[CHAPTER 3]

544 79 6
                                        

[18+]

Sedikit enak, tapi asik. Haha.

Soojung menata beberapa piring yang berisi makanan di meja makan. Tak lama kemudian Hyoyeon muncul dari dapur dengan membawa beberapa piring berisi makanan yang belum sempat dibawa Soojung tadi. Soojung dan Asher memang sudah ada di kediaman keluarga Kim semenjak siang tadi. Dan kini pun Soojung membantu Hyoyeon menyiapkan makanan untuk makan malam keluarga.

"Apa semuanya sudah siap?" tanya Hyoyeon.

"Sudah Eonni."

"Jongin kapan pulang?"

"Mungkin sebentar lagi, Eonni. Dia bilang akan pulang sebelum makan malam."

"Baiklah kalau begitu."

Hyoyeon tengah sibuk memompa ASI-nya untuk putrinya, Haera. Soojung pun memilih duduk di samping Hyoyeon dan diam memperhatikan kakak iparnya itu.

"Apa kau selalu melakukan itu Eonni?" tanya Soojung.

"Haera suka rewel kalau malam, jadi dengan adanya stok ASI ini Jae Hyuk tidak perlu membangunkanku dan tidurku juga tidak terganggu," jawab Hyoyeon dengan kekehan kecil.

Soojung mengangguk-anggukan kepalanya.

"Kau tahu Jung."

"Tahu apa Eonni?"

"Menjadi ibu itu ternyata melelahkan ya," celetuk Hyoyeon.

Soojung tersenyum kecil mendengar keluhan Hyoyeon. Sudah sangat wajar hal itu dikeluhkan oleh ibu muda.

"Meskipun begitu dengan melihat anak kita pasti akan merasa bahagia. Semua perempuan pasti ingin mempunyai anak, Eonni."

Hyoyeon mengangguk. "Kau benar, tapi sejujurnya dulu aku dan Jae Hyuk sempat ingin menunda program kehamilan kami."

"Kenapa begitu, Eonni?"

Hyoyeon menyelesaikan kegiatannya dan merapihkan alat pompaan ASI-nya tadi.

"Awalnya karena pekerjaan, ya aku masih harus menangani cafe-ku yang baru saja dibuka itu. Jadi, mungkin karena itu aku jadi lebih sibuk mengurusi cafe. Tapi untungnya saja Jae Hyuk selalu mengerti dengan keputusanku pada saat itu."

Soojung juga memahami bagaimana rasanya menjadi seorang wanita karir sekaligus istri. Soojung merasa bahwa hal tersebut wajar dirasakan oleh para wanita karir yang masih ingin mengembangkan potensi pekerjaannya. Dan menurutnya, itu bukan suatu tindakan yang egois. Menunda untuk memiliki anak terlebih dahulu bukan berarti tidak ingin punya anak. Dan seharusnya sebelum melangsungkan pernikahan ada semacam perjanjian atau setidaknya pembicaraan dengan suami mengenai program kehamilan supaya tidak ada kesalahpahaman.

Beruntungnya Hyoyeon yang memiliki Jae Hyuk yang mampu memahaminya. Memiliki seorang anak pasti keinginan sebagian besar pasangan suami-istri. Namun, ada juga yang menikah bukan hanya untuk mengejar itu. Menikah merupakan sifat pendewasaan diri dengan tanggung jawab baru sebagai seorang suami atau istri. Dan menurut Soojung pernikahan isinya bukan hanya senang-senang saja, tidak se-simple itu. Karena dalam pernikahan itu menyatukan dua kepala yang berbeda latar belakang, butuh pengertian satu sama lain untuk dapat berjalan beriringan.

"Tapi kenapa pada akhirnya Eonni memutuskan untuk memulai program kehamilan?"

"Aku banyak menerima saran dan nasihat dari teman-temanku yang sudah punya anak. Mereka bilang punya anak tidak se-menakutkan itu. Aku pun juga banyak merenungi keputusanku akan itu. Apakah itu keputusan terbaik atau tidak, aku banyak berpikir akan hal itu."

Beautiful MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang