[CHAPTER 5]

476 72 5
                                        

Minggu pagi memanglah waktu yang tepat untuk tidak melakukan apa-apa. Hanya membolak-balikkan badan di balik selimut adalah kenikmatan yang tak ada tandingannya. Enam hari sudah kita gunakan untuk beraktivitas atau bekerja, kini saatnya untuk mengistirahatkan tubuh dari pekerjaan yang melelahkan itu. 
Seperti yang dilakukan Jongin maupun Soojung kali ini. Jika di hari biasa mereka terbangun sebelum jam enam, maka di hari Minggu kewajiban bangun pagi sudah gugur. Dan mereka bisa memperpanjang waktu tidur dengan tenang.

Baik Jongin maupun Soojung masih berbagi kehangatan dibalik selimut mereka. Padahal matahari sudah mulai meninggi, tapi mereka masih tetap pada posisinya bahkan semakin merapatkan diri satu sama lain. Soojung menggeliat pelan, tidurnya merasa terusik karena sinar matahari menerobos dari celah jendela hingga membuatnya silau. Dengan perlahan Soojung mengerjapkan mata membiasakan penglihatannya menerima cahaya.

Soojung melirik ke kanan sekilas. Ia melihat suaminya masih tertidur pulas dengan mulut sedikit terbuka. Tangan Soojung terulur ke atas nakas mencoba mencari ponselnya. Ia melihat jam di ponselnya yang sudah menunjukkan pukul delapan. Soojung mengusap wajahnya pelan. Ia menggeliatkan badannya berusaha beranjak dari kasur. Namun, usaha Soojung sia-sia karena Jongin semakin mengeratkan pelukan di perutnya.

"Jongin-ah bangun."

"Hngg."

Soojung menghembuskan napasnya mencoba memindahkan lengan Jongin dengan perlahan. Tapi bukannya terlepas malah semakin erat. Soojung memutar bola matanya malas.

"Oh ayolah Jongin-ah jangan menahanku seperti ini," gerutu Soojung.

Jongin mengerjapkan matanya pelan dia menatap Soojung dengan tatapan menyipit. "Sayang ini masih pagi," ujarnya dengan suara yang serak parau khas bangun tidur.

"Ini sudah jam delapan, Jong. Aku harus membangunkan Asher dan segera membuat sarapan."

Dengan berat hati Jongin melepaskan pelukannya dan membiarkan Soojung pergi meninggalkan kehangatan di ranjang mereka. Soojung mengikat rambutnya tinggi-tinggi. Sekilas ia melihat Jongin yang kembali memejamkan matanya.

"Dasar tukang tidur," gumamnya pelan lalu mengecup kening Jongin cepat. Soojung pun beranjak untuk membuka gorden jendela kamarnya agar sinar matahari dapat masuk ke dalam kamar mereka dengan leluasa. Jongin pun mengerjap pelan, tidurnya terganggu akibat sinar matahari yang menyilaukan.

"Sayang jangan buka gordennya!"

Soojung nampak tak memedulikan protesan Jongin. Jika tidak begini, pria itu akan semakin membenamkan diri di kasur.

"Sayang tutup gordennya lagi!"

Soojung tak mengindahkan ucapan Jongin dan lantas keluar kamar meninggalkan suaminya itu begitu saja. 

"Sayang!!!"

***

Kini jam sudah menujuk pukul sebelas dan keluarga Jongin baru saja melangsungkan sarapan. Apa masih bisa itu dinamakan sarapan? Mau dinamakan sarapan, tapi sudah mendekati makan siang. Tapi kalau dinamakan makan siang, ini masih di bawah jam dua belas. Ya sudahlah, yang penting makan.

"Hari minggu seperti ini enaknya kemana?"

Pertanyaan Jongin membuat Soojung dan Asher mengalihkan atensinya. Soojung menatap heran sang suami, tumben sekali pria itu tiba-tiba mengajak jalan-jalan keluar di hari Minggu. Biasanya juga mereka selalu menghabiskan hari Minggu dengan berdiam diri di rumah atau tidak ya pergi ke kediaman keluarga Kim atau tidak keluarga Jung.

"Kenapa tiba-tiba?" tanya Soojung.

"Tidak apa lah sekali-kali kita jalan-jalan di Minggu pagi."

Beautiful MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang