; 8.i

8.2K 664 149
                                    

ingin mengumpulkan orang-orang yang dalam hati bilang, "AKHIRNYA UPDATE JUGA!!!"

(ಥ ͜ʖ ͡ಥ)

-

***


____________________

-o0o-

Keputusan yang Wonwoo utarakan ketika berada di depan makam Haera, bisa dibilang adalah hasil dari betapa ia terlalu dipengaruhi oleh sifat impulsifnya.

Setelah meminta kepada Mingyu agar mereka tidak bertemu dulu untuk sementara waktu, tentu saja Wonwoo menyesalinya. Ia tidak bisa melupakan senyum Mingyu yang penuh dengan kesedihan. Sorot matanya kosong, dan Wonwoo bisa merasakan jika Mingyu sangat membutuhkannya.

Tapi Wonwoo justru meninggalkannya.

Mingyu memang tidak mengatakannya. Tapi, dari caranya memeluk Wonwoo, dari cara Mingyu mengusap kepalanya dan mencium keningnya, Mingyu terasa sangat kesepian. Perpisahan mereka setelah dari pemakaman itu juga menghancurkan hati Wonwoo, tapi ia tetap berdiri pada keinginannya.

Sebenarnya, bukan tanpa alasan, Wonwoo meminta hal tersebut pada Mingyu. Meski malu mengakuinya—bahkan juga kepada dirinya sendiri—Wonwoo telah terpengaruh oleh kata-kata Daewon. Ia dan Mingyu bertemu bukan karena takdir.

Itu salah untuk Wonwoo. Sangat salah. Itu tidak seperti yang ia pikirkan selama ini. Meski ia tidak pernah secara langsung menyatakan jika ia dan Mingyu bertemu karena takdir, tapi bertemu karena rencana jahat seseorang juga terdengar tidak bagus. Dan karena hal inilah, sistem di dalam kepalanya kacau. Bertemu dengan Mingyu, hanya akan memperburuk keadaan.

Lalu kenapa ia sekarang merasa menyesal?

Ini karena ia tidak bisa membohongi hatinya; ia telah jatuh cinta pada Mingyu, meski sebagian egonya mengatakan jika perasaan itu hanyalah semu karena terbentuk karena keinginan Daewon—perasaan cinta itu hanya akan mengingatkannya pada semua hal yang telah Daewon lakukan padanya.

Wonwoo sakit kepala jika ia terus-menerus memikirkan nasib hubungannya dengan Mingyu. Karenanya, ia mematikan ponsel, berharap Mingyu tidak berusaha untuk menghubunginya, kemudian juga mengurung diri di kamar.

Setelah meminta Jeonghan untuk menghubungi orang tuanya ketika masih berada di rumah sakit, Wonwoo dijemput ayah dan ibunya. Meski awalnya orangtua wonwoo sempat marah karena melihat keadaan putra mereka, tapi karena wonwoo terus memaksa dan merengek, pada akhirnya dokter dan orangtuanya mengabulkan keinginan Wonwoo untuk melakukan pengobatan jalan saja.

"Teman sekamarku sinting, bu." Kata Wonwoo ketika ibu mengiterogasinya di rumah sakit.

"Dan itu bisa kita jadikan alasan untuk menuntutnya, sayang. Lihat apa yang sudah dia lakukan padamu!" Wonwoo belum pernah melihat ibunya semarah itu, dan ia bahkan tidak ingin mengoreksi.

"Tidak perlu. Dia sudah mati." Wonwoo mengatakan itu dengan amarah, tapi ia juga tidak bisa menahan kesedihannya. Ia menangis lagi, dan ibunya yang masih belum mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi, hanya bisa memberikan Wonwoo sebuah pelukan.

Wonwoo bahkan tidak bisa mengatakan kepada ibunya jika teman sekamarnya yang sinting dan sudah mati itu adalah Jung Daewon. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi ibunya jika tahu tentang itu. Saat itu, ia putuskan jika ia akan menjadikan fakta itu sebagai salah satu rahasia yang orangtuanya tidak perlu tahu.


-o0o-

Selain sibuk mengurusi lukanya yang semakin membaik, kesibukan Wonwoo di rumah adalah tidur. Ia bahkan tidak ingin menonton acara apapun di TV. Sepanjang hari ia hanya akan berada di atas kasurnya, dan baru akan keluar kamar untuk minum obat dan makan bersama keluarganya.

[✔] what happen last night? 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang