Cerita Panjang

5 1 0
                                    

Kamu tau tidak.

Aku sedang bahagia.

Bahkan lebih dri itu.

Aku sedang merasakan kehidupan yang nyata.

Uwu.

Unhappy without you, Bryan.

Ya, aku sudah berpacaran sama dia.

Ceritanya panjang banget.

Sampai aku nggak bisa bagi kisah nya.

Lain kali aja ya.

"Kamu kenapa dari tadi senyum mulu? "

"Ada deh. Jangan kepo cil."

"Pasti karena Bryan ya."

"Hehe"

"Kan, semua itu karena cerita kita yang dibagi kepada mereka."

"Cil, tapi aku masih takut."

"Takut dosa?"

"Ihh nanti kalau udah putus sama Bryan tobat yang banyak. Haha"

"Dasar lo. Allah kalau nggk nerima tobat mu baru rasa."

"Astagfirullah hal adzim. Kamu jahat banget sih"

"Siapa suruh bilang gitu. Itu namanya kamu nyia-nyiain ampunan Allah dan waktu yang diberikan."

"Aduh, kamu jadi bijak bener"

"Iya dong. Ehh pacar kamu kemana?"

"Ada kelas nya katanya. Kalau Bryan?"

"Entah."

***
Selama kami berpacaran.

Aku hanya bisa memberikan waktu luang.

Ketika pulang sekolah.

Makan bersama.

Kemudian pulang.

"Besok aku jemput ya? Please. Aku hanya ingin jemput kamu aja kok. "

"Maaf Bryan, aku nggak suka dijemput."

"Masak sama aku, kamu nggk mau?"

"Bukan gitu. Please ya, tolong jangan maksa."

"Ok deh."

Meski begitu.

Waktu chat dengannya juga banyak.

Bryan menemani ku kala tugas kuliah.

Dan aku menemani nya kala ia bekerja.

"Ya udah, nggak papa. Habisin makanan kamu. Biar nggak mubazir."

"Ok deh."

Aku bahagia.

Bahkan kebahagiaan aku tidak terkira.

Namun.

Aku juga takut.

Bila bunda dan Ayah mengetahui hal ini.

Pasti kena marah.

Apalagi ketahuan Allah.

Ehh udah ketahuan.

Hehe.

Maaf ya Allah.

Aku hanya ingin bahagia sebentar.

'Sesungguhnya kebahagiaan sementara yang kamu rasakan sekarang, adalah penyesalan panjang yang akan kamu terima."

Perkataan itu.

Huwaa.

Setiap aku mengingat itu.

Aku ingin putus dengan Bryan.

Tapi aku.

Dah lah.

Males.

"Aku pulang dulu ya Bryan. Hati-hati di jalan ya kamu."

"Harusnya kamu yang aku bilangin gitu. Hati-hati. Jangan sampai kurang ongkos taksi."

"Hari ini mau naik angkot aja. Enak."

"Jangan. Aku nggak mau kamu kenapa-napa."

"Uang aku menipis tau."

"Aku pinjemin dulu."

"Nggak deh."

"Ya udah, aku anter."

"Nggak."

"Ya udah, kamu naik taksi kemudian bayar di rumah. Pakai uang celengan kamu."

"Ihh dasar ngabisin uang aja."

"Nanti minta ganti bunda kamu. Atau kalau kamu mau, aku traktir makan siang sama aku."

"Ok."

Aku mencari taksi di dekat Cafe tempat kami makan bersama. Ku lihat, Bryan sudah berada di parkiran menunggu aku masuk ke dalam taksi.

Kebahagian itu sederhana. Aku buat dengan sosok yang ku cinta.

Haha.
-----
Suka📌

Udah ah, Males ngingetin.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 26, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Ter.balikWhere stories live. Discover now