; 8.ii

12.6K 645 178
                                    

🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞

🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞

🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞

-

btw karna ini gw update tanpa final check, misal ada paragraf yg aneh plis dikomen aja ya biar bisa gw benerin hehe thank you~


happy reading, semoga ga pada mabok darat soalnya 11k words

* * *



Orang-orang hanya tahu jika Wonwoo adalah sekumpulan daging yang ditopang tulang, kemudian menghirup oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida, makan—lebih sering—dua kali sehari, tapi kenyataannya tidak. Wonwoo tidak seperti itu. Karena sebenarnya, Wonwoo adalah bentuk nyata dari pikiran berlebihan.

Ia terkadang memikirkan hal-hal kecil secara berlebihan, meski tidak terlalu terlihat; seringnya ia terlihat diam, tapi isi kepalanya sangat ramai. Kata ibunya, ini adalah kebiasaan menurun—bisa saja karena gen—karena ibu, paman, dan kakeknya juga seperti itu. Dan Wonwoo hampir tidak pernah menganggap kebiasaan ini penting maupun berbahaya karena ia yakin semua orang melakukan hal yang sama.

Jadi, ketika Wonwoo mendorong troli sambil melamun di acara belanja bulanan bersama ibunya dan Leechan, dan tindakan itu hampir membuatnya menabrak menara kaleng sarden yang sudah disusun sempurna oleh pegawai swalayan, ibunya tanpa merasa bersalah mencubit lengan Wonwoo sampai putranya itu mengaduh keras—itu bukan karena kebiasaan buruknya kambuh, itu hanya karena ibunya tidak mau terlibat urusan dengan pihak keamanan swalayan.

"Ibu!" protes Wonwoo.

"Berjalanlah dengan benar! Perhatikan langkahmu." Mata ibunya sudah melotot, bahkan siap untuk memukul Wonwoo jika dia bersikap yang lebih ceroboh lagi.

Wonwoo bersungut-sungut karena kesal dimarahi ibunya di tempat umum. Untung saja, tidak ada yang melihat. Tapi tetap saja, diperlakukan seperti itu di tempat umum—apalagi Wonwoo sudah besar—membuat Wonwoo malu dan kesal. Ia kemudian, secara tidak bertanggung jawab menyerahkan pekerjaan memegang troli belanjaan kepada Leechan, lalu pergi begitu saja. Ia bahkan sama sekali tidak lagi mengindahkan pekikan pertanyaan ibunya yang bisa saja meledak lebih dari ini.

Tapi Wonwoo tidak kabur. Dia hanya pergi jalan-jalan sendiri berkeliling pusat perbelanjaan, berusaha untuk menenangkan diri setelah insiden bersama Mingyu ketika ia menjemput Leechan, dan karena ibunya berhasil membuat moodnya semakin berantakan.

Wonwoo benar-benar tidak bermaksud jadi keparat. Tapi dia sedikit merasa seperti itu setelah keluar dari mobil Mingyu tadi. Ia seharusnya bisa bermesraan dengan Mingyu lebih lama tadi di dalam mobil, tapi dia sudah tidak tahan dengan atmosfer sedih yang ada di mobil Mingyu.

Dan sekarang, tentang ia dan ibunya.

Wonwoo dan ibunya memang lumayan sering mendebatkan hal-hal kecil. Tapi di balik itu semua, merekalah pasangan yang paling kompak di rumah. Leechan adalah anak ayah, Wonwoo sering menyebutnya seperti itu. Dan meski Wonwoo bukan anak ibu, tapi pertengkaran dan sifat yang hampir mirip memang membuat mereka jadi lebih dekat.

Wonwoo sayang Mingyu. Dan Wonwoo juga sayang ibunya. Tapi dua manusia itu, hari ini sedang membuat kepala Wonwoo sakit.

Ketika Wonwoo telah berada di lantai yang berbeda dengan ibunya dan Leechan, dan ia sedang menimbang apakah ia harus merealisasikan rencananya membeli hot wheels, ia melihat seseorang yang tampak tidak asing di toko mainan. Ia melihat seorang pria, dan ia yakin itu adalah Tuan Lee Taeyeong, pelatih lama Leechan. Wonwoo memperhatikan lelaki yang sedang melihat-lihat mainan dengan seorang anak kecil itu dengan lekat.

[✔] what happen last night? 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang