-IMMORTAL-
[ Warning Typo(s)!
"Tidak .... tidak .... bangunlah! Apa kau mendengarku? Jungkook! Bangunlah!"
Jimin menepuk kedua pipi Jungkook, sembari terus memanggil Jungkook yang hilang kesadaran.
"Aku mohon. Aku mohon. Sadarlah!"
Jimin mengangkat Jungkook untuk menumpu pada pangkuannya. Jimin tidak tahu apa yang terjadi pada Jungkook, melihatnya mendadak tersungkur membuatnya bingung bukan kepalang.
Bukan itu saja, bertambah panik saat cairan merah merembas dan menjalar menodai celananya. Ditengoknya sekitar, tidak ada siapapun yang dapat diharapkan. Mau tidak mau Jimin harus membawa Jungkook seorang diri.
"Bertahanlah," Jimin bangkit sembari memapah tubuh Jungkook, "Kita akan kembali sekarang." Dan menghilang membelah angin malam.
🔱
"Tidak, aku tidak mau. Aku yang akan menjaganya, sampai kapanpun aku tetap disini, bersamanya."
"Jangan egois. Kita membutuhkanmu, dia aman disini. Tidak ada yang tahu kapan ia sadar." Jimin berucap tegas.
Bukan keingingannya jika harus membiarkan Jungkook seorang diri disini, sedang yang lain sibuk di medan peperangan besok. Bukan pula keinginan Yugyeom untuk meninggalkan Jungkook dalam keadaan seperti ini tanpa pengawasan. Notaben dirinya sebagai mantan kekasih Jungkook tak jadi penghalang atas rasa yang masih ia miliki pada Jungkook. Yugyeom dan Jimin bertekad untuk menjaga Jungkook, namun disinilah letak perbedaan mereka.
Yugyeom dengan keras kepala tetap berseru tidak akan meninggalkan Jungkook. Sementara Jimin, ia masih memikirkan kondisi Klannya jika Yugyeom - selaku panglima - tidak terjun dalam peperangan nanti.
"Tolong mengertilah, Jungkook aman disini. Tidak ada yang tahu kapan dia akan sadar. Selama kita tidak disini, pintu akan tetap terkunci."
"Itulah mengapa aku ingin menjadi orang pertama yang akan dia lihat saat sadar, Jim. Aku tidak tahu apa yang terjadi dengannya, tanggung jawabku padanya masih tertangguhkan saat ini."
Yugyeom menatap sendu Jungkook dari kejauhan. Dirinya tak kuasa untuk sekedar berdiri dan mendampingi Jungkook di sampingnya. Runtutan kejadian tak mengenakan bermuara darinya. Semenjak malam dimana ia tidak berpikir panjang tentang konsekuensi yang akan mereka hadapi kedepannya. Semua itu membuatnya hancur perlahan.
"Aku tahu, aku paham. Tapi pikirkan tanggung jawabmu lainnya, tanggung jawabmu yang lebih besar. Pergi dan berperanglah, tunaikan abdimu pada klan. Aku bersamamu, seluruh yang ada pada diriku, aku serahkan pada dirimu untuk menjamin keselamatan Jungkook. Percayalah, dia aman disini."
Bak gunung es mencair, Yugyeom perlahan mempercayai Jimin. Jika tetap egois dan menuruti inginnya, maka klan tidak akan mampu walau hanya sebatas bertahan. Archer dari golongannya adalah rahasia utama pada ramalan esok hari. Pemegang seluruh arahan juga kunci emas kemenangan berada di tangannya.
"Baiklah, aku percaya padamu. Untuk sekarang, biarkan aku tetap disini menemaninya. Kau pergilah."
Jimin tersenyum, angin sejuk menyeruak memenuhi ruangan Jungkook. Yugyeom sedikit merasa kagum atas apa yang alam anugerahkan pada Jimin.
"Jangan lupa, kau harus segera kembali." Ucapnya sebelum pintu tertutup rapat dan meninggalkan Yugyeom bersama Jungkook.
Dari sekian banyak tanggung jawab Yugyeom, hanya pada Jungkook ia tidak berani melepasnya. Bukan berarti Klan beserta seluruh tanggung jawabnya pada Duke tidak penting baginya, ada pengecualian untuk itu. Karena baginya, Jungkook adalah alasan mengapa ia berada disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMMORTAL : MYG
FanfictionBagi Werewolf Mate adalah segalanya. Hidup mati dan jiwanya. Pelengkap sekaligus pasangan untuk selamanya. Namun bagaimana jika Mate yang ditakdirkan oleh Moon Goddes sangat bertolak belakang dari keinginannya? Akankah takdir dapat mempersatukan mer...