Win dan Bright sedang membantu Mew membereskan barangnya sekarang, melirik wajah Mew yang tidak terlihat senang Win bertanya dengan khawatir, "kak Mew tidak terpaksa kan?." Mew menggeleng dan tersenyum, "enggak, hanya sedih saja harus meninggalkan kalian." Win yang mendengarnya langsung memeluk Mew erat. "Kalau kangen langsung datang saja oke?, Pintu terbuka lebar untuk kakak." Bright yang melihat mereka berdua langsung menurunkan box ditangannya dan memeluk mereka berdua.
"Sering-sering kabari ya kak."
Saat mendengar pintu diketuk, mereka melepaskan pelukan mereka dan membawa box box itu keluar, saat membuka pintu tampak Gulf yang tersenyum lebar, "hai Win, Bright." Melirik Win dan Bright lalu mengambil ahli koper ditangan Mew dan memasukannya ke mobilnya, setelah memasukan barang-barang Mew yang sebenarnya hanya sedikit.
"Dadah, kak jangan lupa sering kabari." Win melambaikan tangannya, tersenyum kearah Mew, dan Bright hanya menatap tajam Gulf yang dihiasi senyum kemenangan.
.
"Huh?, apartemen baru?." Mew kebingungan saat Gulf memakirkan mobilnya diapartemen lain, Gulf menganguk kecil, "bukankah yang lebi besar lebih baik?." Gulf menatap Mew sambil tersenyum, "ehh?, Yang apartemenmu bukannya sudah cukup besar?." Mew mengigit bibir bawahnya.
Gulf tidak menjawabnya dan turun dari mobilnya, diikuti Mew dan mereka membawa koper dan box milik Mew menuju apartemen baru mereka. Mata Mew takjub saat melihat apartemen besar yang didominasi kaca transparan yang langsu menuju pemandangan kota bangkok yang spektakuler. "Kakak menyukainya?." Gulf menaruh kopernya didekat lemari, menghampiri Mew yang berdiri didepan kaca besar itu.
Mew menengok kearah Gulf sebentar dan menganguk memberikan Gulf senyum senangnya, Gulf memeluk Mew dari belakang "kalau begitu bagaimana kalau kakak disini saja?." Menaruh dagunya dibahu Mew.
"Huh?, Maksudnya?." Mew bingung apa maksudnya?, Sampai tiba-tiba Mew merasa dihimpit hingga tubuhnya menabrak kaca tebal dihadapannya, "tidak usah bekerja, diam disini menungguku pulang setiap harinya." Gulf mengecup ringan belah leher Mew, berbicara dengan nada penuh perintah.
Diam disini? Berarti Mew tidak bisa bertemu Star? Bagaimana nasib tokonya? Tanpa sadar Mew mengepalkan tangannya kuat, dia tidak mau dikurung disini.
"Aku nggak mau." Ujar Mew tegas tanpa sadar untuk pertama kalinya dia menolak perintah Gulf, memeluknya lebih erat membuat Mew mengernyit sedikit sulit bernafas, "kenapa?." Amarah sangat kentara diperkataan Gulf. "Aku nggak bisa meninggalkan tokoku nanti Win dan Bright khawatir." Mew menahan tanganya dikaca agar tidak terlalu terjepit.
"Win dan Bright khawatir? Atau yang lain?." Gulf melepaskan pelukannya dan membalik tubuh Mew untuk menghadap kearahnya, mengurung tubuh Mew yang sedikit lebih besar darinya, jantung Mew tidak beraturan sekarang rasanya seperti ingin terjun keluar.
Mew tidak bisa menjawabnya tubuhnya bergetar kuat, membuat Gulf menghela nafas, "maaf, aku hanya bercanda kakak jangan ketakutan begitu." Melepaskan kungkungannya dan mengelus surai coklat Mew lembut.
Sifat Gulf yang berubah-ubah membuat Mew sangat takut, Mew memeluk Gulf dan membenamkan kepalanya di tenguk Gulf, yang lebih muda menepuk bahu Mew kecil agar sisurai coklat itu tidak menangis, entahlah Gulf benci melihat Mew menangis.
Gulf mencium Mew dan melumatnya lembut, melihat pipi merah Mew. Gulf melepaskan tautan mereka dan menakup wajah Mew melihatnya dalam. Wajah Mew dibawah sinar rembulan itu terlihat cantik? Entahlah ini pertama kalinya Gulf menganggap Mew cantik apa karena sikapnya sekarang? Mew yang sekarang membuat Gulf semakin menginginkannya.
Rasa benci yang ia rasakan berubah jadi obsesi mematikan sekarang,
Gulf ingin memilikinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Youth || GulfMew
Fiksi Penggemar[Indonesia] Bagaimana saat kau bertemu kembali dengannya, dia sudah berubah? ⚠️Abusive and Toxic Relationships, Angst, Mpreg, Violence, Mature content, ManxMan.🔞