Pagi-pagi gini, enak nya rebahan.
Menonton televisi dari channel kesayangan.
Kemudian tertidur pulas.
Tanpa gangguan dari siapapun.
Karena di sini aku sendiri.
"Ok, perlengkapan alat tulis udah. Buku tugas udah. Hmmm, kurang apa ya?? Ehh kurang dia, dia kok nggak jawab chat aku sih?"
Aku memang aneh.
Terkadang berbicara sendiri.
Terkadang pula bisa menangis tanpa alasan.
Ehh alasan nya selalu dia.
Aku segera mengambil tas, dan memasukkan semuanya. Termasuk hati ku yang terluka. Bercanda.
Kemudian aku berjalan menuju halte pemberhentian bus menuju kampus tercinta.
Cinta karena tanpa tugas kuliah. Wkwkwk.
"Dek, Ibu boleh duduk di samping kamu?"
Aku hanya tersenyum.
Ingin menolak, dipikir nanti pelit lagi.
Kan bukan milik aku.
Tidak menolak.
Aku takut dia marah.
Sebab yang di samping ku bukan dia.
Hahaha.
"Tentu Ibu. Dengan senang hati"
Ok, kali ini aku tidak berbohong. Ibu ini terlihat kecapean. Mungkin saja Beliau tadi berlari mengejar bus.
"Btw, adik sekolah dimana?"
Melotot mata aku, bagaimana bisa seorang Ibu sangat sempurna dalam pergaulan remaja sekarang.
"Alhamdulillah, saya kuliah bu, bukan sekolah."
"Kuliah bukannya sekolah ya dek?"
"Bukanlah bu, sekolah kan buat SD, SMP, dan SMA."
Ibu itu hanya mangut-mangut, entah pertanda apa.
"Berhenti pak," ujar Beliau.
"Saya duluan ya kak"
Kak?
Apa yang sedang Ibu itu pikirkan?
Apa aku terlihat makin tua?
"Monggo"
***
Makin melangkah ke ruang dosen.Berkurang pula keringat basah ku.
Karena ada AC nya di ruangan itu.
Lupakan.
"Assalamu'alaikum"
Bu Dosen paling angker.
Galaknya bukan main.
Tapi.
Hanya sama mahasiswa yang kurang beretika. Dia baik.
Ehh, bukan gitu.
Baik, bila mahasiswa itu beretika.
Nah.
Betul betul betul.
"Waalaikumussalam"
"Tugas nya bu, maaf saya kumpulin tugas nya terlalu pagi," sombong dikit nggak papa lah ya.
"Masih ada yang lebih pagi dari kamu."
"Wahh siapa bu?"
"Saya."
Terserah lah.
Nak cakap apapun.
Terserah beliau.
"Baiklah."
***
"Muka kusut kayak panci gosong."Lagi lagi.
Budak kecil yang satu angkatan dengan aku.
Dia sangat banyak cakep.
Ehh, cakap.
"Karena lihat dia dengan yang lain."
"Dia siapa?"
"Kamu pikir?"
Dia berpikir.
Memang.
Aku terkadang pengen ngakak.
Ada-ada aja nih bocil.
"Kemarin hape kamu mati?"
"Dari dulu keles."
"Lo bercanda. Gue tendang."
"Sepak bola di lapangan."
"Nggak perlu. Kepala kamu aku tendang sampai lapangan."
"Terserah."
Aku berbaring dengan tas.
Sejenak berpikir.
Kalau di rumah, asyik banget.
Nonton upin-ipin tayang.
Terus ketiduran.
Ehh, bangun-bangun udah disiapin makan siang.
Ok, halu dulu.
----
Suka📌
Langsung sematkan dalam perpustakaan.
YOU ARE READING
Ter.balik
RandomSuka. Iya, aku suka. Suka rebahan. Bukan. Suka ceritanya. Segera sematkan ke perpustakaan. #1 - puitis #1 - literasi #4 - waktu #6 - ceritaremaja #3 - waktu #1 - waktu #8 - ceritaremaja