5

163 13 0
                                    

Pallas merasa lega melihat anak yang dibawa nya itu kelihatan sangat senang menghabiskan waktu dengan nya. Tapi Pallas juga masih kepikiran, siapa orang tua anak itu? Kenapa mereka membiarkan anak mereka begitu saja di jalanan?

"Nak, siapa nama mu? Tante masih belum tahu nama kamu siapa," tanya Pallas dengan lembut.

"Maaf, aku lupa. Nama ku Aria!" jawab anak itu sambil tersenyum lebar.

"Sekarang, kita coba ke kantor polisi, dan mencari orang tua mu ya?" ajak Pallas sambil tersenyum lembut.

"Ok" jawab Aria dengan senang.

Pallas meminta supir nya untuk mengantar mereka ke kantor polisi, dan supir pribadi Pallas hanya menuruti keinginan Pallas yang merupakan bos nya juga, selain Titan.

***

"Dad pulang!" ucap Titan sambil masuk kedalam rumah nya.

Titan baru saja pulang dari rapat, dan yang terlihat hanya Haruto yang baru saja keluar dari dapur.

"Oh, hai Dad! Bagaimana dengan bisnis hari ini?" tanya Haruto melihat Titan baru pulang.

"Sangat lancar, seperti biasanya! Dimana seluruh saudara mu?" tanya Titan kembali pada Haruto.

"Koga ada di dalam kamarnya main game, Eden lagi bantuin Ryuho ngerjain tugas sekolah di ruang musik, kalau Soma dan Yuna lagi di ruang baca kena hukum sama Mom karna berkelahi di sekolah" jawab Haruto dengan jelas.

"Owh, ya... Dad lupa kalau Dad yang suruh Mom kalian untuk menghukum Soma dan Yuna berada di ruang baca ampe waktu makan malam..." ujar Titan lupa kalau dia yang meminta pada istrinya untuk menghukum Soma dan Yuna.

"Ngomong - ngomong Dad, kok masih bisa jadi saudara?" tanya Haruto pada Titan dengan penasaran.

Titan terkejut mendengar pertanyaan Haruto, Titan tidak tahu harus menjawab apa. Tapi, mustahil kalau mengatakan nya sekarang. Tambah lagi, Pallas akan merasa kehilangan jika anak - anak mereka mengetahui kebenaran nya.

"Kalau tentang itu... Nanti ada masa nya kok, Dad dan Mom ceritain pada kalian semua..." ujar Titan bingung harus mengatakan apa pada Haruto yang sudah sangat ingin tahu.

"Ok, deh! Aku mau pergi main game lagi ama Koga." balas Haruto biasa aja.

"Dan juga, lebih baik Dad pergi mandi aja sekarang. Ntar Mom ngomel nggak jelas lagi, kalau Dad nggak mandi sepulang kerja" sambung Haruto sebelum melangkah masuk kedalam lift.

Titan hanya tersenyum awkward dan benar - benar ingin menangis rasanya harus melakukan apa kalau anak - anak nya semua ingin tahu kebenaran nya. Padahal kan rencana nya Titan ingin menceritakan nya, diakhir hidupnya nanti, biar semakin ada drama nya dikeluarga ini.

Titan menaiki lift, dan memutuskan untuk pergi ke lantai 3 untuk menemui anak nya yang paling kecil berlatih musik.

***

Pallas sudah mengurus semuanya, ternyata ayah dari Aria itu mendapatkan kasus yang orang - orang duga bunuh diri. Polisi masih menyelidiki semua masalah kasus ini. Aria di ketahui oleh tetangga nya kalau Aria tidak memiliki seorang ibu.

Polisi juga ada bilang pada Pallas, kalau Aria akan diantarkan ke panti asuhan. Tapi dapat Pallas lihat kalau Aria tidak ingin itu, jadinya Pallas memutuskan untuk mengadopsi Aria.

Pallas membawa Aria pulang ke rumah baru bagi Aria, dan juga akan menemui keluarga baru juga.

"Mom, pulang!" ucap Pallas melangkah masuk kedalam rumah.

"Mom? Kenapa pulang nya lama sekali? Apa Mom sudah makan malam? Kami malah terlanjur makan duluan tadinya, kecuali Dad tentunya." ucap Koga melihat Pallas masih berdiri didepan pintu rumah yang masih terbuka.

"Sudah kok, tadi Mom sempat makan bareng ama seseorang" jawab Pallas sambil tersenyum.

"Kau nggak selingkuh kan Pallas?" tanya Titan malah berpikir hal negatif.

"Tentu saja, tidak" jawab Pallas.

"Jadi?" tanya Yuna bingung.

"Well, Mom ingin mengenalkan kalian pada seseorang..." ucap Pallas melihat ke belakang, dan bisa dilihatnya Aria masih berdiri dibalik pintu rumah seperti ada rasa takut.

"Ayo, sayang! Temui kakak mu, dan juga ayahmu yang baru." ujar lembut Pallas menggenggam tangan mungil itu.

Jujur saja, semuanya terkejut melihat ada seorang anak kecil yang dibawa oleh Pallas. Bahkan Titan pun tidak bisa berkata apapun pada Pallas setelah melihat anak itu.

"Anak - anak, Titan, perkenalkan! Ini adalah Aria, keluarga baru kita" ujar Pallas memperkenalkan Aria pada anak - anaknya dan suaminya.

"Hai, Aria! Senang melihat mu berada di keluarga ini!" ujar Ryuho duluan dengan ramah.

Sedangkan yang lain menatap Ryuho dengan tatapan yang berbeda.

"Mom, kayaknya yang lain pada benci aku dah??" ujar Ryuho tanpa berpikir sebelum mengucapkan sesuatu.

"Ryuho, kau cobalah untuk membuat Aria merasa nyaman, ya~ biar Mom yang bicara dengan yang lainnya dulu~" ujar Pallas sudah muncul aura gelapnya.

Dengan kejam nya, Pallas menarik telinga suami nya untuk mengikuti nya, dan anak - anak yang lain pun selain Ryuho dan Aria dia seret untuk pergi keruangan lain. Bahkan Eden yang baru menampakkan diri pun juga kena masalah.

"Jadi, berapa usia mu Aria?" tanya Ryuho sambil duduk dilantai untuk mencoba menyamakan tinggi nya dengan Aria.

"Lima" jawab Aria sambil melebarkan sebelah tangannya pada Ryuho.

"Aww, kau imut sekaliii" ujar Ryuho gemas melihat tingkah laku Aria.

Aria hanya membalasnya dengan senyuman lebarnya. Sepertinya Aria merasa nyaman berada dikeluarga ini.

***

Sudah waktunya untuk jam tidur, Pallas membiarkan Aria tidur dengannya malam ini bersama Titan juga. Aria sudah tidur duluan di tengah - tengah tempat tidur dalam kamarnya Pallas.

Pallas masih menyisir rambut pendek nya itu, memastikan tidak ada yang kusuk. Belum lama kemudian, Titan pun masuk kedalam kamarnya setelah selesai mengecek anak - anak tidur.

"Jadi, kita tidak akan memberikan nya kamar?" tanya Titan pada Pallas.

"Biarkan saja dia tidur bersama kita selama beberapa hari ini, biar dia merasa nyaman dengan kita kan tidak ada salahnya." jawab Pallas meletakkan sisir di atas meja riasnya.

"Hmm, aku rasa kau benar! Bisa kita tidur sekarang? Besok aku akan ada pertemuan dengan walikota" tanya Titan sambil memeluk pinggang Pallas dari belakang.

"Kalau kau mau tidur, tidak usah juga menggoda ku malam - malam begini. Ntar ku buat tuh telinga sebesar gajah mau?" ancam Pallas yang dibalas ketawa kecil dari Titan.

Titan terkadang suka mencari marahnya Pallas, karna baginya amarah Pallas sama sekali tidak menakutkan. Terlihat sangat manis bagi Titan setiap kali melihatnya kesal dan ngambek padanya.

Pallas dan Titan pun mulai baring di atas tempat tidur. Pallas tidur disebelah kiri Aria, sedangkan Titan tidur disebelah kanan Aria.

"Selamat malam, sayang~" goda Titan.

"Selamat malam, juga tirang ku tampan~" balas Pallas langsung memejamkan mata.

Bersambung

Hanya itu, bersambung. Nggak ada hal lain lagi. (okay, this is awkward already)

Brother And SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang