12. Argiana Amisthon‼

95 9 0
                                    

Gina baru saja keluar dari pintu kelas, ketika sebuah tangan meraih lengannya. Gadis itu hanya pasrah saja saat seseorang yang menariknya entah kemana. Dia bisa saja menghentakkan tangan itu. Hanya saja, rasa pening di kepalanya yang memang ia tahan sedari jam pelajaran terakhir di mulai. Yeah, dia mungkin bisa saja izin ke UKS atau langsung pulang. Namun, karena Gina lagi malas ngomong apalagi berdebat dengan guru mata pelajaran yang tengah mengajar....akhirnya ia hanya bisa menahan rasa sakitnya.

Ternyata orang yang menariknya tadi membawanya ke atap sekolah. Sesampainya di sana, tak ada yang bersuara. Hanya terdengar helaan napas dari si cowok yang tengah berdiri bertolak pinggang di hadapannya.

"Mau Lo apa sih?" tanya si cowok pada akhirnya. Namun, pandangannya masih ke depan. Karena tak mendengar jawaban dari lawan bicaranya, ia melanjutkan lagi. "Gue gak tau harus senang atau sebaliknya. Tapi, gara-gara Lo. Waktu gue terbuang sia-sia hanya untuk nunggu Lo nyamperin gue buat belajar bareng. Kalau bukan Ayah Lo yang minta langsung. Gue ogah banget buang waktu berharga gue buat ngajar Lo doang." Ia terus saja ngomong tanpa memedulikan orang yang di omelnya tak kunjung membalas.

Gina terus saja memegang sisi kepalanya yang semakin berdenyut. Sakit. Hingga pandangannya berubah kabur. Satu tangannya yang bebas bersandar pada tembok. Rasanya kepalanya seperti berputar-putar, sebelum akhirnya semuanya menjadi gelap.

Tepat saat cowok tadi akan berbalik, "Lo deng ... Astaga!" Untunglah ia masih bisa menangkap tubuh gadis itu. Cowok itu lalu menepuk pipi Argina. "Woi. Lo kenapa pake pingsan sih," omelnya, setelah itu dengan terpaksa ia menggendong sosok gadis yang katanya membuang waktunya....dengan menyelipkan kedua tangannya di tengkuk dan dilipatan dua lutut Gina. Hah, nyusahin aja.

*-*-*-*-*-*

Nyonya Amira yang mendapat telpon dari rumah sakit, segera membatalkan rapat dan menuju rumah sakit. Hanya satu di benaknya. Kondisi cucu kesayangannya. Semoga dia baik-baik saja.

Begitu sampai di depan pintu ruangan VVIP, segera saja ia membukanya dengan tergesa. Netranya langsung tertuju pada ranjang yang ditempati cucunya. Dengan tergesa ia berjalan mendekat.

Ditatapnya sepasang mata terpenjam yang dulu selalu memancarkan binar kebahagiaan dengan sendu. Binar yang selalu membuatnya rindu. Mata yang selalu dia nanti akan terbuka kembali.


Nak, kapan kamu akan kembali?

Argiana Amisthon, anak sulung bapak Arnold. Yang juga kakak dari Gina. Cucu kesayangan Nyonya Amira. Sosok yang menjadi alasan kepulangan Argina ke Indonesia. Sosok yang sialnya juga menjadi alasan utama kakeknya mengirimnya ke luar negeri. Sosok yang berperan penting dan menjadi penyebab adiknya berubah dratis.

Yeah, kesalahan di masa lalu yang membuat hubungan mereka menjadi seperti itu. Adik yang sangat mencintai kakaknya lebih dari dirinya sendiri, harus selalu mengalah akan keegoisan sang kakak. Kecerobohan sang kakak selalu dilimpahkan kepada adiknya. Yang selalu berakhir di hukum. Dan masih banyak lagi. Namun, kasih sayang Gina kepada kakaknya tak pernah luntur sedikit pun. Ia teramat menyayangi kakaknya. Bahkan ia rela mengorbankan apapun untuk Argiana. Apapun. Termasuk kebahagiaannya.

Saat itu Argina baru saja menginjak usia lima tahun, sedang Argiana sembilan tahun.

My Darkness Girl[TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang