuhkan hayalan tinggi untuk dapat membaca bab ini!

Happy reading!
Sorry for Typo!
^_^
.
.
.
*****

”Saya adalah kamu?“

*****


           Suara langkahnya menggema disepanjang lorong yang mengarah ke ruang bawah tanah. Pandangannya lurus, tak menghiraukan begitu banyak jenis lukisan yang mungkin bisa menjebak siapapun berlama-lama untuk sekadar melihat. Lukisan-lukisan itu terpajang rapih di dinding lorong.

Mungkin bagi pemuda itu, ada sesuatu yang lebih penting dari lukisan-lukisan itu.

(Ok, mari kita tinggalkan lukisan-lukisan disana. Lanjut...)

          Berbeda dengan lorong panjang tadi, kondisi ruang bawah tanah alias ujung dari lorong ini....tampak begitu tak terurus. Bahkan temboknya sudah ditumbuhi lumut dibeberapa sisi saja tapi.

(Jujur, saya lagi malas nulis alias ngetik.)

           Apa yang terlintas pertama kali dalam benak anda, jika sudah mendengar kata ujung lorong? Entah apa yang Author tulis ini Ya Allah. Astagfirullah. Pasti atau mungkin dibayangan anda, diujung lorong pasti ada cahaya terang benderang yang menyambut. Atau ada jurang mungkin? Atau kayak di film Train to Busan, yang diujung terowongan ada tentara yang menyambut. Dan lain sebagainya. Tapi, kalau ada yang jawab jalan buntu. Maka.....yah udah sih, sampai disini aja yah. Bye!

.....

           Siapa yang menyangka jika dibalik lumut-lumut ditembok terdapat alat pemindai. Karena begitu pemuda itu menempelkan telapak tangannya ke permukaan lumut, secara otomatis sebuah cahaya biru muncul untuk memindai seluruh anggota tubuh pemuda. Dan untungnya alat pemindai nya hanya bekerja nol koma sepuluh menit.

           Bersamaan dengan sensor biru itu lenyap, lorong dibelakang juga tertutup oleh sebuah tembok beton yang muncul dari salah satu sisi. Bergerak menutup.

          Setelah tembok tadi sudah benar-benar Merapat, sebuah tabung kaca raksasa turun dari atas langit-langit dan mengurung pemuda itu. Kemudian dengan sekali kedipan mata, pemuda itu beserta tabungnya lenyap.

Wussh

Hilang. Dan keadaan tembok yang menutup lorong kembali seperti semula lagi.

.....

           Kapsul kaca melesat dengan kecepatan cahaya, menembus jalur yang terbuat dari kaca berbentuk pipa sedotan raksasa.

(Sebenarnya saya lagi gak niat buat nulis cerita dengan alur dan genre membingungkan seperti ini. Tapi yasudah, terlanjur kek gini juga. Mending tamatin aja.  Yang sempat baca, kamu harus bertahan eee. Jangan bosan dulu. Meski, ini cerita benar-benar membosankan. Dan saya mengucapkan terimakasih karena sudah bersedia untuk baca. Atau sekedar lirik tulisan ini. Makasih!😁Saya terharu, meski yang baca cuman satu dua orang. Tapi, gakpapa. Daripada gak sama sekali. Makasih, yaah! Hehehe!)

My Darkness Girl[TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang