; 10.b - last chapter

7.4K 375 32
                                    

no matter how far i'll be there where you go

i'm always by your side

so would you hold my hand

i'll be there...









implicit 🔞

.




Seharusnya Wonwoo sudah menduga hal ini akan terjadi. Seperti apa yang ia alami di masa lalu, ketika dia sudah menyusun rencana yang tampak sempurna, Mingyu pergi tanpa jejak dan tanpa kabar selama bertahun-tahun. Dia patah karena ini. Belum bisa sembuh bahkan sampai waktu yang lama.

Dan sekarang, ketika ia yakin ia telah kehilangan Mingyu sepenuhnya, di saat ia telah membuat rencana pembalasan dendam yang tak kalah sempurna atas semua sakit hatinya kepada sang ayah, Mingyu hadir bak pangeran dengan kuda putih yang akan menyelamatkannya dari semua kejahatan dunia.

Tapi tentu saja Wonwoo tidak akan semudah itu kembali padanya.

Tidak peduli Mingyu pada akhirnya mengejarnya keluar gereja, tidak peduli dengan Mingyu yang berusaha membuat kaki Wonwoo berhenti melangkah cepat agar mereka bisa leluasa bicara, tidak peduli meski tangan kuat Mingyu berusaha menahannya.

"Lepaskan aku, brengsek!" Wonwoo menepis tangan Mingyu yang berusaha menahan lengannya. Wajahnya merah padam karena amarah, terlebih karena rasa kecewa. Mingyu melepaskan tangannya secepat yang ia bisa, tapi kemudian membatu, tak mampu mengatakan apa-apa.

Lihatlah wajah itu, paksa Wonwoo pada dirinya sendiri. Wajah itu adalah wajah yang selama ratusan malam kau rindukan. Tetapi tak lama kemudian Wonwoo menggeleng. Kakinya melangkah mundur, seiring dengan Mingyu yang hanya terus menatapnya. Begitu Wonwoo berbalik dan kembali berjalan, ia diliputi perasaan lega karena Mingyu tidak lagi mengejarnya.

Wonwoo tak pernah menyangka, bertemu kembali dengan Mingyu akan terasa sesakit ini. Semua sudah terlambat, pikir Wonwoo. Sudah terlambat bagi Mingyu untuk mengulurkan tangannya dan menyelamatkan Wonwoo dari jurang kehampaan. Sudah terlambat bagi Mingyu untuk meminta maaf dan berusaha menjelaskan situasinya. Karena harusnya ia melakukan ini ketika Wonwoo masih memiliki harapan padanya.

Wonwoo yang sedang menahan tangis ini, yang baru saja berdiri di hadapan Mingyu, yang masih tampak sangat terkejut itu, bukan lagi Wonwoo yang berumur dua puluh, bukan lagi Wonwoo yang berharap kekasihnya tiba-tiba datang ketika ia berkunjung ke apartemennya yang kosong dan kacau. Ia bukanlah Wonwoo yang dulu.

Wonwoo sekarang punya tanggung jawab besar berupa sepasang putri kembar. Dan Wonwoo sudah berjanji untuk hanya akan fokus pada mereka. Baginya, tidak ada lagi kisah cinta. Tidak ada lagi Kim Mingyu di hidupnya.



Tetapi tentu saja semesta senang mempermainkan Wonwoo, karena begitulah yang terjadi sejak dulu. Tepat ketika Wonwoo sudah membulatkan tekat untuk pulang kembali ke Korea, dia menemukan Seokmin berada di depan pintu kamar hotelnya. Wajah temannya itu tak kalah kacaunya.

[✔] what happen last night? 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang