[CHAPTER 2]

589 86 2
                                        

Soojung baru saja sampai di butiknya. Beberapa pegawai menyapanya dari balik kubikel masing-masing. Soojung hanya tersenyum tipis membalasnya.

"Selamat pagi Nona Jung," sapa Mina ramah.

"Pagi. Apa Seulgi sudah datang?"

Mina mengangguk. "Sudah Nona, Nona Seulgi sudah berada di ruangan sejak---"

Mina menatap jam tangannya. "--Sejak setengah jam yang lalu," lanjutnya.

"Baiklah, terima kasih. Selamat bekerja."

"Baik Nona. Anda juga."

Selanjutnya, Soojung pun memasuki ruangannya. Disana sudah ada Seulgi yang tengah sibuk berkutat dengan buku sketsanya.

"Pagi Seul."

"Hmm."

"Tumben sekali kau berangkat pagi-pagi."

Seulgi tak menghiraukan ucapan Soojung, fokusnya hanya terpaku pada buku sketsanya.

"Hei Seul kau mendengarku?"

Soojung mendengus, ia melirik sekilas ke arah Seulgi. Soojung memperhatikan wanita bermata sipit itu dengan seksama. Sepertinya sahabatnya itu terlihat sedikit--murung.

Soojung pun berjalan mendekati Seulgi dan menyentuh bahu sahabatnya itu pelan.

Seulgi sontak mendongak. "Ada apa?" tanyanya.

"Dari tadi aku mengajakmu bicara, tapi kau diam saja?"

Seulgi melongokan mulutnya. Ia tidak sadar jika sedari tadi Soojung mengajaknya bicara.

"Kau mengajakku bicara?"

Soojung mengangguk.

"Oh maafkan aku, sepertinya aku terlalu fokus pada desainku sampai tidak sadar kalau kau mengajakku berbicara. Memangnya kau mau bicara apa?"

"Bukan apa-apa kok."

"Oh ya sudah kalau begitu."

Seulgi kembali melanjutkan pekerjaannya, sedangkan Soojung hanya diam di tempatnya ia bahkan masih fokus mengamati ekspresi Seulgi. Dilihat dari jawaban Seulgi yang terkesan malas dan ingin segera mengakhiri meyakinkan Soojung bahwa pasti ada sesuatu yang terjadi pada Seulgi.

"Seul... kau baik-baik saja?"

Seulgi yang mendengar ucapan Soojung barusan pun langsung menghentikan aktivitas menggambarnya. Wanita itu mendongak menatap ke arah Soojung. Soojung mengamati setiap ekspresi dari sahabatnya itu. Seulgi hanya menatap Soojung dalam diam. Mata wanita itu seperti menahan sesuatu. Soojung tahu jika sudah begini berarti Seulgi tidak sedang baik-baik saja.

Soojung pun langsung mendekat dan kemudian memeluknya sahabatnya itu. Seulgi pun tak kuasa dan langsung menumpahkan air matanya dalam pelukan Soojung. Sedari tadi Seulgi sudah mencoba menahan. Namun, akhirnya ia tidak sanggup dan menumpahkan air matanya di bahu Soojung.

Soojung mengusap punggung Seulgi perlahan mencoba memberikan sahabatnya itu ketenangan. Dalam benak Soojung sudah banyak pertanyaan. Namun, ia tak mau melontarkan itu semua karena mendengar tangisan Seulgi yang cukup tergugu membuatnya mengurungkan niatnya untuk bertanya. Ia hanya tak ingin merusak suasana hati Seulgi, biarlah wanita itu meluapkan segala emosinya agar lebih tenang.

"Menangislah sepuasmu Seul, jangan ditahan."

Mendengar ucapan Soojung membuat tangisan Seulgi semakin merebak. Wanita itu benar-benar meluapkan emosinya. Dengan sangat sabar Soojung terus mengusap punggung Seulgi berkali-kali.

Beautiful MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang