CHAPTER 14

9.8K 525 3
                                    

"Ci, Habis mesra-mesraan ya?" selidik Leon.

Ally memincingkan mata menatap Leon, "Apa? Ga denger!" Wanita itu dengan cepat menuju kamarnya.

Ally malu. Perlakuan manisnya dengan Alec menjadi tontonan Leon, adiknya. Ia yakin adiknya itu akan terus meledeknya. Tak ingin berpikir panjang dengan ledekan adiknya, Dia segera mandi serta memikirkan film apa yang akan ia tonton.

Kondisi kamarnya saat ini sangat berantakan. Baju-baju berserakan di lantai dan seorang wanita yang bingung akan memakai baju apa.

"Tenang Al... ini seperti jalan-jalan biasa." Sudah sering mereka berjalan-jalan bersama, menghabiskan waktu liburan bersama tetapi Ally tidak pernah seribet ini.

Pintu kamarnya dibuka tiba-tiba, "Ci, Sahabat tercintanya sudah datang!" teriaknya padahal pendengaran Ally masih sehat. Dia melihat jam di kamarnya, belum jam tujuh.

Ally berdecik, "Kamu itu teriak-teriak di kamar orang!"

"Emang cici engga!" Ally memutar matanya.

"Ehhh tunggu!" Dia berteriak memanggil adiknya sebelum ia menutup pintu.

"Apa?" tanya Leon yang sudah berada di tahap akhir kuliahnya.

Ally segera mengambil dua dress di tangannya, "Bagus yang mana?" tanyanya.

Leon menggelengkan kepala, "Mau kemana sih? Ribet amat." Ia mengamati kedua baju yang dibawa kakaknya itu.

"Biasa, ke Mall," jawabnya.

"Gue semakin yakin kalau kalian ada apa-apanya." Ia menatap baju yang pakai kakaknya saat ini, "Bagus yang dipakai sekarang, Santai."

"Bukannya—" perkataannya dipotong oleh Leon.

"Ribet amat ke Mall pakai Dress. Pakai yang simple aja." Perkataan Leon ada benarnya. Ini kan bukan kencan? Eh... Ally memandang kaca, tidak buruk juga. Pakaian yang ia pakai saat ini memang belum pernah dipakai sebelumnya.

"Dah sana keluar!" perintahnya.

Leon menurutinya, namun belum ada beberapa detik setelah adiknya menutup pintu terdengar suara teriakan yang sialnya terdengar dari dalam kamarnya. "Mah! Ada yang mau kencan!"

"Ga kenal gue!" Ally bergidik.

Dia duduk dikursi dan mulai memoleskan make-up secukupnya. Tidak lupa ia mengecek penampilannya sekali lagi. Baju putih dengan celana jeans. Ally membuka pintu kamarnya lalu turun ke ruang tamu. Dia yakin Alec berada disana.

Alec memakai kemeja putih dan tentunya celana jeans. Dia terkejut. Memang mereka tidak berjanjian untuk menggenakan dresscode. Dia mengangguk, mengerti mengapa Leon pakaian ini.

Dugaannya benar. Alec bercengkrama ria dengan orang tuanya. Leon yang memainkan handphone tidak memperdulikan pembicaraan ketiga orang diruangan itu. Leon menyadari bahwa kakaknya telah sampai diruang tamu. Seketika tingkah jahilnya muncul.

"Yuhuuu! liat tuh... princess-nya datang!" godanya membuat pembicaraan Alec dengan Tony teralihkan. Matanya bertatapan dengan mata Alec. Pria itu tersenyum.

"Kamu dandan?" Kirana heboh melihat penampilan putrinya yang tidak biasa ini.

"Mau kencan ya dandan lah mah!" sahut Leon membuat Ally malu.

"Kita mau jalan-jalan biasa kok!" balasnya cepat.

"Anak muda..." Tony ikut menggoda.

Sadar akan Ally yang malu, Alec berdiri dan berpamitan kepada kedua orang tua Ally. "Kita pergi dulu ya mah, pah..." pamitnya

Ketika Ally sibuk mempersiapkan penampilannya, Alec memanfaatkan waktu untuk meminta izin kepada kedua orang tuanya. Walaupun Alec sering menghabiskan waktu bersama Ally.

"Ally pergi dulu, Nanti Ally pulang ke apartement."

Alec merangkul tangan Ally, seperti yang wanita itu lakukan di Apartementnya. Ally terdiam namun mengikuti yang dilakukan Alec lalu pergi keluar. Ia semakin mendekap lengan kekar itu. Seolah dunia milik berdua, mereka tidak menyadari ada tiga orang yang melihat kelakuan mereka.

Kirana menggelengkan kepala melihat kelakuan mereka, "Apa mereka hanya sekedar sahabat?"

"Sepertinya tidak," timpal Tony.

Kirana mengeluarkan handphone miliknya, "Aku akan telepon Riana untuk memastikan."

Berbeda dengan orang tuanya, Leon terdiam memikirkan kakaknya dan sahabatnya. Ia menganalisis... Apakah kakaknya sedang berusaha menarik perhatian Alec? Menurut analisinya bukankah pria itu gay? Leon berpikir keras. Terutama tingkah Alec yang menurutnya sedikit berubah terhadap kakaknya.

xoxoxo

"Jadi, kenapa datang awal? Aku belum selesai tahu!" tanya Ally sedikit kesal karena membuat Alec menunggu.

"Minta izin dulu," jawabnya. Ally menangguk mengerti.

"..."

"Mau nonton apa?"

Ally berpikir. Alec mencuri pandang kearahnya. Menurutnya, sahabatnya yang satu ini jika sedang berpikir raut mukanya sangat lucu.

"Gatau," Ally menyerah, "Nanti lihat yang ada jamnya saja." Alec menangguk.

"Sudah makan?" tanyanya.

Ally menggeleng, "Belum."

"Habis nonton kita makan ditempatku saja ya," ucap Alec perhatian, Ia harus berterima kasih kepada Adam. Ally mengangguk mengiyakan.

Suasana terasa aneh. Mereka yang biasanya saling menjahili, kali ini terlihat berbeda. Nyaman? Hanya mereka yang tahu. Namun yang pasti, jantung mereka mulai berdebar.


TBC

23/07/2020

Precious Heart [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang