Sky

3.1K 245 36
                                    

Hari itu Mew terbabangun, gerakan kecil dijemarinya membuat ruang menjadi sedikit gaduh, kelopak mata Mew perlahan terbuka kecil, Mew mengedarkan pandangannya di sekitar ruang Vip itu.

Merasakan Win dan Bright yang menggengam kedua sisi tangannya, "kakak sudah sadar?." Win menggenggam tangan itu semakin erat, menangis hebat. Sedangkan Bright yang ikut meneteskan air mata dalam diam membuat Mew merasakan kehangatan yang menjalar dari hatinya keseluruh tubuhnya.

Kata pertama yang Mew katakan adalah, "Kana?..." Membuat ruangan itu seketika hening, dan saat itulah Mew tahu…  Gulf melepaskannya.

.

Mew menjalankan kursi rodanya sendirian melihat ruang bayi dengan kaca transparan itu, matanya tertuju pada satu bayi kecil di sana, air matanya berjatuhan seketika.

Sky Nakha .J.T.

Putra mereka, Mew menutup wajahnya dengan kedua tangannya terisak kecil, "Kana bodoh…" memindahkan kedua tangannya ke dadanya dan terus terisak kecil di depan ruang kaca tebal itu. "Bodoh…"

Mew kembali ke kamarnya, memandang nanar pintu putih itu, berharap orang yang Mew tunggu datang. Menghela nafas pelan Mew memainkan ponselnya berkirim pesan dengan Win yang tampak khawatir.

Tentu saja Win harus masuk kuliah sudah hampir sebulan Win absen karena memaksa menjaga Mew, sedangkan Bright harus mengurus kelulusannya.

Saat pintu itu berderit Mew langsung menatapnya lagi, berharap tapi sosok yang muncul dari balik pintu itu bukan yang dia harapkan, Mew tersenyum pahit.

"Selamat pagi Kak Vi." Mew tersenyum kecil melihat wanita dengan kemeja ungu kotak-kotak dan jas hijau seperti biasa seperti hidup dimasa lalu, rambutnya kini dipotong pendek dan di rambutnya ada clip yang menyangga rambutnya.

Mew menatap dua karangan bunga di kedua tangan Vi, dan menatapnya lagi "kak Vi terlihat lebih muda dengan rambut pendek." Membuat Vi tersenyum kecil dan duduk di kursi sebelah ranjang Mew.

Mulai membuka karangan bunga itu untuk dimasukan ke dalam vas, "aku memberikanmu bunga anggrek ungu," Vi tersenyum hangat "karena kamu orang terhebat yang pernah kukenal sangat cocok dengan anggrek ungu." Vi berbicara pelan seperti berbisik namun cukup untuk telinga Mew mendengarnya.

"Kalau ini rangkaian lily dan mawar putih," Vi mendongak untuk bertemu dengan manik coklat cerah milik Mew, "dari Gulf." Kelopak mata Mew bergetar, Gulf benar-benar meninggalkannya.

"Sky tampan sekali, aku melihatnya tadi." Vi menaruh vas itu di meja dan menggenggam tangan Mew, "Kamu sangat kuat, Mew." Vi tersenyum dan menyalurkan kehangatan tangannya pada Mew.

Mew ingin berbicara, ada banyak sekali pertanyaan dalam kepalanya tapi yang keluar hanya ucapan terima kasih atas pujian Vi kepada Sky. "Kamu layak Mew." Vi berbisik lembut.

"Kamu layak untuk bahagia, semua orang melakukan kesalahan… kamu menyadarinya dan cara menebus dosamu bukan dengan menderita tapi dengan merangkul masa lalumu untuk masa depanmu yang lebih baik… kamu masih muda, masa depan cerah yang menantimu ada didepan mata." Vi tersenyum lembut.

Mew memeluknya erat, membuat Vi membalasnya dan menepuk sayang punggung Mew, "bahagialah untuk semua orang yang kamu sayangi, Mew." Bisiknya di telinga Mew halus.

"Aku mencintai Gulf." Lirih Mew sangat pelan, "begitu?." Tanya Vi sambil tersenyum halus, "ya, begitu." Tangan Vu naik ke atas kepala Mew dang mengusap surai coklat itu lembut.

"Aku percaya, jika kalian memang ditakdirkan untuk bahagia bersama pasti kalian akan bertemu kembali," Vi melepaskan pelukannya dan menangkup wajah Mew, memejamkan matanya Mew merasakan seperti berada di rengkuhan ibunya. "Jika tidak aku percaya kamu mampu bahagia tanpanya."

Mew akan bahagia untuk orang-orang yang dicintainya.

Mew akan bahagia untuk orang-orang yang mencintainya.

Bukan.

Dia akan bahagia untuk dirinya sendiri, karena dia layak mendapatkan kebahagiaan seperti semua makhluk hidup didunia ini.

Mew tersenyum hangat, mengangguk "aku akan bahagia." Membuat Vi ikut mengangguk dan mengelus pipi Mew, "benar, begitu." 

"Kalau begitu kakak pulang dulu ya," Vi berdiri dan mengeluarkan sesuatu dari tasnya, mengeluarkan amplop biru tua dan bussines file warna senada dengan segel T, menyerahkannya pada Mew.

Tersenyum Vi meninggalkan Mew tanpa berkata apapun, Mew melirik bussines file itu dan membukanya, melihat berkas semua yang telah Gulf lakukan kepadanya dan orang lain dalam setahun ini. 

"Bodoh…" Mew tidak tahu harus bagaimana, Mew ingin membencinya tapi tidak ada setitik pun rasa benci pada Gulf dalam dirinya.

Selesai membaca berkas mengerikan itu, Mew beralih ke surat biru tua itu, membukanya perlahan.

.

Untuk, Kak Mew.

Pertama aku akan menjawab pertanyaan kakak, 'bagaimana rasanya?' mungkin sulit untuk menjelaskannya tapi rasanya sangat menyakitkan kak, aku tahu ini terdengar egois. Tapi itu yang aku rasakan.

Yang aku pikirkan hanya bagaimana untuk menjadikan kakak menjadi milikku tanpa memikirkan perasaan kakak. Aku menyalahkan penyakitku atas semua yang aku lakukan, tapi bukankah jika aku lebih kuat dari penyakit ini aku akan menang?, Aku lemah kak. 

Melihat kakak yang terbaring lemah dengan banyak alat bantu membuatku sadar bahwa aku hanya seperti wabah untuk kakak, aku tidak layak, aku tidak pantas.

Benar kata kakak, maaf tidak akan mengembalikan sesuatu yang sudah hancur tapi aku percaya kakak cukup kuat untuk bangkit dan mendapatkan kebahagiaan kakak, kak Type sangat baik dan mencintai kakak dengan benar.

Dan untuk Sky putra kak Mew, aku selalu berharap Sky mendapatkan yang terbaik dan aku percaya Sky akan lebih baik jika dirawat dengan kak Mew dan kak Type.

Jadi anggaplah aku mimpi buruk kakak, dan mimpi buruk ini meminta maaf pada kakak karena terlalu lama membuat kakak bermimpi, sekarang bangunlah mimpi buruk kakak sudah berakhir.

Gulf Kanawut T.

.

"Bodoh… hiks… bodoh…" Mew mengulangi kata-kata itu sambil terisak membiarkan air matanya jatuh mengenai surat itu.

"Tuan bayi anda menangis." Suster itu masuk dan kaget saat melihat Mew juga sedang menangis sambil mencengkram kertas itu, "ah maaf." Saat suster itu ingin keluar karena tidak ingin mengganggu Mew suara pelan Mew menghentikannya.

"Berikan padaku." Mew tersenyum lemah dan menghapus air matanya, suster itu menatapnya khawatir lalu tersenyum kecil memberikan Sky pada Mew. "Terima kasih." Ujar Mew pelan menimang Sky yang tangisnya mulai reda.

"Anak anda sangat tampan, pasti dia akan membawa kebahagiaan untuk semua orang, jika membutuhkan sesuatu silahkan tekan bel dikiri Tuan." Ujar suster itu tersenyum dan berjalan meninggalkan mereka berdua. 

Mew mengangguk kecil menatap Sky yang mulai terlelap tertidur damai digendongannya, "bukan putra ku," Mew berbisik pelan, "Putra kita, Kana." Mew tersenyum namun air mata tetap mengalir di kedua manik coklat cerahnya, Mew mengecup kening putranya lembut. "Putra kita…"

Bersambung.

Youth || GulfMewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang