CHAPTER 26

8.1K 488 6
                                    

Wanita itu membuka handphone-nya dan tersenyum membaca pesan Alec. Dia baru membacanya sekarang. Alec mengirimkan gambar dirinya yang sedang menikmati bekal yang di buatkan Ally.

Sudah kurang lebih satu bulan Ally selalu membuatkan bekal untuk Alec dan Alec yang mengantar jemputnya. Jangan lupa gombalan maut yang dilancarkan Alec untuk Ally setiap pagi. Wanita itu membalas pesan Alec.

"Al, mau apa?" tanya Elsa. Kali ini mereka berada di café dekat kantor pada jam istirahat kantor.

"Kayak biasanya saja," jawab Ally dan Elsa mengangguk paham. Ally lalu mengambil sesuatu dari dalam tasnya.

Ally membuka catatan miliknya, membaca kembali rencana untuk besok. Ya, tengah malam ini dia akan melakukan penerbangan ke Osaka, Jepang.

"Jangan lupa oleh-oleh!" ucap Elsa yang telah selesai memesan makanan.

"Ya, apa sih yang ga buat lo!" jawab Ally.

"Gue mau cogan sana bisa? Dikarungin gitu? Trus dibawa pulang?" lanturnya.

Ally mendelik, "Boleh di coba!" mereka tertawa.

"Ehhh Al... ada Cherry!" ucap Elsa heboh dan langsung menata rambutnya.

Ally membalikkan badan melihat pintu masuk dan kembali menatap Elsa. Benar saja ada Mario bersama Maylyn yang duduk tidak jauh dari mereka.

"Gimana? Oke?" tanya Elsa.

Ally mengangguk, "Kayak dia bakal liat lo aja," ejeknya.

Elsa berdecik, "Lihat aja kalau tiba-tiba datang undangan. Siap-siap—" ucap Elsa menggantung.

"Sa? Napa?" tanya Ally yang bingung karena Elsa tiba-tiba mematung.

Ally mengerutkan dahi lalu menolehkan kepala menuju pandangan Elsa. Efek Elsa yang mematung berpindah kepadanya.

"Alec... itu Alec! Duduk sama Cherry! Dan Melon?" ucap Elsa dengan heboh dan tentunya menarik seluruh perhatian café kepadanya.

Ally tersadar dan kembali menatap Elsa, "Ya, itu memang Alec. Mungkin mereka ada rapat?" jawabnya santai.

Pelayan café mengantarkan pesanan mereka dan Elsa segera meminum minumannya, lebih tepatnya menghabiskan minumannya seketika.

"Hadu kok panas sekita??? Efek ada dua cogan disini kayaknya... Gue mau nambah minum lagi dah!" ucapnya cepat dan kembali memesan minuman dingin.

Ally hanya melongo melihat reaksi Elsa yang begitu lucu. Pandangannya lalu mengawasi sekitar dan tentu saja Alec dan Mario menjadi pusat perhatian para kaum hawa. Termasuk dirinya.

Wanita itu mencuri-curi pandang ke arah Alec yang sedang meminum minumannya. Tak disangka Alec membalas pandangannya dengan senyuman yang mirip seperti mengejek? Ally memutar matanya dan kembali menatap Elsa.

"Al... Apa perasaan gue aja ya si Alec curi-curi pandang kesini?" tanyanya dengan badan yang sedikit gemetaran.

"Makan aja tuh!" jawabnya.

"Ya, makan bersama terakhir sebelum lo ngambil cuti," guman Elsa.

"Tenang, kalau bisa gue karungin cogan buat lo dah!"

Elsa menyuap makanannya, "Ngimpi!" ucapnya tidak jelas.

Handphone Ally berbunyi. Sambil menyuap makanannya, dia membuka hanphone miliknya dan membaca pesan dari Alec.

Apa sekarang pria itu menjadi narsis?

Alec mengirimkan foto selfie-nya kepada Ally. Tidak lupa foto Ally dari kejauhan yang dia ambil secara diam diam.

Alec

Send a photo

Send a photo

Ally

Apa? Aku cantik?

Alec

Kamu selalu cantik Ally...

Setelah menyelesaikan makanannya dan membayarnya, Elsa kembali memperhatikan penampilannya lewat kamera handphone. Tidak salah lagi karena jalan keluar melewati meja Mario dan tentunya Alec.

Elsa menarik napas dan mengeluarkannya, berusaha menenangkan diri karena tubuhnya kali ini memang sedikit gemetaran.

"Ayo!" ajak Ally lalu menggandeng tangan Elsa yang mematung.

Tidak lama kemudian mereka melewati meja Mario. Tidak ada Alec disitu, mungkin pria itu sedang pergi ke toilet. Mereka berdua tersenyum menganggukkan kepala memberikan salam kepada Mario yang tentunya memperhatikan mereka dan membalasnnya dengan senyum.

"Tunggu!" suara seorang pria berhasil membuat dua wanita itu membalikkan badan.

Alec menatap mereka dan tersenyum menghampiri Ally.

"Ini, milikmu..." ucap Alec membawa karet rambutnya yang tertinggal di mobil.

Ally menghampirinya dan mengambil karet itu. "Kau bisa memberikannya nanti,"ucapnya pelan sehingga hanya mereka berdua yang mendengarnya dan sedikit terkekeh melihat raut wajah Alec.

"Kalau bisa sekarang, kenapa harus nanti?" godanya pelan.

"Kau ini... sampai bertemu nanti!" pamitnya lalu kembali menghampiri Elsa yang pastinya sudah memendam heboh melihatnya berinteraksi dengan Alec. Untung saja ada pawangnya, Mario sehingga Elsa dapat menjaga sikap dan hanya menunjukan raut terkejut dengan mata yang membulat.

"Ayo Elsa! Lo mau jadi patung di sebelah Cherry?" bisiknya dan bodohnya Elsa mengangguk.


TBC
18/08/2020

Precious Heart [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang